Jumat, 10 September 2021

Sejarah Makassar (72):Pulau Tobeo Pemisah Daratan Semenanjung Tenggara Sulawesi dan P. Muna; Riwayat Tobeo Tempo Doeloe

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini

Selain di Baubau, kota pelabuhan diantara pulau Buton dan pulau Muna di pantai Buton di wilayah selatan, di wilayah bagian utara terdapat nama yang dianggap penting sejak lama yakni Tobeo, suatu pulau yang memisahkan antara daratan semenanjung tenggara Sulawesi dan pulau Muna. Lantas apa keutamaan Tobeo di masa lampau dan apa pentingnya nama Tobeo pada masa kini. Pulau ini kini secara geografis berada dekat di wilayah kabupaten Muna Barat, tetapi masih menjadi bagian kabupaten Muna (kecamatan Towea).

Pada tahun 2014 kabupaten Muna dimekarkan dengan membentuk kabupaten Muna Barat. Kabupaten Muna Barat ibu kota di Laworo (kecamatan Sawerigadi). Kabupaten Muna Barat teridri dari 11 kecamatan (Lawa, Tiworo Kepulauan, Sawerigadi, Maginti, Barangka, Kusambi, Wadaga, Tiworo Tengah, Tiworo Utara, Tiworo Selatan dan Napano Kusambi). Di kecamatan Tiworo Kepulauan terdapat benteng tua masa lampau. Sementara itu di kabupaten induk, kabupaten Muna (ibu kota di Raha) terdiri dari 22 kecamatan (Katobu, Batalaiworu, Duruka, Lasalepa, Napabalano, Towea, Watopute, Kontunaga, Lohia, Tongkuno, Tongkuno Selatan, Bone, Marobo, Parigi, Kabawo, Kabangka, Kontu Kowuna, Wakorumba Selatan, Maligano, Pasir Putih, Pasikolaga dan Batukara).

Lantas bagaimana sejarah (pulau) Tobeo? Seperti disebut di atas pulau Tobeo kini berada di kecamatan Towea, kabupaten Muna yang berbatasan dengan kabupaten Muna Barat. Pulau Tobeo adalah pulau penting di masa lampau, suatu pulau yang memisahkan daratan semenanjung tenggara Sulawesi dengan pulau Muna. Lalu mengapa di masa lampau mengapa pulau Tobeo tidak dimasukkan ke Konawe dan mengapa pula kini pulau Tobeo tidak dimasukkan ke kabupaten Muna Barat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Tobeo: Antara Konawe dan Muna

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pulau Tobeo: Riwayatmu Doeloe

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar