*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hingga saat ini ada tiga provinsi di Indonesia yang belum miliki pahlawan Indonesia bergelar Pahlawan Nasional yakni Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Di provinsi Papua Barat adalah Pahlawan Nasional Machmud Singgirei Rumagesan sedangkan di provinsi Papua ada empat Pahlawan Nasional Johannes Abraham Dimara, Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey. Yang menarik Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey ditabalkan secara bersamaan (dengan SK yang sama, 1993)..
Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional asal Papua Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey? Seperti disebut di atas, masih ada satu lagi Pahlawan Nasional asal provinsi Papua yakni Johannes Abraham Dimara. Lalu bagaimana sejarah Pahlawan Nasional asal Papua Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan-Pahlawan Indonesia Asal Papua: Pahlawan Nasional Johannes Abraham Dimara
Sebelum dideskrispikan Silas Papare dkk, ada baiknya dideskripsikan nama Johannes Abraham Dimara. JA Dimara adalah pemimpin rakyat di pulau Biak. Pulau yang berada di teluk Cendrawasih. Pulau Biak sudah dikenal sejak era VOC, pulau tempat para pedagang Tidore melakukan transaksi perdagangan. Pulau Biak sudah terhubung sejak masa lampau dengan wilayah Maluku.
Pada tahun 1954 di Djakarta, tanggal 30 Juli sejumlah para pemimpin rakyat Irian mengadakan pertemuan (lihat De Volkskrant, 30-07-1954). Disebutkan tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mendesak Pemerintah Indonesia agar membawa isu Western New Guinea ke PBB jika Belanda terus menolak untuk menyerahkan wilayahnya kepada Republik Indonesia. Menurut pendapat para pemimpin rakyat Irian menginginkan suatu pemerintahan Indonesia atas Nugini Barat harus segera dibentuk, yang pada waktunya jika PBB telah menyerahkan wilayah itu kepada Republik Indonesia, harus mengambil alih tugas administrasi dari Belanda. Pembentukan pemerintahan daerah seperti itu merupakan keinginan rakyat Irian yang sudah lama tidak berhubungan dengan para pemimpin tersebut. Hasil rapat ditandatangani oleh Ketua Umum Gerakan Aksi Bersama untuk Pembebasan Irian Silas Papare yang diproyeksikan sebagai calon Gubernur Irian Barat Indonesia,
Untuk menindaklanjuti perjuangan yang dipimpin oleh Silas Papare lalu dibentuk gugus tugas untuk tujuan infiltrasi dari wilayah Maluku ke wilayah daratan Papua. Unit semi-militer dibentuk yang menjadi bagian dari Resimen infanteri ke-25 yang tugas pertamanya melatih personel yang dapat berpartisipasi dalam infiltrasi terorganisir di Nugini Belanda (lihat Algemeen Handelsblad, 18-11-1954). Disebutkan komandan gugus tugas ini adalah Kapten Sapiah seorang Ambon. Komando ini langsung di bawah Komandan Resimen Infantri 25, Letnan Kolonel Sukawati. Letnan dua Johannes A Dimara yang memiliki beberapa guru adalah wakil komandan. Persenjataan, pakaian dan perawatan medis para siswa disediakan oleh resimen ke-25.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pahlawan-Pahlawan Nasional: Silas Papare, Frans Kaisiepo dan Marthen Indey
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar