Selasa, 18 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (35): Tata Kota Serang, Anyer, Banten; Sejak Era Portugis, VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Sejak kapan terbentuk kota Serang? Pertanyaan yang lebih penting adalah sejak kapan kota Banten terbentuk? Dalam hal ini kesinambungan antara Banten dengan Serang, yang mana kota Serang adalah suksesi kota Banten. Untuk memahami sejarah kota Serang khususnya tata kota, haruslah memahami sejarah tata kota Banten, suatu kota tua yang sudah dikenal sejak era Portugis dan era VOC. Pada era Pemerintah Hindia Belanda muncul nama Serang.


Sejarah Di Balik Bangunan Kolonial Kota Serang. Bpcbbanten. 1 Agustus 2019. Tahun 1596 merupakan awal kedatangan armada Belanda di Banten. Adanya persaingan dagang dengan Spanyol dan Portugis, tahun 1603 mendirikan kantor dagang di Banten. Sultan Banten memaksa kantor tersebut dipindahkan ke Jayakarta tahun 1611. Tanggal 5 Januari 1808, Deandels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan surat keputusan bahwa Jayakarta menjadi pusat pemerintahan. Daendels melakukan birokratisasi di kalangan pemerintahan tradisional dengan menjadikan para sultan dan bupati sebagai pegawai pemerintahan. Sultan Banten pada saat itu, tidak mengakui kekuasaan Daendels. Sultan Banten ditangkap kemudian benteng serta Keraton Surosowan dihancurkan dan dibakar. Pada saat Raffles pusat pemerintahan berada di Keraton Kaibon. Berakhir eksistensi Kesultanan Banten. Pada 1828, pusat pemerintahan di Banten dipindahkan dari Kaibon ke daerah di sebelah selatannya, dengan membangun kota Serang. Dimulainya Serang sebagai kota ditandai didirikannya bangunan bergaya Eropa. Sebagai ibukota Keresidenan Banten, Serang satu-satunya tempat paling ramai di Banten. Bangunan tinggalan masa kolonial saat ini masih berdiri di Kota Serang antara lain Pendopo Gubernur, Kantor Bupati, Gedung Joeang 45, Gedung Dinas Pendapatan, Mapolres Serang, Korem, Stasiun Kereta Api Serang. (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Serang, Anyer dan Banten? Seperti disebut di atas, wilayah Banten sudah dikenal luas sejak era Portugis. Kehadiran Belanda telah mengubah situasi dan kondisi di Banten. Dimana kota bermula di (pelabuhan) Banten dan berakhir di Serang (pedalaman). Proses ini berlansung sejak era Portugis, VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Serang, Anyer dan Banten? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Tata Kota di Serang, Anyer dan Banten; Sejak Era Portugis, VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda

Nama Serang, bukan merujuk pada nama India (zaman kuno era Hindoe) seperti Banten (Banta), Anyer (Anier) dan Cilegon (Cheregon), tetapi juga bukan nama asli (Soenda). Nama Serang diduga kuat dintroduksi dari luar, apakah nama asing atau nama lokal di wilayah lain di pulau Jawa. Sebelum muncul nama Serang di Banten, nama Serang sudah eksis di wilayah Batavia (kampong Karang Serang).


Nama Serang adalah suatu nama tempat di Belanda. Hal itulah mengapa ada nama marga van Serang sejak era VOC hingga awal Pemerintah Hindia Belanda. Hal itu juga dengan nama Jasinga (yang kemudian menjadi nama tempat di wilayah Buitenzorg. Pada awal Pemerintah Hindia Belanda (Perang Jawa) juga ditemukan nama tempat Serang di Midden Java, tempat dimana berada Pangeran Serang. Seperti disebut di atas, pada era Pendudukan Inggris, diketahui ada nama tepat (Karang) Serang di Batavia. Pada tahun-tahun ini juga terminologi ‘serang’ juga diartikan sebagai kelasi kapal (boatswain).

Lantas darimana asal-usul nama Serang? Seperti halnya nama Sukabumi yang tidak hanya ditemukan di Batavia juga menjadi nama tempat di wilayah Tjiandjoer (kini Kota Sukabumi). Nama Sukabumi juga ditemukan di Jawa. Lalu apakah nama Serang berasal dari Jawa? Tentu saja masih perlu dicari bukti yang menguatkan. Lepas dari soal asal-usul nama Serang, sejak kapan kota Serang terbentuk? Tentu saja baru dimulai setelah terbentuk pemerintahan.


Pada awal Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1810 belum teridentifikasi nama Serang sebagai tempat pemerintahan. Berdasarkan Almanak 1810 di wilayah Banten sudah ada beberapa orang Belanda sebagai landrost yang mewakili kepentingan pemerintah, antara lain: P Decker, J de Bruin dan CC de Prediger (lihat Almanak 1810). Dalam hal ini diduga semuanya berkedudukan di (kota) Banten. Pada tahun 1811 Inggris mengambil kekuasaan dari Belanda, Pada awal pendudukan Inggris hanya menempatkan pejabatnya di Bantam dan Anjer yang menjadi penghubung layanan pelayaran Batavia ke Bengkoelen via Bantam dan Anjer (lihat Java government gazette, 04-04-1812). Dalam perkembangannya Banten dijadikan sebagai Residentie yang mana sebagai Resident adalah PP Du Puy (lihat Java government gazette, 28-05-1814). Yang mana sebagai asisten adalah Luitenant JL de Waal yang mulai bertugas pada tahun 1813 (lihat Java government gazette, 28-08-1813. Satu pejabat ditempatkan di Anjer sebagai Masters Attendant and Store-keeper, Mr RB McGregor sejak 1813 (lihat Java government gazette, 29-05-1813). Lalu kemudian Resident digantikan oleh Majoor yang mendapat kenaikan pangkat Luitenant Colonel U Yule (lihat Java government gazette, 08-10-1814). Pada tahun 1816 Inggris harus mengembalikan kekuasan kepada (Pemerintah Hindia Belanda). Peta 1817 (Raffles)

Pada tahun 1816, setelah pendudukan Inggris berakhir (sejak 1811), Resident Bantam diangkat J de Bruijn, seorang Belanda yang pernah menjadi landrost di Bantam. Residentie Bantam termasuk Lampong. Di Lampong ditempatkan seorang Asisten Residen, DJ Kruseman (lihat Bataviasche courant, 26-07-1817). Pada tahun 1818 de Bruijn digantikan oleh C Vos (lihat Bataviasche courant, 04-04-1818). Dalam berita ini juga diangkat seorang Asisten Residen di Bantam, JA Dubois.


Secara bertahap perangkat pemerintahan semakin banyak seperti pengangkatan pakhuis, havenmaster dan sebagainya. Namun tampaknya penempatan pejabat pemerintah tersebut masih terbatas di kota-kota pantai. Sampai sejauh ini belum ada indikasi ada nama Serang dimana seorang pejabat ditempatan. Nama-nama yang sering diinformasuikan adalah Bantam Anjer dan Tanara serta Tjaringin (Tangerang masuk Batavia). Peta 1818

Dalam perkembangannya diketahui Asisten Residen berkedudukan di Serang. Besar dugaan penempatan asisten residen di Serang setelah 1818 (ketika penempatan JA Dubois).  Dalam perkembangannya di Tjaringin juga ditempatkan seorang Asisten Residen.


Berdasarkan Almanak 1827 Residen Bantam adalah A Abraham de Melverde. Dalam pemerintahan ini pemimpin lokal disertakan yakni bupati untuk pantai utara dan bupati untuk pantai selatan. Untuk jabatan Asisten Residen terdapat tiga orang (Serang, Anjer dan Tjaringin). Sementara itu Lampong masih bagian dari Residentie Bantam dengan status Asisten Residen (JA Dubois) di Telok Betong. Dalam Almanak 1831 Residen Bantam adalah FH Smulders. Jumlah bupati menjadi tiga, yang selatan dipisahkan dengan membentuk barat (berkedudukan di Lebak dan Tjaringin). Itu berarti asisten residen di Serang dilikuidasi (digantikan oleh Residen sendiri). Di Tanara hanya setingkat posthouder yang ditempatkan. Pada tahun 1833 terjadi pergantian asisten residen di Tjaringin. Peta 1835

Lantas bagaimana dengan asal usul nama Serang dan terbentuknya kota Serang? Pada peta yang dibuat semasa Raffles (1817) pada garis jalan pos trans-Java dari Batavia ke Anjer tidak ada identifikasi nama Serang. Yang ada adalah nama Banten. Nama yang diduga mirip Serang diidentifikasi pada Peta 1818 dengan nama Ceram. Posisi GPSnya tidak tepat di jalan pos tetapi berada di arah selatan (jauh di belakang pantai di Banten).


Nama yang diidentifikasi dengan nama Ceram diduga kuat adalah Serang. Hanya masalah pelafalan dan penulisan. Pada peta yang saman ama Ande diduga adalah (Tji)Kande dan nama Tangerang ditulis dengan Tangaram, Banten dengan Bantam dan Merak dengan Marak serta Anyer dengan Anier.

Seperti disebut di atas, pada tahun 1827 Asisten Residen berkedudukan di Serang, Anjer dan Tjaringin. Besar dugaan bahwa Residen berkedudukan di Banten (karena lingkungan yang tidak sehat?), kemudian direlokasi ke Serang yang mana posisi Asisten Residen di Serang dilikuidasi. Sebagai gantinya Asisten Residen ditempatkan di Lebak seiring dengan perluasan pemerintahan. Dengan demikian, nama wilayah disebut Banten dan nama ibu kota di Serang. Relokasi Residen dari Banten ke Serang menandai perkembangan baru di kota Serang (kota kuno Banten, mulai ditinggalkan).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejak Era Portugis, VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda: Dari Banten ke Serang

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar