*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Beberapa waktu yang lalu Perdana Menteri Malaysia
mengusulkan kepada Presiden Indonesia untuk menjadi Bahasa Melayu sebagai Bahasa
resmi ASEAN. Tentu saja PM Malaysia beranggapan bahwa Bahasa Indonesia adalah Bahasa
Melayu. Namun bisa ditebak Presiden Indonesia menganggap Bahasa Indonesia bukan
lagi Bahasa Melayu tetapi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan di
Indonesia. Saat mana PM Malaysia menyampaikan usul itu kepada Presiden
Indonesia menggunakan Bahasa apa tidak diketahui secara jelas, apakah Bahasa Melayu,
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Tampaknya usul PM Malaysia kepada Presiden Indonesia agar bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN jauh panggang dari api. Di luar bangsa Cina dan India, faktanya di negara (federasi) Malaysia semua lapisan masyarakat tidak konsisten berbahasa Melayu. Perdana Menteri Malaysia sendiri dalam wawancara di media berbahasa campuran bahasa Melayu dan bahasa Inggris. Sementara Presiden Indonesia konsisten menggunakan Bahasa Indonesia. Dalam sidang-sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia setiap anggota berbicara dalam Bahasa Indonesia. Semua dokumen DPR dalam satu bahasa Bahasa Indonesia. Di Dewan Rakyat Malaysia, para anggota berbicara dengan bahasa Inggris yang merusak penggunaan bahasa Melayu itu sendiri. Jadi, sebenarnya apa maksud PM Malaysia mengusulkan kepada Presiden Indonesia agar bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi ASEAN? Dengan memahami bahwa semua lapisan masyarakat Malaysia berbahasa bercampur bahasa Melayu dengan bahasa Inggris, maka usul itu mudah ditebak.
Lantas bagaimana sejarah penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia di parlemen sejak era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, ada perbedaan penggunaan Bahasa di parlemen Indonesia dengan di parlemen Malaysia. Di parlemen Malaysia hingga hari ini para anggota bercakap dengan bahasa Inggris yang merusak penggunaan bahasa Melayu. Lalu bagaimana sejarah penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia di parlemen sejak era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.





