*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Dayak Ot Danum (juga dikenal sebagai Dohoi, Malahoi, Uud Danum atau Uut Danum)
adalah subetnis dari suku Dayak yang tinggal di hulu Sungai Kapuas selatan, dan
di sepanjang pegunungan Schwaner, berbatasan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah, kelompok terpenting di hulu sungai Melawi dan secara budaya dan bahasa
paling berbeda dari suku Melayu.
Bahasa Ot Danum adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Bahasa Ot Danum memiliki beberapa dialek, antara lain: Ot Balawan, Ot Banu’u, Ot Murung 1 (Murung 1, Punan Ratah), Ot Olang, Ot Tuhup, Sarawai (Melawi). Dohoi, Ulu Ai’ (Da’an), Sebaung, Kadorih dan Kuhin. Bahasa Ot Danum memiliki kesamaan leksikal (kemiripan bahasa) dengan Bahasa Siang (70%), Bahasa Kohin (65%), Bahasa Ngaju dialek Katingan (60%) dan Bahasa Ngaju (dialek utama, 50%). (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Dayak Ot Danum di pedalaman, jantung pulau Kalimantan? Seperti disebut di atas bahasa Ot Danum dituturkan oleh kelompok populasi Dayak di pedalaman pulau Kalimantan. Bahasa dan dialek-dialek bahasa Dayak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Dayak Ot Danum di pedalaman, jantung pulau Kalimantan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Dayak Ot Danum di Pedalaman, Jantung Pulau Kalimantan; Bahasa dan Dialek-Dialek Bahasa Dayak
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa dan Dialek-Dialek Bahasa Dayak: Bahasa Ot Danum dan Bahasa Lainnya di Jantung Pulau Kalimantan
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar