Minggu, 14 Januari 2024

Sejarah Bahasa (236): Bahasa Batak Bahasa Melayu di Berbagai Tempat; Melacak Jejak Bahasa-Bahasa di Wilayah Bahasa Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengidentifikasi 668 bahasa daerah di Indonesia pada 2018. Jumlah itu diperkirakan masih bertambah, sebab bahasa daerah di wilayah timur belum seluruhnya teridentifikasi. Wilayah Papua tercatat memiliki bahasa daerah paling banyak, yakni 300 bahasa di provinsi Papua dan 95 bahasa di provinsi Papua Barat. Apakah jejak bahasa Batak/Melayu mencapai wilayah Papua?


Kekerabatan Bahasa Batak, Bahasa Nias, dan Bahasa Melayu. Dwi Deliana Widayati. 2012. Abstract. Bahasa Nias, bahasa Batak, dan bahasa Melayu merupakan bahasa-bahasa yang hidup berdekatan secara geografi. Pada kenyataannya, ketiga bahasa memiliki perbedaan cukup jauh. Kekerabatan bahasa dapat diketahui dengan teknik leksikostatistik. Dalam leksikostatistik, kekerabatan bahasa dilihat berdasarkan persamaan bunyi-bunyi yang ada dalam leksikon yang muncul pada bahasa-bahasa tersebut. Kemiripan secara fonetis ini akan menjadi dasar apakah sebuah kata dalam satu bahasa memiliki hubungan dengan bahasa yang lain. Indikator yang digunakan untuk menentukan kata berkerabat adalah kosa kata dasar yang disebut kosa kata dasar Swadesh yang berjumlah dua ratus kosa kata yang dianggap ada pada semua bahasa. Perhitungan leksikostatistik bahwa dari ketiga bahasa yang dibandingkan, hubungan kekerabatan yang paling erat terdapat pada bahasa Batak dengan bahasa Melayu, selanjutnya bahasa Batak dengan bahasa Nias, dan hubungan kekerabatan yang paling renggang adalah bahasa Nias dengan bahasa Melayu (http://repositori.usu.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batak bahasa Melayu di berbagai tempat? Seperti disebut di atas apakah bahasa Batak mirip bahasa Melayu dan apakah mencapai wilayah Papua? Melacak jejak bahasa-bahasa di wilayah bahasa Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Batak bahasa Melayu di berbagai tempat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sabtu, 13 Januari 2024

Sejarah Bahasa (235): Bahasa Ma’ya Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Waigeo; Bahasa Austronesia dan Bahasa di Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Ma’ya dituturkan di kampong Sapordanco, distrik Waigai di pulau Waigeo. Pulau Waigeo dikenal juga dengan nama Amberi atau Waigiu. Pulau Waigeo adalah pulau terbesar dari empat pulau utama dari Kepulauan Raja Ampat. Pulau ini berada antara Pulau Halmahera dan Pulau Papua.


Bahasa Ma'ya adalah bahasa Austronesia di kepulauan Raja Ampat di Papua Barat Daya. Bahasa Ma’ya dituturkan oleh sekitar 6.000 orang di desa-desa pesisir di pulau Misool, Salawati, dan Waigeo (perbatasan antara bahasa Austronesia dan bahasa Papua. Ma'ya) memiliki lima dialek, tiga di pulau Waigeo (Laganyan, Wauyai, dan Kawe), satu di pulau Salawati, dan satu (punah atau hampir punah) di pulau Batanta. Dialek prestise yang ada di Salawati. Dialek Waigeo memiliki /s/ dan /ʃ/, dimana varietas yang diucapkan di Salawati dan Misool memiliki /t/ dan /c/ masing-masing. Batanta, yang sudah punah, ternyata tidak dapat dipahami oleh tetangganya. Di Pulau Waigeo, ketiga dialek tersebut adalah: Dialek Kawe dituturkan di desa Selpele dan Salyo di bagian barat laut pulau; Dialek Laganyan dituturkan di desa Araway, Beo, dan Luptintol di pantai Teluk Mayalibit; Dialek Wauyai dituturkan di desa Wauyai di pesisir Teluk Kabui. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Ma’ya di pulau Misool, pulau Salawati dan pulau Waigeo? Seperti disebut di atas bahasa Ma’ya di pulau Waigeo.Bahasa Austronesia dan bahasa Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Ma’ya di pulau Misool, pulau Salawati dan pulau Waigeo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (234):Bahasa Batanta Orang Batanta di Pulau Batanta;Bahasa Biak Orang Biak Teluk Cendrawasih di Pulau Batanta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Batanta merupakan salah satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat di provinsi Papua Barat Daya. Pulau-pulau utama lainnya di kepulauan ini adalah Salawati, Misool dan Waigeo. Pulau Batanta bertetangga di utara pulau Salawati. Distrik Batanta Selatan terdiri desa Amduy, Arefi, Wailebet, Yenanas dan Yensawai. Distrik Batanta Utara terdiri Arefi Selatan, Arefi Timur, Yensawai Barat dan Yensawai Timur.

 

Bahasa Batanta dituturkan di kampung Pepasena, distrik Batanta Selatan, kabupaten Raja Ampat, Pulau Batanta, Provinsi Papua Barat. Kampung Pepasena terletak di pesisir pantai mayoritas penghuninya (80%) merupakan etnik Batanta. Selain di kampung Yenanas, bahasa Batanta dituturkan juga di kampung Waylebet di sebelah barat. Di kampung Yenanas juga ada bahasa Biak. Wilayah tutur bahasa Batanta berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Biak di sebelah timur (kampung Amdoi) dan utara (kampung Waylebet), dan wilayah tutur bahasa Tepin di sebelah selatan (kampung Solol). Perbandingan isolek Batanta dengan bahasa di sekitar merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan 82,75%—100%. Jika dibandingkan dengan bahasa Ambel menunjukkan perbedaan leksikon dan fonoligi sebesar 95,75%, dengan bahasa Tepin sebesar 82,75%, bahasa Esaro (Kawit) sebesar 89,25%, bahasa Efpan sebesar 99,75%, dan bahasa Moi Sigin sebesar 99%. (https://petabahasa.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batanta orang Batanta di pulau Batanta? Seperti disebut di atas bahasa Batanta dituturkan di pulau Batanta. Bahasa Biak orang Biak Teluk Cendrawasih di pulau Batanta. Lalu bagaimana sejarah bahasa Batanta orang Batanta di pulau Batanta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 12 Januari 2024

Sejarah Bahasa (233): Bahasa Matbat Pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, Antara P Seram dan Papua; Magey dan Pulau Wisata


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Pulau Misool salah satu dari empat pulau besar di Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat Daya). Titik tertinggi 535 M dan kota utama adalah Waigama. Pulau Misool ini berbatasan langsung dengan Laut Seram. Misool terbagi atas dua bagian Misool timur selatan dan Misool barat. Daerah ini terkenal juga dengan keanekaragaman budaya, adat, laut dan darat, termasuk daerah segitiga karang dunia sekitar 75% ikan hias dunia. Pulau Misool juga terdapat potensi tambang batubara.


Matbat adalah bahasa Papua yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Austronesia yang diucapkan di Papua Barat Daya di pulau Misool, Kepulauan Raja Ampat wilayah distrik Misool. Dialeknya adalah Magey dan Tomolol. Mirip dengan bahasa Ma'ya tetangganya, Matbat adalah salah satu dari sedikit bahasa Austronesia dengan nada leksikal yang benar daripada sistem nada-aksen atau sama sekali tidak ada kontras tonal fonemik seperti kebanyakan bahasa Austronesia lainnya. Bahasa Matbat diucapkan di lokasi-lokasi berikut di kabupaten Raja Ampat: Distrik Misool Timur: kampung-kampong Tumolol, Lenmalas, Lenmalas Timur Barat, Audam, Foley, dan Eduai; Distrik Misool Utara: kampung-kampong Atkari dan Salafen; Distrik Misool Barat: kampung Magei (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Matbat di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, antara Seram dan Papua? Seperti disebut di atas bahasa Matbat dituturkan di pulau Misool. Kampomh Tomolol, kampong Magey dan pulau-pulau wisata. Lalu bagaimana sejarah bahasa Matbat di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat, antara Seram dan Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (232): Bahasa Matlow Pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat;Pulau Obi, Pulau Seram dan Waigama di Barat Misool


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Laut Seram adalah salah satu dari beberapa laut kecil di kepulauan Indonesia. Laut ini merupakan bagian dari Samudra Pasifik terletak di antara Buru, Seram, Obi, Misool dan Papua (kepala butung). Laut Seram juga merupakan habitat untuk beberapa jenis goby tropis dan ikan lain. Seperti banyak laut kecil yang lain di Indonesia, laut ini berbatu dan memiliki aktivitas tektonik yang sangat aktif.


Bahasa Matlow dituturkan di |kampung Waigama, distrik Misool Utara, kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. |Kampung Waigama terletak di pantai dengan topografi tanah berupa dataran. Menurut pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa Matlow berbatasan dengan bahasa Matbat di sebelah timur oleh masyarakat kampung Salafen; bahasa Matbat di sebelah barat yang dituturkan oleh masyarakat |kampung Aduwey; bahasa Beser di sebelah utara, yang dituturkan oleh masyarakat |kampung Kopiaw; bahasa Maya di sebelah selatan yang dituturkan oleh masyarakat |kampung Dabatan. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Matlow merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 99% jika dibandingkan dengan bhasa Yaben, 98% jika dibandingkan dengan bahasa Salafen Matbat, dan 94% jika dibandingkan dengan bahasa Matbat. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Matlow di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat? Seperti disebut di atas nahasa Matlow dituturkan di pulau Misool.Pulau Obi, pulau Seram dan Waigama di barat pulau Misool. Lalu bagaimana sejarah bahasa Matlow di pulau Misool di Kepulauan Raja Ampat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 11 Januari 2024

Sejarah Bahasa (231):Dialek Bahasa Melayu Maluku di Wilayah Bahasa di Papua; Bahasa Batak-Melayu Wilayah Bahasa Bagian Barat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu Papua atau dalam keseharian masyarakat sering disebut dengan Bahasa Papua adalah bahasa yang dituturkan di Papua, Indonesia. Jumlah penuturnya kini mencapai sekitar 500.000 dan cenderung meningkat. Bahasa Melayu Papua dianggap mirip dengan bahasa Melayu Ambon dan bahasa Melayu Manado.


Menjejaki Bahasa Melayu Maluku di Papua: Kerangka Pengenalan. Sukardi Gau. Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Indonesia. Abstrak. Meskipun sudah lama diketahui oleh komunitas sarjana global bahwa sejarah bahasa Melayu modern mulai dijejaki di Indonesia Timur (lihat Collins 1982, 1996b, 2010), tetapi perhatian sebagian sarjana mengenai sejarah maupun wujudnya bahasa Melayu di Papua rupa-rupanya masih kurang mendapat perhatian dan tumpuan yang memadai. Bukan saja menyangkut kurangnya sumber literatur yang cukup tetapi juga mengenai rendahnya minat perhatian para sarjana untuk menyelami dan mengkaji kompleksitas bahasa Melayu di Papua. Oleh karena itu, pada bagian ini ada dua aspek akan diperbincangkan. Pertama, varian Melayu Papua sebagai Cabang Bahasa Melayu Maluku. Kedua, jalinan linguistik dan jalinan historis antara Papua dan Kepulauan Maluku akan ditelusuri pula. (http://mlc.alc.nie.edu.sg/docs/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu Maluku di wilayah bahasa di Papua? Seperti disebutkan di atas bahasa Melayu mengalir dari barat ke timur hingga Papua. Bahasa Batak bahasa Melayu di wilayah bahasa bagian barat. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu Maluku di wilayah bahasa di Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982