*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
Kabupaten Sukabumi di era kolonial Belanda hanya ada dua. Bupati yang pertama adalah Soeria Natabrata dan bupati yang kedua adalah Soeria Danoeningrat. Mereka bedua adalah sepupu dari garis keturunan Bupati Soemedang. Posisi Bupati Soekaboemi sempat lowong (selama hampir satu tahun) karena Bupati Soeria Natabrata sudah pensiun. Soeria Danoeningrat diangkat menjadi Bupati Soekaboemi pada tanggal 31 Mei 1933.
Kabupaten Sukabumi di era kolonial Belanda hanya ada dua. Bupati yang pertama adalah Soeria Natabrata dan bupati yang kedua adalah Soeria Danoeningrat. Mereka bedua adalah sepupu dari garis keturunan Bupati Soemedang. Posisi Bupati Soekaboemi sempat lowong (selama hampir satu tahun) karena Bupati Soeria Natabrata sudah pensiun. Soeria Danoeningrat diangkat menjadi Bupati Soekaboemi pada tanggal 31 Mei 1933.
Bupati Soekaboemi Soeria Danoeningrat |
Ada
perbedaan waktu antara berakhirnya masa jabatan bupati Soeria Natabrata dengan
berawalnya jabatan bupati Soeria Danoeningrat. Ini bukan kasus pertama di
Residentie Preanger Regetschappen. Namun yang menjadi soal adalah mengapa pada
masa ini 'dies-natalis' dicatat pada tahun 1930. Itu satu hal. Hal lainnya,
yang penting adalah mengapa Soeria Danoeningrat yang dipromosikan menjadi Bupati Soekaboemi dan
bagaimana Soeria Danoeningrat mendapatkannya? Untuk itu mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Awal Karir Soeria Danoeningrat
Menjadi Bupati Soekaboemi
Di Kota
Buitenzorg (kini Bogor) ada dua sekolah tinggi yakni Sekolah Pertanian (Landbouwschool)
dan Sekolah Kedokteran Hewan (Veeartsenschool). Soeria Danoeningrat diterima pada
tahun pertama di Landbouwschool pada tahun 1909. Pada tahun 1909 ini Sorip
Tagor berada pada tahun ketiga di Veearsenschool. Pada tahun 1912 Soeria
Danoeningrat lulus di Landbouwschool dan Sorip Tagor lulus di Veearsenschool. Dua
sekolah tinggi ini menjadi cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB Bogor).
Lama studi di Landbouwschool tiga tahun, sementara lama studi di
Veeartsenschool empat tahun. Pada saat Soeria Danoeningrat berada di tingkat
tiga, Abdul Azis Nasution baru masuk di tingkat satu Landbouwschool. Sorip
Tagor dan Abdul Azis Nasution sama-sama berasal dari kota Padang Sidempoean. Sorip
Tagor melanjutkan studi kedokteran hewan ke Belanda dan meraih gelar dokter hewan
(dokter hewan Indonesia pertama), Kelak nanti, ketika Soeria Danoeningrat
menjadi Bupati Soekaboemi, Dr. Sorip Tagor setelah pensiun sebagai kepala Dinas
Peternakan Residentie (West) Preanger memilih tinggal di Soekaboemi (ibu kota
Residentie West Preanger). Sorip Tagor Harahap kini lebih dikenal sebagai kakek
buyut Inez Tagor dan Risty Tagor.
Setelah
lulus Landbouwschool, Soeria Danoeningrat diangkat pemerintah sebagai petugas
pertanian di Pangalengan, Afdeeling Bandoeng. Namun tidak lama kemudian
meninggalkan jabatan ahli pertanian dan melamar di pemerintahan. Soeria
Danoeningrat memulai karir di pemerintahan sebagai mantri polisi di
Pangalengan. Soeria Danoeningrat sebagai mantri polisi diusulkan menjadi kandidat
pejabat administrasi inlandich (semacam CPNS pada masa ini).
Pada tahun 1916 setelah Soeria Danoeningrat menjadi
pegawai pemerintah (semacam PNS) dipromosikan menjadi Asisten Wedana di
onderdistrict Benda, district Tjitjoeroek, Afdeeling Soekaboemi (lihat De
Preanger-bode, 18-05-1916). Pada tahun 1922 Soeria Danoeningrat mengalami
mutasi menjadi Asisten Wedana di Tjikembar/Nagreg (lihat De Preanger-bode, 05-09-1922).
Sejak
1921 di (pulau) Jawa dibentuk tiga provinsi:
West, Midden dan Oost. Province West Java meliputi wilayah Batavia, Banten,
Preanger dan Tjirebon. Dalam reorganisasi pemerintahan ini Residentie Preanger
Regentschappen dibagi dua wilayah (West Preanger beribu kota di Soekaboemi dan
Oost Preanger beribu kota di Bandoeng).
Dalam hubungan ini Soekaboemi dipisahkan dari
Tjiandjoer dengan mengangkat Bupati Soekaboemi yang pertama. Untuk posisi Bupati Soekaboemi
diangkat Raden Soeria Natabrata (lihat De Preanger-bode, 13-07-1921).
Pada tahun 1925 di Afdeeling (Regentschap)
Soekaboemi dibentuk dewan kabupaten (Regentschapraad). Untuk memenuhi anggota
dewan dilakukan pemilihan (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 24-09-1925). Untuk
sekadar tambahan bahwa Kota (Gemeente) Soekaboemi sudah memiliki dewan kota
(gemeenteraad) sejak 1914 (pada tahun pembentukan Gemeente Soekaboemi).
Soeria Danoeningrat sebagai Asisten Wedana di
Onderdistrict Tjikembar, District Tjitjoeroek, Afdeeling Soekaboemi menjadi
Wedana di District Meester Cornelis, Afdeeling Meester Cornelis. Pada tahun
1928 Soeria Danoeningrat diangkat menjadi anggota dewan kota (Gemeenteraad)
Meester Cornelis (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-07-1928).
Pada
tahun 1930 beredar kabar bahwa Bupati Soekaboemi akan memasuki pensiun. Entah
bagaimana kandidat Bupati Soekaboemi belum mengemuka. Tampaknya pemerintah
pusat punya strategi lain yakni dengan mempromosikan Soeria Danoeningrat sebagai Patih Soekaboemi.
Kebijakan ini sesuatu yang lain. Sebab jabatan Bupati akan lowong.
Pada tahun 1931 Soeria Danoeningrat akan
dipromosikan sebagai Patih Soekaboemi. Disebutkan Soeria Danoeningrat akan
menggantikan Patih Soekaboemi Raden Demang Karnabrata (lihat Soerabaijasch
handelsblad, 09-07-1931). Karnabrata disebutkan akan pensiun terhitung tanggal 7
September 1931 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-07-1931).
Raden Rangga Karnabrata diangkat menjadi Patih Soekaboemi sejak 1921 (lihat De
Preanger-bode, 29-12-1921). Tampaknya Bupati dan Patih Soekaboemi memulai di
tahun yang sama dan berakhir pula di tahun yang sama.
Akhirnya
kepastian Soeria Danoeningrat diangkat sebagai Patih Soekaboemi diberitakan
surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 27-11-1931. Disebutkan untuk Patih Soekaboemi
adalah Raden Kandoeroean Soeria Danoeningrat, yang saat ini menjabat sebagai districtshoofd
di Meester Cornelis. Beberapa hari kemudian Bataviaasch nieuwsblad, 03-12-1931
memberitakan bahwa besok Soeria Danoeningrat dilantik sebagai Patih Soekaboemi.
Setelah Soeria Danoeningrat dilantik menjadi Patih Soekaboemi (9/12/1931)
jabatan Bupati Soekaboemi yang lowong tidak segera diisi. Untuk sementara
fungsi Bupati Soekaboemi dijalankan oleh Patih Soeria Danoeningrat.
De Indische courant, 07-04-1933: ‘Bupati Soekaboemi. Patih saat ini kemungkinan besar.
Lowongan kerja Bupati di Soekaboemi masih belum terpenuhi. Fungsi ini sekarang
telah dilakukan selama hampir satu tahun oleh Patih Raden Soeria Danoeningrat.
Surat kabar Bataviaasch nieuwsblad mengetahui bahwa penunjukan definitif Bupati
sekarang dapat diharapkan segera dan bahwa Patih tersebut disebutkan sebagai
kandidat yang paling kuat untuk ini’.
Pada
tanggal 31 Mei 1933 terbit Keputusan Gubernur Jenderal untuk mengangkat Bupati
Soekaboemi yakni Soeria Danoeningrat. Pernyataan ini disampaikan Gubernur West
Java CA Schnitzler pada saat melantik Soeria Danoeningrat sebagai Bupati
Soekaboemi (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 22-06-1933).
Upaca pelantikan dilakukan di Soekaboem pada tangga 22 Juni 1933 yang dimulai
pukul 11. Pelantikan dimulai dengan pembacaan surat keputusan dan kemudian
diikuti sumpah.
Het nieuws van den dag voor NI, 22-06-1933 |
Soeria Danoeningrat Setia Belanda:
Riwayat Pangeran Kornel
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pertemuan Dua Kawan Lama: Soeria
Danoeningrat dan Sorip Tagor Harahap
Saya sangat tertarik dengan artikel ini
BalasHapusRd.demang karnabrata adalah leluhur saya
BalasHapusMaaf, Boleh saya tahu silsilah R Karnabrata ? Bisa email saya, saya ingin tau silsilah
HapusSaya belum punya silsilah R Karnabrata sejauh ini. Boleh jadi para pewarisnya yang mengetahuinya. Kalau ketemu saya akan tambahkan pada kolom komentar ini Bung Galih.
Hapus