*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini
Ada
pepatah lama: ‘ketika Medan masih sebuah kampong, Padang Sidempoean sudah
menjadi kota’. Implikasinya, ketika kampong Medan mulai tumbuh menjadi kota,
orang Padang Sidempoean banyak migrasi ke Medan. Yang menjadi kepala kampong
pertama di kampong Kesawan adalah orang Padang Sidempoean. Kampong Kesawan dalam
perkembangan kota, menjadi pusat kota Medan. Pada tahun 1880 Padang Sidempoean
adalah kota terbesar kedua di Sumatra (setelah Padang—ibu kota provinsi). Padang
Sidempoean menjadi ibu kota Residentie Tapanoeli (province Sumatra’s Wesykust)
tahun 1885 tetapi direlokasi kembali ke Sibolga tahun 1905 (seiring pemisahan
Residentie Tapanoeli dari province Sumatra’s Westkust).
Padang Sidempuan sebuah kota di provinsi Sumatra Utara, kota terbesar di wilayah Tapanuli, dikenal sebagai Kota Salak (lembah di lereng gunung Lubukraya, kawasan perkebunan salak. Nama kota berasal dari "Padang na dimpu", dalam Bahasa Batak Angkola; padang artinya hamparan atau kawasan luas, na artinya yang, dan dimpu artinya tinggi. Pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai wilayah, pedagang ikan dan garam dari Sibolga–Padangsidimpuan–Panyabungan, Padang Bolak. Seiring perkembangan zaman, tempat persinggahan ini semakin ramai dan kemudian menjadi kota. Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada tahun 1821 oleh pasukan Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Lelo. Benteng ini membentang dari Batang Ayumi sampai Aek Sibontar. Sisa-sisa benteng peninggalan Perang Paderi saat ini masih ditemukan, walau sudah tidak terawat dengan baik. Salah satu pengaruh pasukan Paderi ini pada kota bentukan mereka ialah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk kota ini, yaitu agama Islam. Pada zaman penjajahan Belanda, kota Padangsidimpuan dijadikan pusat pemerintahan oleh penjajah Belanda di daerah Tapanuli. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah tata kota di Padang Sidempuan dan Sibolga di Tapanuli? Seperti disebut di atas, kota Padang Sidempoean berada di pedalaman di Tapanuli pernah menjadi kota terbesar kedua di Sumatra yang mana saat itu menggantikan Sibolga sebagai ibu kota residentie Tapanoeli. Namun sebelum itu di masa lampau ada kisah Orang Cina di Angkola dan ekepedisi Charles Miller ke Angkola. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Padang Sidempuan dan Sibolga di Tapanuli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.