*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini
Nama nenek Ole Romeny adalah Helene Wilhelmina Degenaars. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, yang menjadi salah satu alasan Ole Romeny memiliki darah keturunan Indonesia. Nama lengkap: Helene Wilhelmina Degenaars w/v ter Haar Romenij atau Helene Wilhelmina Degenaars. Lahir di: Medan, Sumatera Utara, pada 2 April 1923. Melalui neneknya inilah Ole Romeny memiliki darah Indonesia dan memenuhi syarat untuk dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia.
Ole Romeny adalah seorang pemain sepak bola profesional yang bermain sebagai penyerang untuk klub Kejuaraan EFL Inggris, Oxford United, dan mewakili tim nasional Indonesia. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang dirinya: Tanggal Lahir: 20 Juni 2000. Tempat Lahir: Belanda. Posisi: Penyerang/Striker. Klub Saat Ini: Oxford United F.C. Tim Nasional: Indonesia (memiliki garis keturunan Indonesia dari nenek ibunya yang berasal dari Medan, dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada Februari 2025). Karier: Sebelum bergabung dengan Oxford United, ia bermain untuk klub Eredivisie (liga utama Belanda) seperti FC Utrecht. Prestasi: Ia mencetak gol penting untuk timnas Indonesia, termasuk gol tunggal penentu kemenangan melawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang membuatnya meraih penghargaan gol terbaik AFC untuk periode tersebut. Status Terkini: Ia baru-baru ini kembali bermain setelah pulih dari cedera pergelangan kaki yang membuatnya menepi cukup lama (AI Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah Ole Romeny anak Medan, cucu Helene Wilhelmina Degenaars? Seperti disebut di atas, neneknya Helene Wilhelmina Degenaars lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 2 April 1923. Atas dasar itulah Ole Romeny menjadi pemain diaspora Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Ole Romeny anak Medan, cucu Helene Wilhelmina Degenaars? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Ole Romeny Anak Medan, Cucu Helene Wilhelmina
Degenaars; Sepak Bola Bermula di Medan
Pada tahun 1919 di Medan, Thomas Degenaars ditunjuk sebagai sekretaris-bendahara Deli Sportvereeniging (DSV) (lihat Deli courant, 05-08-1919). Disebutkan Thomas Degenaars, beralamat Kanonnenweg 13, bertindak sebagai pelaksana tugas sekretaris-bendahara D.S.V. Sebagaimana diketahui DSV didirikan di Medan pada tahun 1907.
Deli courant, 30-12-1919:’ DSV mengadakan rapat umum tahunan Asosiasi Olahraga Deli kemarin malam di Hotel Medan, dipimpin oleh Bapak Jongeneel. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tingkat kehadiran sangat rendah. Bapak Degenaars menyampaikan laporan tahunan asosiasi untuk tahun 1919. Setelah menyelesaikan beberapa tugas administratif, para anggota dewan dipilih. Bapak Jongeneel terpilih kembali sebagai ketua; Bapak Degenaars sebagai wakil ketua; Bapak Van Donselaer sebagai sekretaris-bendahara; dan Bapak Ten Cate diangkat sebagai komisaris untuk sepak bola; Bapak Suing sebagai komisaris untuk hoki; dan Bapak Daudey sebagai komisaris untuk kriket. Kemudian diumumkan bahwa firma Maurice Wolf telah memberikan piala perak kepada DSV, yang akan dipertandingkan dalam kompetisi sistem gugur. Agar klub-klub di luar Medan dapat berpartisipasi dalam pertandingan ini, dewan memutuskan untuk menyumbangkan setengah dari penerimaan kepada klub-klub yang bertanding. Sebuah permintaan telah diterima dari Persatuan Sepak Bola Sumatera Timur untuk mengalokasikan sepertiga dari penerimaan untuk dana ketiga Asosiasi. Setelah berdiskusi, diputuskan untuk menyumbangkan seperenam dari penerimaan tersebut’.
Pada tahun 1920 Thomas Degenaars menikah dengan TW Fortuin di Singapore (lihat De Telegraaf, 29-10-1920). Pada tahun 1921 anak pertama mereka lahir (lihat De Sumatra post, 31-10-1921). Bapak dan Ibu Degenaars dengan ini mengumumkan kelahiran putra kami, Tom. Medan, 30 Oktober 1921. Pada tahun 1923 anak kedua mereka lahir (lihat De Sumatra post, 03-04-1923). Disebutkan Bapak dan ibu Th Degenaars-Fortuin dengan ini mengumumkan kelahiran putri kami, Helene Wilhelmina. Medan, 2 April 1923). Seperti dikutip di atas, Helene Wilhelmina Degenaars, lahir di Medan, Sumatera Utara, 2 April 1923 yang menjadi salah satu alasan Ole Romeny memiliki darah keturunan Indonesia. Th Degenaars sendiri adalah pemain sepak bola di Medan. Darah sepak bola Th Degenaars inilah yang diduga mengalir ke cicitnya Ole Romeny pada masa ini.
De Sumatra post, 28-04-1923: ‘Tim Veteran HFC – Oostkustelftal. Selasa depan, pertemuan yang telah diumumkan sebelumnya antara tim yang terdiri dari mantan anggota HFC dan tim pemain dari Oostkustelftal akan diadakan di lapangan DSV., untuk menghormati HFC Haarlem, yang kembali ke markas lamanya tahun ini, sehingga memenuhi harapan Mannus Franken, yang, ketika ia pergi ke Hindia Belanda dan HFC masih di divisi pertama, berkata: "Saya berharap dapat bertemu HFC lagi sekembalinya ia, sama seperti ia meninggalkan klubnya!". Fakta bahwa HFC adalah tim Belanda yang paling simpatik terbukti dari fakta bahwa bahkan di Medan, kami merayakan kemenangan ini bersama HFC. Tidak ada perubahan pada tim HFC yang telah diumumkan sebelumnya yang akan bermain pada hari Selasa, sementara tim lawan adalah Angenent Sr dan Themmen akan digantikan oleh Reinders dan Degenaars. Sebuah pertemuan yang menarik mungkin menanti para penonton. Kami kemudian mengetahui bahwa Serrière juga tidak dapat berpartisipasi dalam tim Oostkustelftal dan akan digantikan oleh van der Zant’.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sepak Bola Bermula di Medan: Riwayat Keluarga Degenaars dan Keluarga Romeny di Oost Sumatra
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com




Tidak ada komentar:
Posting Komentar