*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini
Beberapa dekade lalu, orang Indonesia banyak yang berkeinginan berwisata
ke Australia. Namun belakangan ini mulai berkurang, sebaliknya orang Australia
semakin banyak yang berwisata ke Indonesia terutama Bali dan Lombok. Tentu saja
itu karena faktor jarak yang begitu dekat ke Bali. Namun yang jelas, faktor
daya tarik Australia tidak banyak yang dapat ditawarkan, sebaliknya keindahan
alam Indonesia begitu beragam dijadikan sebagai destinasi wisata. Usut punya
usut, pariwisata di Indonesia (baca: Hindia Belanda) lebih dulu berkembang
daripada di Australia dan bahkan pegiat pariwisata di Australia (yang berpusat
di Sydney) tempo doeloe justru belajar dari Indonesia. Alam adalah ciptaan
Tuhan, dan keindahan alam Indonesia tidak ditemukan di Australia.
Alam Hindia Timur (baca: Indonesia) bergitu
menarik bagi orang asing sejak zaman kuno. Tentu saja karena alamnya yang
menghasilkan berbagai produk hasil bumi.Hal itulah mengapa pedagang-pedagang
India begitu nyaman dan mebentuk koloni di Indonesia sekian ratus tahun. Jaman
ini disebut era Hindoe Boedha. Lalu kemudian orang asing Tiongkok dan dari
Mesin, Arab dan Persia menyusul dan menggantikan era Hindoe-Boedha menjadi era
Islam. Kehadiran orang-orang Eropa yang didahului oleh Portugis (1511( yang
mengikuti rute perdagangan orang Moor (beragama Islam dari Afrika Utara),
seabad kemudian disusul kehadiran Belanda (1605). Tampaknya orang-orang Belanda
menyadari Hindia Timur tidak ada duanya, lalu mengusir semua orang Portugis (dan
tersisa hanya di Timor Timur) dan ingin bertahan selamanya. Lalu orang-orang
Belanda menemukan benua baru Australia. Namun Hindia Timur sudah membuat orang
Belanda ‘kenyang’ dan mengabaikan Australia. Lalu orang Inggris pertama muncul
di Australi pada tahun 1773 (James Cook). Kehadiran James Cook ini karena
Inggris kehilangan Amerika Serikat karena mengusir Inggris dan memerdekakan
diri tahun 1776. Pemerintah Inggris di Eropa memerlukan koloni baru (pengganti
Amerika Serikat). Untuk mendukung itu, skuadron Inggris dari India datang ke
Hindia Timur (1787). Australia dijadikan sebagai koloni baru sejak 1788. Upaya
Inggris mengusir Belanda dari Hindia Timur
baru tercapai sepenuhnya pada tahun 1811 setelah menginvasi Jawa. Namun
tidak lama, orang Inggris harus mengembalikannya ke Belanda pada tahun 1816.
Lalu pada tahun 1824 (Traktat London) diadakan perjanjian perbatasan Inggris
dan Belanda termasuk soal tukar guling Malaka (Belanda) dan Bengkoelen
(Inggris). Sejak itu, praktis orang Inggris tersingkir dari Hindia Timur yang
sangat diinginkan oleh Inggris. Seperti halnya Portugis (Timor Timur) dan
Spanyol (Filipina), orang Inggris hanya mendapat sisa Belanda di Semenanjung
dan Borneo Utara. Belanda menjadi penguasa tunggal di Hindia Timur (juga
disebut Hindia Belanda). Setelah Belanda melepas propertinya di Noord
Australia, West Australia dan (pulau) Tasman, pada tahun 1829 seluruh Australia
dikuasai Inggris. Dalam hal ini Belanda mempertahankan dan memiliki semua yang
terbaik, Inggris hanya mendapat wilayah sisa di tanah-tanah marjinal. Tentu
saja itu karena Belanda menyadari setelah berabad-abad bahwa Hindia Timur
(Hindia Belanda) adalah wilayah paling kaya dan wilayah paling indah.
Lantas bagaimana sejarah awal pariwisata di Australia? Seperti disebut di atas, sejak
Belanda menguasai sepenuhnya Hindia Timur (baca: Indonesia), para pegiat
pariwisata di Indonesia (baca: Hindia Belanda) mulai mempopulerkan keindahan
alam Indonesia di Eropa. Pemerintah Hindia Belanda tidak lagi hanya
mengandalkan devisa dari produk ekspor tetapi juga menangkap peluang dari para
wisatawan. Inilah yang mendasari mengapa pariwisata Indonesia lebih dulu
berkembang di Indonesia dibandingkan di Australia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.