*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Wilayah perbatasan nyaris tidak memiliki narasi sejarah. Tidak dianggap penting. Namun sejarah suatu wilayah adakalnya justru dimulai di wilayah perbatasan. Wilayh provinsi Jambi kini berbatasan dengan beberapa provinsi: Sumatra Selatan; Riau; Kepulauan Riau; Bangka Belitung, Sumatra Barat dan Bengkulu. Namun yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah perbatasan Jambi dengan Riau (sebelum pemekaran terbentuknya Kepulauan Riau).\
Pada awal abad ke-16, Tome Pires, mencatat kota-kota di pesisir timur Sumatra antara Arcat (sekitar Aru dan Rokan) hingga Jambi sebagai pelabuhan dagang yang dikuasai Minangkabau. Di wilayah tersebut, para pedagang Minangkabau mendirikan kampung-kampung perdagangan di sepanjang Sungai Siak, Kampar, Rokan, dan Indragiri. Pada masa pra-kolonial beberapa kerajaan otonom di Riau. Kerajaan terawal, Keritang, wilayah kekuasaan diperkirakan terletak di Keritang, Indragiri Hilir, pernah taklukan Majapahit, Pada tahun 1815, di bawah Sultan Ibrahim, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Rengat, yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Indragiri Hulu. Pada masa inilah Belanda mulai campur tangan dengan urusan internal Indragiri, termasuk dengan mengangkat seorang Sultan Muda yang berkedudukan di Peranap. Sultan Siak bersama para tetua adat di afdeling Bengkalis pada 1888. Siak menyerahkan Bengkalis kepada Belanda pada tahun 1873. Kesultanan Siak Sri Inderapura didirikan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung pada tahun 1723. Siak menaklukkan Rokan pada 1726 dan membangun pangkalan armada laut di Pulau Bintan. Raja Kecil terpaksa melepaskan pengaruhnya untuk menyatukan kepulauan-kepulauan di lepas pantai timur Sumatra di bawah bendera Siak, meskipun antara tahun 1740 hingga 1745 ia bangkit kembali. Pada akhir abad ke-18, Siak telah menjelma menjadi kekuatan di pesisir timur Sumatra. Pada tahun 1761, Sultan Abdul Jalil Syah III mengikat perjanjian eksklusif dengan Belanda. Tahun 1780, Siak menaklukkan daerah Langkat, termasuk wilayah Deli dan Serdang. Di bawah ikatan perjanjian kerjasama mereka dengan VOC, pada tahun 1784 Siak membantu tentara Belanda menyerang dan menundukkan Selangor, dan sebelumnya mereka telah bekerjasama memadamkan pemberontakan Raja Haji Fisabilillah di Pulau Penyengat. Para sultan Siak saat itu terpaksa menyerah kepada kehendak Belanda dan menandatangani perjanjian pada Juli 1873 yang menyerahkan Bengkalis kepada Belanda, dan mulai saat itu, wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi kekuasaan Siak satu demi satu berpindah tangan kepada Belanda. Pada masa yang hampir bersamaan, Indragiri juga mulai dipengaruhi oleh Belanda, namun akhirnya baru benar-benar berada di bawah kekuasaan Batavia pada tahun 1938. n-kerajaan yang masih belum tunduk. Belanda menunjuk seorang residen di Tanjung Pinang untuk mengawasi daerah-daerah pesisir, dan Belanda berhasil memakzulkan Sultan Riau-Lingga, Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah pada Februari 1911(Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah wilayah perbatasan antara
Riau dan Jambi? Seperti yang disebut di atas, wilayah Jambi berbatasan dengan Riau baik
di daratan maupun di lautan.. Hal itulah mengapa wilayah perbatasan antara Riau
dan Jambi menjadi penting diperhatikan. Secara geomorfologi perbatasan ini terhubungan dengan
sungai Indragiri dan perairan dimana pulau Berhala berada. Lalu bagaimana sejarah wilayah perbatasan antara
Riau dan Jambi? Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.