Minggu, 12 Januari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia (30): Indonesia Raya, WR Soepratman dan Parada Harahap; Nama Lagu Kebangsaan, Partai, Surat Kabar


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Indonesia Raja, Indonesia Raja, Indonesia Raja....Kini lebih dikenal sebagai nama lagu kebangsaan Indonesia: Indonesia Raya. Tempo doeloe, nama Indonesia Raya juga digunakan sebagai nama partai: Partai Indonesia Raja (Parindra). Nama Indonesia Raja juga digunakan Mochtar Lubis sebagai nama surat kabarnya. Bagaimana nama Indonesia Raja terhubung satu sama lain, hanya satu orang yang menghubungkan, yakni: Parada Harahap.

Indonesia Raja, WR Soepratman, Yokimtjan, Populair Orchest, 1927
Lagu kebangsaan Indonesia Raja karya WR Supratman sudah direkam dalam bentuk gramplate (piringan hitam) dan dijual ke publik pada tahun 1927. Lagu karya WR Supratman ini terdapat pada album yang diproduksi oleh Toko Populair (di Pasar Baroe). Pada album ini terdapat dua lagu, satu lagu pada kant-A (side-A) berjudul Indonesia Raja karya WR Soepratman dan satu lagu pada kant-B (side-B) berjudul Serenade Populair karya Achmat Bandoeng. Dua lagu tanpa vokal ini dimainkan oleh Populair Orchest dengan genre kroncong. Jika kita dengar lagu Indonesia Raja pada kant-B (side-B) mirip dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang sekarang. Lagu inilah yang diduga diperdengarkan pada Kongres Pemuda 1928.

Lantas bagaimana lagu Indonesia Raja karya WR Supratman bertransformasi menjadi lagu kebangsaan Indonesia dengan lirik yang dapat kita nyanyikan sekarang adalah hal lain lagi. Ini bermula menjelang kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) karya WR Supratman dipoles lagi di Australia dan kemudia diakui secara resmi oleh otoritas Belanda di Australia (lihat Nieuwe Haagsche courant, 13-08-1945). Untuk memahami semua itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*

Lagu Indonesia Raja: Parada Harahap dan WR Supratman

WR Soepratman pindah dari Bandoeng ke Batavia tahun 1924. Di Batavia WR Soepratman bekerja sebagai wartawan Sin Po. Pada tahun 1925 Parada Harahap mengajak WR Soepratman menjadi editor kantor berita pribumi, Alpena. WR Soepratman tinggal di rumah Parada Harahap. Meski demikian, WR Soepratman masih tetap bekerja untuk surat kabar Sin Po.

Parada Harahap adalah seorang pemuda revolusioner. Pada tahun 1919 mendirikan surat kabar di Padang Sidempoean. Surat kabar tersebut diberi nama Sinar Merdeka. Parada Harahap kerap terkena delik pers yang diganjar denda dan beberapa kali harus dibui di penjara Padang Sidempoean. Pada tahun 1922 Sinar Merdeka dibreidel. Parada Harahap hijrah ke Batavia. Pada tahun 1923 Parada Harahap mendirikan surat kabar di Batavia dengan nama Bintang Hindia. Pada tahun 1925 Parada Harahap mendirikan kantor berita pribumi, Alpena. Sepulang dari lawatan jurnalis di Sumatra dan Semenanjung, pada tahun 1926 Parada Harahap menerbitkan buku berjudul Dari Pantai ke Pantai: Perjalanan Jurnalistik di Sumatra dan Semenandjoeng, Pada tahun yang sama (1926) Parada Harahap mendirikan lagi surat kabar di bawah bendera NV Bintang Hindia dengan nama Bintang Timoer. Soekarno dari studieclub di Bandoeng kerap mengirim tulisan ke Bintang Timoer. Pada bulan September 1927 Parada Harahap, sekretaris Sumatranen Bond menggagas disatukannya semua organisasi kebangsaaan. Organisasi ini dinamai Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang mana sebagai ketua MH Thamrin dan Parada Harahap sendiri sebagai sekretaris. Kantor PPPKI didirikan di Gang Kenari dimana Parada Harahap sebagai kepala kantor. Di gedung Indonesia ini Parada Harahap hanya memajang tiga potret: Diponegoro, Soekarno dan Mohamad Hatta.    

Sejak didirikan PPPKI pada tahun 1927, WR Supratman adalah orang yang selalu dikirim redaktur Sin Po untuk meliput kegiatan politik pribumi di Gang Kenari. Kedekatan WR Soepratman dengan Parada Harahap diduga menjadi alasan bagi redaktur Sin Po untuk mengirim WR Soepratman ke Gang Kenari. Parada Harahap juga sangat baik dengan pimpinan surat kabar Sin Po.

Parada Harahap sebagai sekretaris PPPKI mulai melakukan banyak persiapan untuk menyongsong Kongres PPPKI yang akan diadakan pada bulan September 1928 yang diintegrasikan dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Surat kabar Bintang Timoer sebagai corong PPPKI, Parada Harahap memperluas jangkauan Bintang Timoer dengan menerbitkan edisi Semarang (Midden Java) dan edisi Soerabaja (Oost Java). Parada Harahap juga mempersatukan para pengusaha pribumi di Batavia dengan membentuk perhimpoenan pengusaha pribumi (semacam Kadin pada masa ini) dimana Parada Harahap sebagai ketua. Dalam rangka inilah diduga kuat Parada Harahap mendorong WR Soepratman untuk menciptakan lagu Indonesia Raja yang kemudian direkam dalam bentuk piringan hitam (gramplate) oleh perusahaan Yo Kim Tjan di Pasar Baroe. Hasil rekaman ini dipasarkan pada akhir tahun 1927. Sementara itu, Parada Harahap meminta Dr. Soetomo sebagai ketua panitia Kongres PPPKI dan untuk panitia Kongres Pemuda diminta para mahasiswa-mahasiswa Rechthoogeschool (yang mana sebagai dekan adalah Husein Djajadiningrat).  Ketua panitia Kongres Pemdua yang terbentuk adalah Soegondo (PPPI) sebagai ketua, Mohamad Jamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara (Jong Bataksche Bond).   

Hasil Kongres PPPKI yang terpenting adalah PPPKI diubah menjadi organisasi politik. Namanya menjadi Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Politik Indonesia (singkatannya tetap PPPKI). Hasil keputusan lain adalah mengangkat Dr. Soetomo sebagai ketua PPPKI yang baru. Sementara itu hasil Kongres Pemuda yang terpenting adalah Putusan Kongres yang berisi ikrar: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, Indonesia. Pada hari penutupan Kongres Pemuda ini lagu Indonesia Raya karya WR Soepratman diperdengarkan di kongres dengan biola. Lagu Indonesia Raja ini melengkapi tiga ikrar yang telah diputuskan oleh para pemuda.

Untuk sekadar catatan bahwa PPPKI adalah organisasi yang berhaluan nasional. Boedi Oetomo belum masuk PPPKI karena masih berhaluan kedaerahan. Yang menjadi partisipan PPPKI antara lain adalah Kaoem Betawi, Pasoendan, Sumatranen Bond, Bataksche Bond, Studieclub Soerabaja pimpinan Dr. Soetomo dan Perhimpoenan Nasional Indonesia di Bandoeng yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Sebelumnya Soetomo dan Soekarno adalah bagian dari Boedi Oetomo. Sementara itu PPPI adalah onderbouw dari PPPKI. Mohamad Hatta adalah anggota Perhimpoenan Indonesia di Belanda. Soetan Sjahrir anggota Pemoeda Indonesia di Bandoeng (onderbouw dari Perhimpoenan Nasional Indonesa).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Partai Indonesia Raja: Dr. Soetomo dan MH Thamrin

Tunggu deskripsi lengkanya

Surat Kabar Indonesia Raja: Mochtar Lubis dan Parada Harahap

Tunggu deskripsi lengkanya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar