*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini
Wilayah
negara Australia terdiri dari beberapa negara bagian dan wilayah. Negara bagian
(semacam provinsi) adalah New South Wales, ibu kota di Sydney; Victoria
(Melbourne); Queensland (Brisbane); South Australia (Adelaide); West Australia (Perth);
dan Tasmania ibu kota di Hobart. Sedangkan wilayah diantaranya Wilayah Ibu Kota
Australia (Canberra), Wilayah Australia Utara (Darwin) dan Kepulauan Cocos di
selatan (pulau) Jawa dengan ibu kota di Keeling. Tasmania adalah satu-satunya negara bagian
Australia yang tidak terletak di daratan Australia.
Pulau Tasmania sangat terkenal, suatu pulau
besar di sebelah selatan (benua) Australia. Di sebelah utara pulau ini dipisahkan dari
daratan Australia oleh suatu selat (Selat Bass). Wilayah paling
bergunung-gunung adalah wilayah Dataran Tinggi Tengah. Gunung tertinggi di
Tasmania adalah Gunung Ossa dengan ketinggian 1.617 M. Sebagian besar Tasmania
masih berhutan lebat, dengan Taman Nasional Barat Daya dan kawasan sekitarnya
yang memiliki beberapa hutan hujan sedang terakhir di Belahan Bumi Selatan. Dengan
topografinya yang tidak rata, Tasmania memiliki banyak sungai. Beberapa sungai
terbesar di Tasmania telah dibendung di beberapa titik untuk menghasilkan
tenaga air. Banyak sungai dimulai di Dataran Tinggi Tengah dan mengalir ke
pantai. Pusat populasi utama Tasmania terletak di sekitar muara (beberapa di
antaranya bernama sungai). Tasmania dinamai menurut nama pelaut Belanda
Abel Tasman, orang Eropa pertama yang mengunjunginya pada tanggal 24 November
1642. Abel Tasman sendiri menamai pulau tersebut Anthony van Diemen's Land (nama
Gubernur Jenderal VOC).
Lantas
bagaimana sejarah Pulau Tasmania? Seperti disebut di atas, pulau ini kali pertama
dikunjungi orang Eropa tahun 1642, Abel Janszoon Tasman semasa
Gubernur Jenderal VOC berkedudukan di Batavia (kini Jakarta) Anthony van
Diemen. Lalu
bagaimana pulau Tasman atau pulau van Diemen jatuh ke tangan orang Inggris? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Penemuan Pulau Tasmania
Abel Janszoon Tasman bukanlah nama
penting, hanya seorang pelaut Belanda. Nama yang penting adalah Anthony van
Diemen yang menjabat sebagai Guburnur Jenderal VOC (Belanda) pada tahun 1636
(berakhir tahun 1645). Satu hal yang penting pada saat permulaan jabatan van
Diemen adalah kedatangan delegasi (dari pulau) Bali menemui Guburnur Jenderal Anthony
van Diemen di Batavia untuk meminta bantuan VOC untuk turut menyerang
Banyuwangi (yang khawatir diduki Mataram yang beragama Islam). Permintaan itu
diterima, tetapi ditunda untuk sementara waktu karena VOC sedang bermasalah
dengan (kerajaan) Gowa.
Abel Janszoon [Jansen] Tasman (lahir di Belanda 1603). Saat
kelahiran Abel Tasman ini, Frederik de Houtman dibebaskan di (kerajaan) Atjeh dan
tiba di Belanda dan menerbitkan kamus bahasa Belanda-Melayu (yang
diselesaikannya selama ditahan di Aceh), Frederik de Houtman ditahan di Aceh ketika pelayaran kedua yang dipimpin
oleh Cornelis de Houtman diserang di Acheh dan Cornelis de Houtman sendiri
tewas. Pelayaran pertama Belanda ke Hindia Timur dipimpin oleh Cornelis de
Houtman sejak 1595 dan tiba di Bali Februari 1597 sebelum kembali ke Belanda.
Frederik de Houtman adalah adik dari Cornelis de Houtman yang juga turut dalam
pelayaran Belanda pertama tersebut. Dalam hal ini Abel Tasman adalah pelaut
Belanda yang kesekian ke Hindia Timur yang bekerja untuk VOC. Tasman berlayar dari
Texel (ibu kota VOC di Belanda) dan tiba di Batavia pada tahun 1633. Lalu Abel
Tasman ke Maluku. Di Pulau Seram kapal Abel Tasman mendarat tetapi diserang
namun sebagian pelautnya berhasil selamat. Ujian pertama Abel Tasman dalam
navigasi pelayaran. Pada ekspedisi VOC ke Pasifik Utara 1639 er Gubernur
Jenderal A van Diemen yang dipimpin oleh Matthijs Quast, Abel Tasman ikut serta
dan menemukan pulau Formosa.
Pada tahun 1642, Gubernur Jenderal Antonie van
Diemen mengirim ekspedisi ke wilayah lain yang belum dikenal di selatan. Tim
ini dipimpin oleh Abel Janszoon Tasman dan Franchoijs Jacobszoon Visscher
dengan dua kapal [Jacht] Heemskerck dan [Fluijt Schip] Zee Haen, berangkat dari
Batavia lewat Straat van Sunda. Tujuan ekspedisi ini seperti ekspedisi-ekspedisi
sebelumnya adalah untuk mendapatkan gambaran umum wilayah tersebut, Pelayaran
ini kemudian mengarah ke barat di Mauritius Eiland; sebelah timur Madagaskar.
Peta pelayaran Abel Tasman ini dikutip oleh Francois
Valentijn di dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1724 (peta ini disalin oleh J.
van Braam dan Gerard onder de Linden), Dalam peta ini, Abel Tasman memulai
pelayaran dari Pulau Mauritius melalui bagian selatan Lautan Hindia dan tiba di
sisi barat daya pulau di selatan Nova Hollandia (baca: Benua Australia) yang
kemudian disebut van Diemens Land (kini pulau Tasman). Setelah menyusuri
selatan pulau Tasman, Abel Tasman menyeberang ke arah timur dan menemukan
pantai barat daya Nova Zeelandia (Selandia Baruyang sekarang). Dari pantau
utara Selandia Baru bergerak ke arah utara dan berbalik ke arah barat hingga ke
pantai utara pulau Nova Guinea dan land der Papoea terus ke Amboina (pulau
Ceram) hingga berakhir di Batavia, West Java (1643). Penemuan pulau Tasman ini
tepat pada tanggal 24 November 1642 dan Pulau Selandia Baru pada tanggal 13 Desember
1642, Nama pulau besar diberi nama van Diemens Land dan teluk besar di Pulau
Tasman kemudian diberi nama Frederik Hendrik Bay, dimana kini terdapat kota
Hobart. Nama-nama pulau kecil diberi nama sesuai dengan nama-nama anggota dewan
Oost Indisch saat itu. Nama teluk besar di Selandia Baru diberi nama Tasman Bay
dimana kini terdapat kota Wellington.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pulau Tasmania Era Inggris
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar