*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Ada satu fase pers di Indonesia yang terbilang samar-samar, eksis tetapi tidak terinformasikan sepenuhnya, terjadi pada masa pendudukan Jepang. Hal yang sama juga terjadi pada era semasa ketika (negeri) Belanda diduduki Jerman. Pers Indonesia pada masa pendudukan Jepang, tidak dapat dikatakan terkontrol, tetapi lebih tepat disebut diarahkan, Para jurnalis di Indonesia pada masa pendudukan Jepang, bukanlah jurnalis Jepang, tetapi para jurnalis Indonesia sendiri. Sejumlah jurnalis terpenting pada masa pendudukan Jepang, derik-detik berakhir Pers Belanda adalah Parada Harahap, Adinegoro, Adam Malik, Sakti Alamsjah, Mochtar Lubis dan BM Diah.
Perkembangan pers di era pendudukan Jepang & revolusi fisik. Selasa, 21 Juni 2016. Merdeka.com - Wartawan adalah seseorang yang bekerja untuk pers. Pers adalah sebuah media yang ditujukan kepada orang umum. Pers ini mengalami perkembangan dari masa ke masa, mulai dari masa penjajahan Jepang sampai sekarang. Di masa pendudukan Jepang, pers ini cuma digunakan buat alat pemerintah Jepang dan dibuat untuk mendukung Jepang. Pers mengalami banyak sekali penderitaan dan pengekangan kebebasan yang lebih buruk daripada di jaman Belanda. Namun, ada beberapa keuntungan bagi perkembangan pers Indonesia yang bekerja di penerbitan Jepang, yaitu: (1) Pengalaman yang diperoleh para karyawan pers semakin bertambah (2) Penggunaan Bahasa Indonesia dalam media pers makin sering dan luas (3) Ada pengajaran untuk rakyat supaya bisa berpikir kritis terhadap berita yang diberikan oleh sumber resmi dari Jepang. Sedangkan di jaman periode revolusi fisik yang terjadi antara tahun 1945 sampai 1949, pers ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu: (1) Pers NICA, yaitu pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh sekutu dan Belanda yang dinamakan sebagai Belanda. (2) Pers Republik, yaitu pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia sendiri. Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya, pers sudah seharusnya menjadi penjaga kepentingan publik atau lebih kita kenal dengan public watch dog. Untuk bisa mengatasi masalah pers, pemerintah membentuk Dewan Pers di tanggal 17 Maret 1950, yang anggotanya terdiri dari orang-orang surat kabar, cendikiawan, dan pejabat-pejabat pemerintah (https://www.merdeka.com/)
Lantas bagaimana sejarah detik berakhir pers Belanda, pers Indonesia masa pendudukan Jepang? Seperti disebut di atas, pers (berbahasa) Belanda tamat pada masa pendudukan Jepang, pers Indonesia berada di atas angin. Siapa mereka? The King of Java Press di Jawa dan para junior. Lalu bagaimana sejarah detik berakhir pers Belanda, pers Indonesia masa pendudukan Jepang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.