*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Rejang adalah kelompok etnis yang berasal dari Tanah Rejang di wilayah barat
daya Sumatra. Catatan mengenai mereka yang cukup lengkap salah satunya berasal
dari The History of Sumatra, buku karya William Marsden yang terbit pada tahun
1783. Marsden menyebutkan bahwa selain suku Melayu (Malays), Sumatra dihuni
pula oleh kelompok etnis lain yang dibedakan dari Melayu. Suku Rejang diakui
sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu dan dianggap sebagai penghuni pertama
atau suku tertua.
Bahasa Rejang adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Rejang yang mendiami wilayah bagian barat daya Pulau Sumatra, tepatnya di wilayah pegunungan Bukit Barisan (secara lokal dikenal sebagai Têbo Bêderet) hingga ke dataran rendah sungai Rawas di sebelah timur dan daerah pesisir di Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara di sebelah barat. Bahasa non-Melayik ini terbagi ke dalam lima dialek: Lebong, Musi/Curup, Kebanagung, Pesisir, dan Rawas. Dialek Rawas dituturkan di Ulu Rawas, Sumatera Selatan. Sementara dialek-dialek lain dituturkan di Provinsi Bengkulu. Selain dialek Pesisir yang sesuai namanya dituturkan di pesisir, dialek bahasa Rejang lainnya dituturkan di kawasan pedalaman. Bahasa Rejang adalah satu dari sembilan bahasa pribumi Bengkulu selain bahasa Enggano, Kaur, Lembak, Melayu, Mukomuko, Nasal, Pekal, dan Serawai. Bahasa ini merupakan bahasa asli bagi di lima dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Redjang di wilayah Rejang pedalaman Sumatra? Seperti disebut di atas bahasa Rejang dituturkan orang Rejang di wilayah Rejang. Aksara Redjang dan penduduk asli di wilayah Bengkulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Redjang di wilayah Rejang pedalaman Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.