*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disin
Di Bali ada dua nama pahlawan terkenal: I Gusti
Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik. Nama I Gusti Ngurah Rai sudah ditabalkan
sebagai nama bandara di (kabupaten) Badung (Denpasar). Dari dua nama pahlawan
ini, mengindikasikan nama I Gusti Ngurah Rai memiliki arti yang khusus di Bali
khususnya di Badung (Denpasar). Bandara I Gusti Ngurah Rai kini menjadi bandara
internasional yang terbilang sangat sibuk di Indonesia.
I Gusti
Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik juga adalah bangsawan Bali. I Gusti
Ngurah Rai lahir di Carangsari, Petang, Badung, 30 Januari 1917 dan meninggal
di Marga, Tabanan, 20 November 1946 (usia 29 tahun). I Gusti Ngurah Rai
berjuang melawan NICA-Belanda. I Gusti Ketut Jelantik lahir di Tukadmangga Boeleleng tahun 1800 dan meninggal di Jagaraga,
Buleleng pada tahun 1849. I Gusti Ketut Jelantik gugur dalam perang melawan
Pemerintah Hindia Belanda. Ada perbedaan rentang waktu selama satu abad antara
masa perjuangan heroik I Gusti Ngurah Rai dengan masa perjuangan heroik I Gusti
Ketut Jelantik. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan I Gusti Ketut Jelantik
sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1993 dan I Gusti Ngurah Rai pada
tahun 1975. Nama lapangan terbang (militer) Toeban diganti dengan nama I Gusti
Ngurah Rai pada tahun 1969 (lihat De Telegraaf 29-05-1970).
Lantas bagaimana sejarah I Gusti Ngurah Rai? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun natasi
sejarah tidak pernah berhenti, sejauah penggalian data dan penelusuran
sumber-sumber sejaman terus dilakukan. Dalam hal ini penulisan narasi sejarah I Gusti Ngurah Rai masih tetap
diperlukan, paling tidak untuk menambahkan yang sudah ada selama ini. Keutamaan
I Gusti Ngurah Rai karena namanya sudah ditabalkan menjadi nama bandara
internasional di Bali. Lantas, apakah jika bandara internasional di Buleleng
terwujud nama I Gusti Ketut Jelantik akan ditabalkan juga? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.