Apakah ada sejarah sepak bola di Depok? Tentu saja ada. Sejarah sepak bola di Depok sesungguhnya tidak hanya sejak lahirnya klub Persikad Depok, bahkan jauh sebelumnya. Sejarah sepak bola di Kota Depok di masa lampau bahkan sejajar dengan sejarah sepak bola di kota-kota besar yang sekarang, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung. Mengapa dikatakan begitu? Mari kita lacak.
Bataviaasch nieuwsblad, edisi 15-09-1928 |
Awal Sepak
Bola di Depok
Pada tahun 1924 di Depok diselenggarakan pertandingan
sepak bola segitiga: Weltevreden (Gambir), Meester Cornells (Jatinegara) en
Buitenzorg (Bataviaasch nieuwsblad, 09-09-1924). Depok yang dalam hal ini
mewakili Buitenzorg, klub D-pok adalah klub yang didirikan oleh Gymnastiek, Muziek en Voetbal
vereeniglng Qymmuvoet di Depok. Dalam pertandingan, Depok (D-pok) kalah 0-3 melawan Militairen
(Werltevreden). Depokkers dalam menanggapi kekalahan timnya kecewa. Berita ini
dengan sendirinya menunjukkan di Depok sepak bola sudah eksis.
Artikel sejarah sepak bola di Depok ini merupakan tambahan catatan sejarah
sepak bola Indonesia yang pernah saya tulis sebelumnya tentang sejarah sepak bola
Medan, sejarah sepak bola Jakarta, sejarah sepak bola Bandung dan sejarah sepak
bola Padang dan sejarah sepak bola Bogor.
DSV
Didirikan, Dikekang Misionaris
Perhimpunan olahraga di Depok yang disebut Depoksche
Sportvereeniging (DSV) didirikan tahun 1927. Organisasi olahraga ini di tahun
pertama sudah memiliki empat cabang: tennis, sepak bola, basket dan senam.
Pembentukan sarikat olahraga ini mendapat antusiasme dari publik dan gairahnya
dari minggu ke minggu semakin tinggi. Namun baru empat bulan DSV didirikan
muncul konflik dengan gereja.
Persoalan muncul diawali dari lapangan basket. Pihak misionaris menganggap
tidak pantas laki-laki dan perempuan bermain basket secara bersama-sama. Pihak
zending juga khawatir hari Minggu juga dimainkan. Atas gugatan ini, dilakukan
beberapa kali konferensi yang akhirnya gadis-gadis muda diizinkan bermain
basket dengan anak-anak laki-laki. Hore! Namun dua bulan kemudian basket dan
senam tampak menghilang. Awalnya kami sangat bersemangat, berjalan lancar dan
nyaman. Kini semua redup. Kota kami belum matang untuk kehidupan berserikat.
DSV kini ditaruh di dalam botol. Demikian tulis seorang pembaca pada surat
kabar Bataviaasch nieuwsblad, edisi 15-09-1928. Lalu pembaca menulis pada
Bataviaasch nieuwsblad, 17-12-1928: ‘...Pengurus DSV dalam tidur nyenyak! Kegiatan yang selama ini tampak gadis-gadis
ceria di pinggir lapangan rok biru, blus putih dan pita merah genit tidak
terlihat lagi. Tenis sekarang tidak lagi dengan pakaian minim. sepak bola
merana dan demikian juga dengan permainan basket...’
Itulah gambaran awal tentang olahraga dan khususnya sepak
bola di Depok. Pada persemaian pertama, layu sebelum berkembang. Namun, olahraga bukanlah bunga dan
tentu saja sepak bola tidak memerlukan siraman rohani. Sepak bola adalah suatu permainan:
game para anak-anak laki-laki. Animo yang tinggi dari masyarakat, sepak bola di Depok tidak terbendung. Para misionaris menyerah. Lantas di Depok berdiri klub sepak bola pertama: SIOD.
Klub Sepak
Bola Depok: SIOD
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sepak Bola
di Depok Semakin Berkembang: Alva, Deto, WIK
Tunggu deskripsi lengkapnya
Suporter Sepak Bola di Depok
Pada dasarnya bagian terpenting dalam dunia sepakbola adalah penonton.
Ukuran kualitas pertandingan sepakbola dapat dilihat dari kehadiran penonton.
Kualitas dari penonton dapat diukur dari partisipasinya dalam mendukung salah
satu klub. Dukungan fanatic yang diberikan penonton terhadap klubnya disebut
suporter. Para suporter ini selalu membicarakan dinamika klubnya dan selalu
hadir ketika klubnya bertanding. Adakalanya suporter ini mendukungnya kemana
klub mereka itu melakukan lawatan.
Si Oranye VIOS (Jakarta) dan Si Biru Sidolig (Bandung)
|
Pada masa ini di Depok, selain mendukung Persikad, suporternya juga adalah pendukung
fanatik Persjia Jakarta. Setiap Persija bertanding di Jakarta, suporter dari
Depok turut berduyun-duyun ke Jakarta. Gambaran yang sekarang, mirip dengan
gambaran masa lampau ketika suporter Depok memberikan dukungannya kepada dua
klub di Batavia: VIOS dan Oliveo. Untuk sekadar diketahui klub Vios Batavia
adalah semacam cikal bakal The Orange Persija. Klub VIOS seragamnya juga
oranye dengan
celana warna hitam. Sedangkan Sidolig (cikal bakal Persib) Badoeng dengan
seragam biru putih (balauw-witten) Lihat iklan pertandingan tahun 1927 antara
VIOS dan Sidolig.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber
utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
sangat menarik sejarah sepak bola depok
BalasHapusApa ada buku acuan sumber sejarah sepakbola kota Depok?
BalasHapusBung Anthony, setahu saya belum ada. Hal itulah salah satu alasan kuat mengapa artikel ini dibuat. Semoga saja suatu waktu nanti, artikel ini dapat dikembangkan menjadi buku. Pada artikel ini tidak semua narasi diupload.
Hapus