Kamis, 08 Desember 2022

Sejarah Madura (23): Pertanian di Madura Sejak Era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda;Asam di Bukit dan Garam di Pantai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Pepatah asam di gunung garam di laut di pulau Madura, dapat diartikan garam di pantai dan asam di bukit. Fakta bahwa di pulau Madura sejatinya tidak ada gunung, yang ada adalah bukit-bukit yang rendah. Namun pantai di pulau Madura sangat sesuai dengan produksi garam. Akan tetapi kita sedang membicarakan pertanian di pulau Madura, sejarah pertanian sejak era VOC/Belanda.

Sejarah Tembakau Masuk Madura di dalam disertasi Kuntowijoyo di Universitas Columbia, 1980 berjudul: "Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940". Disebutkan di masa kejayaan tembakau, tiap selesai panen, dealer- dealer sepeda motor akan kehabisan stok karena diborong orang Madura. Tembakau di Madura erat kaitannya dengan tebu. Di masa lalu, tebu adalah simbol kapitalisme. Tahun 1870 jadi penanda masuknya kapitalisme di Indonesia. Di tahun itu, Pemerintah Hindia Belanda membuat beberapa peraturan baru yang mengubah Indonesia dari sistem jajahan ala VOC menjadi sebuah jajahan yang bersistem liberal. Perkebunan yang dulunya dimonopoli pemerintah, kini boleh diusahakan modal-modal swasta. Sistem kerja paksa dan rodi dihapus dan diganti dengan sistem kerja upah secara bebas. 'Mulai sejak itu mengalirlah modal-modal asing ke Indonesia, menggarap pertambangan, perkebunan dan pabrik-pabrik," "Walaupun pengusaha- pengusaha perkebunan tidak dapat memiliki tanah, namun mereka dapat dan berhak menyewa dari Pemerintah atau "Bumiputra”. Dan dengan kekuasaan uangnya mereka berhasil memaksa desa-desa menyewakan tanah-tanah desa dan biasanya dengan memberikan premi tertentu kepada kepala-kepala desa," Dokumen-dokumen Belanda menyebut tebu telah masuk ke Madura sejak 1835 atau 35 tahun sebelum tebu meluas di pulau Jawa. Tebu pertama diperkenalkan satu kongsi pengusaha dari Eropa. Ujicoba penanaman pertama di lahan-lahan milik Kerajaan Pamekasan dengan luas tak lebih dari 400 bau. Ketika sistem kerajaan di Madura dihapus oleh Hindia Belanda pada 1858, penanaman tebu dilanjutkan oleh pemerintah kolonial dan panennya terus meningkat hingga mencapai 10 ribu pikul pada 1860 (https://www.liputan6.com/regional/)

Lantas bagaimana sejarah pertanian di pulau Madura sejak era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, karakteristik alam di pulau Madura berbeda dengan di pantai timur pulau Jawa. Tentu saja pertanian ada di pulau Madura. Hanya saja pepatahnya menjadi asam di bukit, garam di pantai. Lalu bagaimana sejarah pertanian di pulau Madura sejak era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 07 Desember 2022

Sejarah Madura (22): Pendidikan di Pulau Madura, Sejak Kapan Bermula? Bagaimana Membaca Ulang Sejarah di Wilayah Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Bagaimana sejarah pendidikan di pulau Madura? Tampaknya kurang terinformasikan. Okelah, itu tujuan kita untuk mengetahui sejarah pendidikan di pulau Madura. Dalam hal ini pendidikan yang kita maksud adalah pendidikan modern dengan menggunakan aksara Latin. Introduksi pendidikan modern tersebut di pulau Madura baru terjadi pada era Pemerintah Hindia Belanda. Seperti di tempat lain pada masa yang sama, pendididikan dianggap sebagai bentuk upaya untuk mencerdaskan penduduk. Pada masa ini, pendidikan akan membantu untuk membaca ulang sejarah. Salah satu diantaranya sejarah pendidikan.


Membaca (Ulang) Sejarah Madura, dinarasasikan oleh AR Setiawan berdasarkan diskusi bersama Prof Dr Abdul Hadi WM. Beberapa kutipan sebagao berikut: beberapa konten kesejarahan dalam literasi yang tersedia ‘banyak bermasalah’...ada pembelokan yang secara substansi mengarah pada pembohongan sejarah…perlu dibaca dan dikonstruksi ulang dengan basis lintas keilmuan. Sejarah tidak bisa dipandang dari satu sisi ilmu sejarah saja. Unsur dan aspek kesejarahan perlu digali dari disiplin ilmu lainnya, seperti arkeologi, geografi, antropologi, ekonomi, hukum, termasuk sastra (bahasa, linguistik, dan filologi). Sebuah peristiwa di masa tertentu perlu dibaca secara komprehensif dari banyak sudut pandang… Madura, sebagai locus yang kerap terpinggirkan dari narasi besar…ada kekerabatan yang kuat antara manusia Madura dengan Jawa, Sunda, Blambangan, Bali, Bima, Melayu, Makassar hingga Aceh. Titik-titik persinggungan ini juga penting digali dan dipelajari. Untuk apa? Mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang asbabunnuzul tentang peristiwa, kejadian, dan tokoh yang membentuk kebudayaan Madura… Sebagaimana dimafhumi, sejarah yang dituliskan mayoritas adalah sejarah milik pemenang atau penguasa. Inilah pentingnya pembacaan kritis terhadap sejarah…Sejarah Madura, secara substansial sarat pertautan agama dan budaya (https://radarmadura.jawapos.com/sastra-budaya/07/08/2022/)

Lantas bagaimana sejarah pendidikan di pulau Madura, sejak kapan bermula? Seperti disebut di atas, sejarah Pendidikan di pulau Madura kurang terinformasikan. Mengapa? Itu satu hal. Hal yang lebih penting sekarang adalah bagaimana membaca ulang sejarah di wilayah Madura khususunya dalam bidang Pendidikan. Lalu bagaimana sejarah pendidikan di pulau Madura, sejak kapan bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (21): Kesehatan di Wilayah Madura; Epidemi, Dokter Belanda, Sekolah Kedokteran dan Dokter Asal Pulau Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada sejarah kesehatan di wilayah (pulau) Madura? Tampaknya tidak ada yang perduli sehingga sejarah Kesehatan di wilayah Madura kurang terinformasikan. Apa pentingnya sejarah Kesehatan di wilayah Madura? Seperti di wilayah lain, sejarah kesehatan menggambarkan bagaimana asal mula peningkatan status kesehatan, khususnya di pulau Madura sehingga penduduk di Madura sekarang menjadi lebih sehat dibandingkan masa lampau. Peran para dokter penting dalam mengatasi permasalahan awal kesehatan di Madura (epidemic). Salah satu diantara dokter tersebut adalah Dr Mohamad Anwar.


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Madura, Jawa Timur, merupakan rumah sakit satu-satunya milik Pemerintah Kabupaten Sumenep. Sebelum tahun 1973, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumenep menyatu dengan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Sumenep. Ketika itu dinamakan Kantor Malaria, kantornya berada di Jl. Dr. Soetomo, Desa Pajagalan, Kecamatan Kota, Sumenep. Pada tahun 1980 dimulai pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumenep yang terletak di Jl. Dr. Cipto No. 42 Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep (di lokasi sekarang). Pada tahun 2005 terjadi perubahan nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumenep menjadi Rumah Sakit Daerah dr. H. Moh. Anwar. Nama Dr. H. Moh. Anwar mengambil nama dokter putra daerah yang pertama kali mendharma baktikan profesinya sebagai dokter di Kabupaten Sumenep
(https://faktualnews.co/2021/03/13/)

Lantas bagaimana sejarah kesehatan di wilayah Madura? Seperti disebut di atas, sejarah kesehatan di wilayah Madura kurang terinformasikan. Dalam sejarah Kesehatan di wilayah Madura terutama di pulau Madura terkait dengan kehadiran dokter-dokter Belanda, terjadinya epedimik, dan keutamaan sekolah kedokteran dan dokter-dokter asal pulau Madura. Lalu bagaimana sejarah kesehatan di wilayah Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 06 Desember 2022

Sejarah Madura (20): Aksara Pulau Madura, Bagaimana Awal Terbentuk Aksara Madura? Persebaran Aksara-Aksara Era Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada aksara Madura? Yang jelas sudah ada penelitian tentang bahasa Madura. Disebutkan aksara Madura mirip aksara Jawa. Dalam aksara-aksara nusantara, para peneliti merujuk pada kebedaan aksara Pallawa di masa lampau. Di duga aksara asli Nusantara (seperti aksara Batak dan aksara Jawa) diturunkan dari aksara Pallawa. Pada zaman berikutnya muncul aksara Jawi (aksara Arab gundul). Sejak kehadiran orang Eropa (Portugis dan Belanda), diintroduksi aksara Latin (yang umum digunakan di Indonesia pada masa ini).

.

Abstrak: Dalam perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, tulisan memainkan peranan yang penting sekall dalam sejarah kehidupan manusia, berkenaan dengan masalah kehidupan sehari-hari, sosial, politik, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Salah satu suku bangsa di Nusantara yang masyarakatnya memiliki sistem tulisan adalah suku bangsa Madura. Masyarakat Madura menyebutnya dengan istilah carakan Madam atau aksara jaba. Disebut aksara jaba karena tulisan iniherasal dari luar Madura, yaitu Jawa. Secara fisik, bentuk maupun jumlah hurufnya memang mirip dengan tulisan Jawa, hanacaraka, hanya cara membacanya yang agak berbeda. Pada masa dahulu, aksara jaba bulcan saja digunakan sebagai sarana komunikasi melainkan juga sarana untuk menuangkan aspirasi keindahan. Sayang sekali, pada masa kini, tulisan Madura nyaris dilupakan oleh para pendukungnya, terutama generasi mudanya. Meskipun demikian, sebagai sarana sastra, fenomena tulisan Madura. di masa Ialu sampai sekarang rnasih dapat kita lihat buktinya, terabadikan dalam naskah-naskah kuno Madura. Sayang sekall, keterikatan orang pada tradisi lama seringkali menyebabkan munculnya pandangan khusus mengenai naskah-naskah lama tersebut, sehingga ada orang yang mengkultuskannya dan ada pula yang tidak memperdulikannya. Berkenaan dengan hal di atas, penelitian ini dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana peranan tulisan Madura dalam masyarakat pendukungnya, dilihat dari fenomena rnasa lalu dan kini. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa orang Madura yang dapat membaca dan menulis aksara Jawa pada masa kini sudah sangat sedikit jurnlahnya, sedangkan naskah-naskahnya pun sekarang hanya dihargai sebagai benda keramat atau benda antik yang laku dijual (Aksara dan Naskah Madura: Peninggalan Budaya Nusantara, Titik Pudjiastuti dan Muhammad Fuad, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997).

Lantas bagaimana sejarah aksara di pulau Madura, bagaimana awal terbentuk aksara Madura? Seperti disebut di atas, aksara Madura mirip aksara Jawa dan untuk itu sudah ada penelitian tentang kebedaaan aksara Madura. Bagaimana dengan persebaran aksara-aksara di Nusantara? Lalu bagaimana sejarah aksara di pulau Madura, bagaimana awal terbentuk aksara Madura?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (19):Bahasa Madura Bahasa Asli Diantara Bahasa Melayu-Bahasa Jawa; Perbedaan Dialek Bahasa di Pulau Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini   

Bahasa adalah satu hal. Bagaimana bahasa terbentuk hal lain lagi. Lalu bagaimana sejarah bahasa Madura? Dalam hal ini bahasa Madura adalah bahasa yang umumnya digunakan di pulau Madura, dimana dialek Sumenep yang dijadikan acuan. Bahasa Madura, khususnya kosa kata memiliki banyak kemiripan dengan dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Hal itu boleh jadi karena bahasa Melayu sebagai lingua franca (pulau Madura cukup terbuka) dan kedekatan pulau Madura dengan pulau Jawa.


Bahasa Madura adalah bahasa digunakan suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 8 juta orang, terutama di pulau Madura, Jawa Timur atau di wilayah disebut Tapal Kuda (Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi). Fonotaktik dalam bahasa Madura jauh lebih kompleks jika dibandingkan fonotaktik bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia. Bahasa Madura memiliki asal usul erat dengan bahasa Jawa Kuno (mengingat dalam Kakawin Nagarakretagama pupuh 15). Bahasa Madura juga memiliki serapan dari bahasa Melayu sebagai sesama bangsa Austronesia, bahasa Arab, bahasa Tionghoa, dan beberapa bahasa lainnya. Bahasa Madura juga memiliki keterkaitan erat dengan Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, dan Bahasa Bali mengingat masih merupakan satu komunitas budaya. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa Madura berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di pulau Madura sendiri ada beberapa dialek seperti Bangkalan, Bawean (di pulau Bawean), Pamekasan, Sampang, Sapudi (di pulau Sapudi) dan Sumenep. Dialek yang dijadikan acuan bahasa Madura adalah dialek Sumenep. Di pesisir pulau Jawa, bercampur dengan bahasa Jawa, disebut bahasa Madura Pendalungan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Madura, bahasa asli diantara bahasa Melayu dan bahasa Jawa? Seperti disebut di atas, bahasa Madura dianggap berbeda dengan bahasa Jawa, tetapi juga berbeda dengan bahasa Melayu. Satu yang jelas bahasa Madura memiliki perbedaan dialek bahasa di Pulau Madura. Lalu bagaimana sejarah bahasa Madura, bahasa asli diantara bahasa Melayu dan bahasa Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 05 Desember 2022

Sejarah Madura (18):Sungai-Sungai di Pulau Madura; Gunung-Gunung Rendah di Pulau Madura dan Geomorfologi Wilayah Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Sungai-sungai di pulau Madura? Tentu saja tidak dalam konteks membandingkan sunga-sungai yang panjang di wilayah Jawa Timur seperti sungai Solo dan sungai Surabaya dan sungai Brantas. Sungai-sungai besar di Jawa Timur berhulu di gunung-gunung tinggi seperti sungai Soerabaya yang berhulu di gunung Semeru. Di pulau Madura hanya gunung-gunung rendah (bukit) yang ditemukan, dimana sungai-sungai di pulau Madura berhulu. Jelas berbeda. Meski demikian, ada persamaannya. Seperti sungai-sungai di Jawa Timur, sungai-sungai di pulau Madura juga menyebabkan proses sedimentasi (terbentuknya daratan baru). Dalam hal ini kita sedang mendeskripsikan geomorfologis di pulau Madura.  


Daftar sungai di Madura semuanya berhulu di pegunungan kapur: Kali Baru, lintasan barat, laut Jawa,  melintasi Bangkalan; Kali Balige, selat Madura; Kali Klempes, selat Madura; Kali Lebak, lintasan barat, laut Jawa; Kali Pasian, selat Madura, melintasi Sumenep; Kali Pasongsongan, laut Jawa, melintasi Pasongsongan; Kali Sampang, selat Madura, melintasi Sampang; Kali Saroka, selat Madura, melintasi Saronggi; Kali Sedung, laut Jawa; Kali Semajul, selat Madura, melintasi Pamekasan; Kali Sumberbanger, laut Jawa; Kali Tambing, laut Jawa; Kali Temburu, laut Jawa, melintasi Tamberu. Kali Sampang mengalir dari utara ke selatan melintasi tiga kecamatan di Kabupaten Sampang termasuk Kota Sampang. Kali Sampang berhulu di selatan bukit Betating, desa Gunung Rancak, kecamatan Robatal dan bermuara di selat Madura, kecamatan Sampang. Sungai ini merupakan sungai utama di daerah aliran sungai (DAS) Kemuning atau kadang juga disebut DAS Bediyan seluas sekitar 382,304 km2 mencakup lima kecamatan yaitu Robatal, Karang Penang, Kedungdung, Omben dan Sampang. Sejumlah anak sungai yang bermuara ke Kali Sampang antara lain: sungai Gunungmaddah, Colak, Malaka, Bediyan, Lancaran, Batulebar, Lepelle, Arnih (Wikipedia). Sungai Sumber Pucung panjangnya 8.8 Km; Semajid (17 Km); Torbang (3.5 Km); Pengarengan (7.9 Km); Sampang (30 Km) dan sungai Sorokah (14 Km) (BPS Jawa Timur)

Lantas bagaimana sejarah sungai-sungai di pulau Madura? Seperti disebut di atas di pulau Madura terdapat beberapa sungai, namun sungainya tidak sepanjang sungai-sungai di pulau Jawa. Satu yang pasti gunung-gunung di pulau Madura rendah yang menyebabkan geomorfologi wilayah Madura berbeda dengan wilayah pulau Jawa. Lalu bagaimana sejarah sungai-sungai di pulau Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.