*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Kaili mendiami sebagian besar dari Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Kabupaten
Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu, di seluruh daerah di lembah antara
Gunung Gawalise, Gunung Nokilalaki, Kulawi, dan Gunung Raranggonau. Suku Kaili juga
di wilayah pantai timur Sulawesi Tengah, di kabupaten Parigi-Moutong, Tojo
Una-Una dan Poso; desa di Teluk Tomini yaitu Tinombo, Moutong, Parigi, Sausu,
Ampana, Tojo dan Una Una, sedang di kabupaten Poso di Mapane, Uekuli dan
pesisir Pantai Poso. Orang Kaili dalam bahasa Kaili disebut To Kaili.
Bahasa Kaili adalah bahasa yang digunakan oleh etnik Kaili di Sulawesi Tengah, yang tersebar di Kabupaten sebagian Kabupaten Banggai, sebagian Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Toli-Toli, Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali, Kota Palu, Kabupaten Tojo Una Una, dan sebagian Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Sementara, bentuk puisi tidak kurang terdiri dari 20 macam bentukan, seperti Kimba, Tavaa, Gane, Paseva (kata-kata hikmah) dan Dadendate (syair berantai). Bahasa Kaili terdiri dari beberapa sub bahasa Contoh: Kaili Ledo, Inde, Da'a, Unde, Ado, Edo, Rai, Doi dan lain-lain. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kaili di teluk Palu, Donggala? Seperti disebut di atas, penutur bahasa Kaili bukan di pantai teluk luas Tomini, tetapi di pantai teluk sempit Paloe. Bagaimana dengan rumah pohon Kaili Da’a, cara memasak nasi dengan bambu dan tradisi pemujaan leluhur? Lalu bagaimana sejarah bahasa Kaili di teluk Palu, Donggala? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.