Jembatan Merah di Surabaya sangat terkenal
dari doeloe hingga ini hari. Jembatan ini berada di tengah kota yang
menghubungkan sisi barat dan sisi timur Kali Mas (eks sungai Soerabaja).
Jembatan ini masih eksis hingga ini hari. Pada masa ini Jembatan Merah
menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun.
Jembatan Merah Soerabaja, 1860 |
Nama
jembatan merah berasal dari bahasa Belanda (roode brug). Nama jembatan merah
sudah disebutkan ada di Batavia, yakni di selatan Goenoeng Sahari (lihat
Bataviasche courant, 28-09-1822) dan
dekat Pintoe Besi (lihat Bataviaasch handelsblad, 12-02-1875). Sebutan
‘jembatan merah’ sudah sejak lama ada di Belanda yang disebut ‘roode brug’
(lihat Oprechte Haerlemsche courant, 13-01-1685). Tidak diketahui jelas mengapa
suatu jembatan tertentu disebut roode brug (jembatan merah). Jembatan merah
terdapat di Rotterdam (Oprechte Haerlemsche courant, 16-11-1700).
Pertanyaannya: Sejak kapan nama jembatan
merah (roode brug) disebut di Soerabaja? Selanjutnya, sejak kapan jembatan
tersebut dibangun? Jembatan Merah di Surabaya ini tentu begitu penting, karena
selain tempat bersejarah, jembatan ini masih berfungsi (ramai) hingga saat ini.
Setiap orang yang melalui jembatan ini, tetunya ingin tahu sejak kapan jembatan
ini ada. Mari kita telusuri berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.
Roode Brug di Surabaya
Jembatan Merah berada di dekat Kantor Residen Soerabaja. Jembatan Merah di Surabaya diduga belum ada hingga tahun 1830. Hal ini dapat diidentifikasi dari sketsa/lukisan Kantor Residen Soerabaja. Meski demikian, di sungai Kali Maas sendiri sudah ada terdapat jembatan.
Bataviasche courant, 28-09-1822 |
Residen Surabaya mengeluarkan peraturan (dan
sanksi) untuk menjaga jembatan dan properti yang terkait (bruggen of andere
werken van den waterstaat) Kali Emaas (Javasche courant, 14-03-1829). Tahun
keluarnya peraturan ini adalah tahun-tahun terakhir Perang Jawa. Untuk
mengantisipasi ekses dari berakhirnya Perang Jawa boleh jadi peraturan ini
dibuat oleh Resident van Soerabaja.
Lokasi jembatan ini berada di sekitar rumah
Bupati Soerabaja (di arah hulu rumah Resident). Sebab jalan pos
Trans-Java masih berada di sekitar rumah Bupati (kini Jembatan). Jembatan yang ada ini diduga
masih terbuat dari kayu. Jembatan ini besar kemungkinan jembatan yang dibangun setelah
era pembangunan jalan pos Trans-Java (era Daendels). Jalan pos ini
menghubungkan utara di Gresik dengan selatan di Pasoeroang melalui Soerabaja.
Kapan jembatan merah dibangun belum ada data
dan informasi yang akurat. Meski demikian, nama Roode Brug di Surabaya sudah
diberitakan tahun 1858 (De Oostpost: letterkundig, wetenschappelijk en
commercieel nieuws- en advertentieblad, 25-02-1858). Disebutkan roode brug ini
di Kembang Jepoon. Ini juga berarti nama
Kembang Jepoon paling tidak sudah muncul tahun 1858.
Pembangunan jembatan merah besar kemungkinan
dilakukan (diintegrasikan) bersamaan dengan pembangunan Rumah Residen yang
baru. Pembangunan dua situs utama di Soerabaja ini antara tahun 1830 dan 1858.
Kapan tepatnya masih memerlukan penelusuran lebih lanjut.
Java-bode, 21-05-1875 |
Jembatan
Merah di Buitenzorg tidak diketahui secara pasti kapan dibangun. Namun
demikian, jembatan yang menghubungkan pusat Kota Buitenzorg dengan Land Semplak
ini sudah terdeteksi namanya pada tahun 1855 dengan nama Roode Brug (Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1855).
Penyebutan dengan nama Jembatan Merah untuk Roode Brug di Buitenzorg baru
muncul tahun 1875. Seorang pemasang iklan di surat kabar Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-05-1875 menulis
Djambatang Merah. Jembatan Merah sendiri berada di Kampong Gardoe. Disebut
gardo karena di tempat itu terdapat
gardu listrik (kini, Kantor PLN Bogor).
Teknologi pembangunan jembatan di Hindia
Belanda sudah sangat berkembang. Insinyur-insinyur Belanda cukup piawai untuk
urusan konstruksi air seperti kanal, bendungan dan irigasi. Jembatan pertama
yang dibangun di Hindia Belanda adalah Jembatan Buitenzorg (kini Jembatan
Warung Jambu) di atas sungai Tjiliwong pada era Daendels. Jembatan kedua di
atas sungai Tjiliwong adalah Jembatan Kwitang di Batavia yang menghubungkan
Oosterweg dengan Westerweg di Weltevreden menuju
Tanabang (lihat Bataviasche koloniale courant, 26-10-1810). Setelah Buitenzorg dan Batavia, konstruksi jembatan
berikutnya dibangun di Semarang dan Sourabaja.
Jembatan terpanjang di Hindia Belanda (-18791883) |
Jembatan terpanjang di Hindia Belanda
terdapat di Afdeeling Padang Sidempoean yang berada di atas sungai Batangtoro. Jembatan
ini menghubungkan Kota Sibolga dengan Kota Padang Sidempoean. Jembatan
Batangtoroe dibangun tahun 1879 dan selesai dibangun tahun 1883. Jembatan ini
panjangnya 110,23 meter dan lebar 5.54 meter yang dikerjakan oleh arsitek Ir.
A. Eisses. Bahan-bahan yang digunakan selain beton, besi juga menggunakan kayu
yang dengan panjang 30 meter dengan lebar 60 cm. Lokasi jembatan ini berada di
daerah hilir jembatan rotan (yang lama) yang mengambil lebar sungai dengan
kedalaman sungai yang rendah dimana diantara dua sisi sungai terdapat pulau.
Deskripsi jembatan ini dapat dibaca dalam Sumatra-courant: nieuws- en
advertentieblad, 08-05-1883. Disebutkan bahwa jembatan ini kala itu adalah
kebanggaan keberhasilan sipil di Nederlandsch Indie. Pembangunan jembatan ini
menelan biaya f140.000 (dan juga menelan banyak korban karena jatuh dan
hanyut). Jembatan ini menjadi jembatan terpanjang yang pernah ada (hingga tahun
1883).
Jembatan teknologi tradisional |
Jembatan di Era Perang Kemerdekaan
Jembatan Merah menjadi lokasi pertempuran di
Surabaya. Jembatan Merah di Bogor juga menjadi lokasi pertempuran. Hal ini juga
yang terjadi di Jembatan Batang Toroe. Jembatan memang strategis untuk
pertempuran yang didahului penghadangan dan penyergapan.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Salam kenal dari rentalmobildisurabaya.com, kami melayani rental mobil di seluruh area surabaya, armada kami : Expander 2018, RUSH 2018, Mobillio, ERTIGA NEW , INNOVA , REBORN, PAJERO, FORTUNER, HIACE 15 SEAT, ELF LONG 19 SEAT, ALPHARD TRANSFORMER.
BalasHapusUntuk warga kediri : sewa mobil kediri
belum sempat ke jembatan merah
BalasHapus