Selasa, 09 Mei 2023

Sejarah Cirebon (32): Kuningan Semasa Residentie Tjeribon;Gunung Ciremai Timur, Antara Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah Kuningan? Tentu saja sudah banyak yang menulisnya. Lalu apa keutamaan wilayah Kuningan dalam sejarah. Nah itu dia. Tampaknya topik ini kurang terperhatikan. Fakta bahwa wilayah Kuningan yang berada di lereng sebelah timur gunung Ciremai tempo doeloe menjadi wilayah penting jalur ekonomi antara pantai utara dan pantai selatan Jawa. Tidak hanya itu wilayah Kuningan termasuk wilayah batas antara budaya Sunda di barat dan budaya Jawa di timur.


Kabupaten Kuningan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Berjarak 150 km dari Kota Bandung dan 43 km dari Kota Cirebon, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di utara, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) di timur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) di Selatan, dan Kabupaten Majalengka di barat. Kabupaten ini dikenal karena merupakan merupakan tempat dilaksanakannya Perundingan Linggajati. Kuningan juga merupakan salah satu pintu gerbang masuk Jawa Barat dari sebelah timur, bersama dengan Kabupaten Ciamis, Cirebon, Kota Banjar dan Pangandaran. Kabupaten Kuningan bagian timur adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ceremai (3.078 M) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat. Permukaan tanah berbukit-bukit bagian Barat dan bagian Selatan ketinggian berkisar 700 M, dataran rendah seperti wilayah Kuningan bagian Timur ketinggian 120-222 M. Tanah Andosol di bagian barat Kuningan cocok untuk tembakau, bunga-bungaan, sayuran, buah-buahan, kopi, kina, teh, pinus dan apel, Tanah Alluvial di bagian timur Kecamatan Kuningan, Kecamatan Kadugede bagian utara, Kecamatan Lebakwangi bagian utara, Kecamatan Garawangi dan Kecamatan Cilimus cocok tanaman sawah, palawija dan perikanan. Tanah Podzolik di bagian selatan kecamatan Kadugede, bagian timur kecamatan Ciniru, bagian timur kecamatan Luragung, bagian selatan kecamatan Lebakwangi dan kecamatan Ciwaru cocok untuk ladang dan tanaman keras. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Kuningan semasa Residentie Tjeribon? Seperti disebut di atas wilayah Kuningan berada di pedalaman Cirebon di lereng gunung Ciremai sebelah timur. Wilayahnya Sebagian pegunungan dan Sebagian dataran rendah yang subur. Gunung Ciremai sebelah timur merupakan rute terpendek antara pantai utara dan pantai selatan Jawa. Lalu bagaimana sejarah Kuningan semasa Residentie Tjeribon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kuningan Semasa Residentie Tjeribon; Gunung Ciremai, Antara Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gunung Ciremai, Antara Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa: Kerajan Cirebon hingga Residentie Cheribon

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar