*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini
Siapa
Jan Willem de Stoppelaar? Mungkin warga Banyuwangi masa kini tidak penting-penting
amat. Akan tetapi buku Balambangansch
Adatrecht menjadi sangat berguna bagi para peneliti dalam memahami sosial budaya
dan hukum adat di wilayah Banyuwangi. Sejatinya penulis Balambangansch Adatrecht
adalah Jan Willem de Stoppelaar.
Banyak orang Belanda, bahkan orang Inggris merekam situasi dan kondisi di wilayah Banyuwangi dari masa ke masa, termasuk perihal yang berkaitan dengan hukum adat. Tulisan-tulisan tentang wilayah Banyuwangi semasa Pemerintah Hindia Belanda akan menjadi lebih lengkap jika disertakan hasil tulisan Jan Willem de Stoppelaar berjudul Balambangansch Adatrecht. Dalam posisi inilah nama Jan Willem de Stoppelaar penting di wilayah Banyuwangi. Balambangansch Adatrecht sendiri adalah suatu desertasi di Universiteit te Leiden, 1927. Lalu bagaimana dengan yang lainnya? Salah satu pribumi yang menulis hukum adat di Indonesia (semasa Pemerintah Hindia Belanda) adalah Alinoedin Siregar gelar Radja Enda Boemi, desertasi berjudul ‘Het grondenrecht in de Bataklanden: Tapanoeli, Simeloengoen en het Karoland’ di Universiteit te Leiden tahun 1925.
Lantas bagaimana sejarah Jan Willem de Stoppelaar? Seperti disebut di atas Jan Willem de Stoppelaar adalah penulis buku hukum adat Orang Osing dan hukum adat Balambangan di Wilayah Banyuwangi tahun 1927. Lalu bagaimana sejarah Jan Willem de Stoppelaar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.