![]() |
Java Government Gazette, edisi pertama 29-02-1812 |
Mengenal Sejarah Tata Ruang Sosial Ekonomi Depok, Bogor (Buitenzorg), Jakarta (Batavia) dan Bandung (Preanger) serta Wilayah Lainnya di Indonesia (Nederlandsch Indie)
Minggu, 01 Januari 2017
Sejarah Jakarta (16): Raffles (1811-1816); Java Government Gazette, Surat Kabar Inggris di Batavia Terbit Perdana 29-02-1812
Minggu, 25 Desember 2016
Sejarah Jakarta (15): Buitenzorg Ibukotanya Blubur, Sejarah Kota Bogor yang Sebenarnya
![]() |
| Titik singgung sungai Ciliwung dan Cisadane |

Bayangkan kita
berada di tengah kota (titik origin) di masa lampau. Kita berada diantara dua
sungai besar yang sejajar yang merupakan jarak terdekat dua sungai ini (titik
singgung) yakni sungai Ciliwung dan sungai Cisadane. Diantara dua sungai besar
ini terdapat sungai kecil bernama Cipakancilan. Ke arah selatan (sisi sungai
Cisadane) terdapat panorama gunung Salak, ke arah utara panorama melandai
menuju ke laut. Ke hulu arah timur menuju pusat ibukota kerajaan Pakuan dan ke hilir
arah barat persawahan dan berbelok ke utara mengikuti aliran sungai Ciliwung
menuju laut. Titik singgung inilah pusat kota Bogor yang sekarang (Bazaar/Pasar
Bogor). Dari titik origin ini ke arah
hulu adalah kota lama (Pakuan Pajajaran) dan ke arah hilir terbentuk kota
Buitenzorg. Batas itu kini berada di Pasar Bogor dimana di pangkal jalan
Suryakencana kini dibuat gapura dengan bertuliskan ‘Lawang Suryakancana’
(lawang=pintu gerbang). Sabtu, 24 Desember 2016
Sejarah Jakarta (14): Jalan Pos, Cikal Jalan Raya; Titik Nol Casteel Batavia. Pos Pertama di Bidara Tjina
![]() |
| Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810 |
Jumat, 23 Desember 2016
Sejarah Jakarta (13): Nama-Nama Kampong Tempo Doeloe di Batavia (Jakarta)
*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Beberapa tahun sebelumnya sudah dicatat nama-nama kampong di Batavia dan sekitar (berdasaekan Almanak 1815). Di Batavia dimana terkonsentrasi orang-orang Cina dikepalai oleh seorang Majoor (Lie Tieuwko) dan dibantu oleh enam luitenant. Untuk pemimpin pribumi adalah Majoor orang Moor (Haied Lebe Ibnoo Candoo), Komanadan orang Bali di Kampong Krokot (Mohamad Japar Jenal Babandam), di Kampong Ankay (Mohamad Jedar Ismael Soojara), di Kampong Pakojan (Bojeng Abdoel Majeed), di Gustee Ankay (Mohaad Ching). Tampaknya orang-orang Bali yang sudah ada sejak awal era VOC sudah beragama Islam. Komandan orang Makassar dan orang Busgis di kampong Patooakan dan kampang Bugis (Kamalodin), di kampong Jacatra dan kampong Macassar (Abdoel Manap).Komandan orang Malajoe di kampong Malajoe (Jaman Andoella). Komandan orang Ambon di kampong Ambon (Mohamad AbdoelKadeer), Komandan orang Sumbawa di kampong Tambora (Baharan). Komandan orang Paranakan (Chinese Natives of Batavia) adalah Alimoedin. Komandan orang Jawa di kampong Manggadoea (Abdoel Somad), di kampong Patoeakan (Mohamad Sahedan) dan di kampong Loear Batang (Hauwas Kertjaya). Dari daftar ini jelas bahwa penduduk pribumi di Batavia dan sekitar dominan orang-orang yang berasal dari Jawa, Bali, Makassar, Bugis, Sumbawa, Melayu dan Ambon. Mereka ini umumnya adalah pasukan pribumi pendukung militer VOC yang tidak kembali ke kampong asal dan menetap di Batavia dan sekitar dengan membuka lahan pertanian (yang menjadi cikal bakal munculnya nama-nama kampong tersebut). Mereka inilah bersama orang Moor dan orang Paranakan (Cina) plus orang Soenda yang datang dari pedalaman yang mendukung terbentuknya komunitas pribumi awal di Batavia (yang boleh dikatakan sebagai orang Betawi yang sekarang).
Dalam perkembangannya nama-nama kampong yang teridentifikasi di Batavia dan sekitar semakin banyak (lihat Peta 1825):
Senin, 19 Desember 2016
Willem Iskander (3): ‘Iskander Effect’, Mengubah Pandangan Pemerintah tentang Pendidikan Pribumi di Jawa
![]() |
| Willem Iskander |
Willem Iskander (2): Mendirikan Kweekschool Tanobato (1862), Sekolah Guru Terbaik di Hindia Belanda
![]() |
| Nieuwe Rotterdamsche courant:, 27-07-1861 |




