*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Asmat adalah sebuah bahasa Papua dari rumpun bahasa Asmat-Kamoro. Bahasa ini
dituturkan oleh suku Asmat di kabupaten Asmat, Papua Selatan. Bahasa Asmat
terdiri atas dialek Pantai Casuarina, Asmat Tengah, Asmat Utara dan Yaosakor.
Kota utama dari awal adalah kampong Agats.
Agats adalah sebuah distrik yang berada di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Agats juga merupakan ibu kota dari kabupaten Asmat. Distrik ini terletak di pesisir Selatan Papua, menghadap ke Laut Arafura. Meskipun Agats telah dihuni oleh orang-orang Asmat selama beberapa waktu, sebagai permukiman di tepi laut, permukiman non-pribumi pertama kali muncul akhir 1930-an misi Katolik didirikan dan kemudian tahun 1938 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan pos. Awalnya, tempat bernama Akat dalam bahasa Asmat berarti "bagus" atau "baik", meskipun kemudian berubah menjadi Agats. Namun karena Perang Dunia Kedua, bagaimanapun, Belanda meninggalkan pos Agats pada tahun 1942 karena kehadiran Jepang. Pada tahun 1953, misi Katolik dijadikan permanen dan pada tahun berikutnya, pemerintah Belanda Nugini Belanda mendirikan sebuah pos permanen di Agats, yang melarang praktik pengayauan. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti disebut du atas bahasa Asmat dituturkan di wilayah Asmat dan kini kota utama adalah Agats. Pedagang, penjelajah, misionaris dan pemerintah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982