*Lihat semua artikel Sejarah Indonesia di Piala Dunia di blog ini Klik Disini
Indonesia (baca: Hindia Belanda) pernah berpartisipasi di Piala Dunia 1938 di Prancis. Ada sebanyak 17 pemain yang berangkat ke Prancis. Pertandingan Indonesia melawan Hungaria dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 1938 di stadion Kota Rheims. Sebelas pemain yang diturunkan adalah Mo Heng, Samuels, Hukom, Anwar, F. Meeng, Nawir (c), Pattiwael, Zomers, Darmadji, Taihitu dan Hong Djien.
Indonesia (baca: Hindia Belanda) pernah berpartisipasi di Piala Dunia 1938 di Prancis. Ada sebanyak 17 pemain yang berangkat ke Prancis. Pertandingan Indonesia melawan Hungaria dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 1938 di stadion Kota Rheims. Sebelas pemain yang diturunkan adalah Mo Heng, Samuels, Hukom, Anwar, F. Meeng, Nawir (c), Pattiwael, Zomers, Darmadji, Taihitu dan Hong Djien.
Bataviaasch nieuwsblad, 07-06-1938 |
Dua
pertandingan tersebut adalah dua pertandingan tim Indonesia di Eropa yang
secara resmi tercatat dalam FIFA dan KNVB. Selanjutnya hingga ini
hari tidak pernah terjadi. Ini mengindikasikan mereka ini adalah pemain-pemain
Indonesia yang pertama dan yang terakhir bermain di dalam pertandingan resmi di
Eropa. Namun sangat disayangkan riwayat para pemain ini tidak tercatat dengan
baik. Padahal mereka adalah duta sepak bola Indonesia di level sepak bola
bergengsi: Piala Dunia. Untuk itu, artikel ini mendeskripsikan riwayat para
pemain-pemain tersebut.
Nama-nama 17 pemain Indonesia Piala Dunia 1938 |
Dr. Achmad Nawir
Mohamad
Nawir alias Achmad Nawir masuk sekolah menengah di Batavia (Koning Willem III
School) tahun 1924. Mohamad Nawir pada
tahun 1929 tercatat sebagai pemain basket andalan sekolahnya. Mohamad Nawir
bermain satu tim dengan Meeng. Pada 1929 Mohamad Nawir diterima di sekolah
kedokteran Nederlandsch Indie Arts School (NIAS) di Soerabaja. Pada tahun 1931
(saat mana Nawir di NIAS) tercatat sebagai pemain sepak bola. Dalam komposisi
Tim SVB (Soerabaijasch Voetbal Bond) Nawir sebagai gelandang kiri (lihat De
Indische courant, 20-03-1931). Sejak itu nama Nawir dikenal sebagai pemain klub
HBS Soerabaja.
De Indische courant, 03-06-1936 |
Dalam
pembentukan tim nasional Indonesia pada tahun 1938, Achmad Nawir dari klub HBS
Soerabaja didaulat sebagai kapten tim. Saat itu, Achmad Nawir masih kuliah
sebagai mahasiswa tingkat akhir di NIAS. Achmad Nawir lulus kuliah di NIAS pada
tahun 1939.
Achmad Nawir
hanya memiliki satu klub dalam karir sepak bola: HBS Soerabaja. Nama Achmad
Nawir baru muncul kembali pada tahun 1948 (era perang kemerdekaan). Disebutkan
Achmad Nawir sebagai penasehat perserikatan Soerabaja (SVB). Dalam
perjalanannya, perserikatan SKVB diintegrasikan ke perserikatan SVB. Lalu SVB
plus SKVB bertransformasi menjadi nama perserikatan baru yang disebut Persibaja
(federasi VUVSI/ISNIS) dan lalu kemudian Persibaja berafiliasi dengan federasi
PSSI (1949). Yang memainkan peran kuat dalam proses transformasi dari federasi
VUVSI/ISNIS ke federasi PSSI ini adalah Dr. Achmad Nawir.
Pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda
(1950an) Dr. Achmad Nawir membuka klinik Dokter Praktik di Soerabaja. Klinik
yang dipimpin Dr. Achmad Nawir ini terbilang cukup besar dan sangat terkenal
(bahkan di kalangan orang Eropa/Belanda juga).Klinik ini cukup lama eksis
dimana Dr. Achmad Nawir berperan. Nama Achmad Nawir (di Soerabaja) masih terdeteksi
di publik hingga tahun 1957. Masih pada tahun 1957, pada kejuaraan antar perserikatan
di Padang, Achmad Nawir sebagai anggota komite pemilihan pemain terbaik (Algemeen
Indisch dagblad : de Preangerbode, 01-08-1957). Komite itu termasuk Basir Isa,
Toni Pagaenik dan Mochtar Siregar.
Suvarte Soerdarmadji
Suvarte
Soedarmadji memulai karir sepak bola di Soerabaja. Nama Soedarmadji sebagai
pemain sepak bola muncul kali pertama tahun 1935 (Soerabaijasch handelsblad, 29-04-1935).
Ini bermula dari suatu pertandingan antara klub dari Batavia melawan tim
gabungan Soerabaja (Soerabaja Voetbal Unie) yang berintikan pemain-pemain klub
Tiong Hoa. Dalam tim ini terdiri dari Eropa/Belanda, Tionghoa dan tiga pribumi.
Disebutkan dua pribumi berasal dari SIVB yakni Achmad dan Sordarmadji.
Pertandingan berakhir dengan 3-1 untuk kemenangan tim Soerabaja. Pemain terbaik
dalam pertandingan tersebut adalah Hok Gie (kiper) dari tim Soerabaja.
Nama Soedarmadji
cukup banyak. Ada yang mahasiswa sekolah hukum dan juga ada yang di sekolah
kedokteran di Batavia. Nama Soedarmadji juga terdapat di sekolah BAS sore di
Soerabaja. Soedarmadji masuk tahun 1931 di BAS afdeeling Bouwkunde. Pada tahun
1932 Soedarmadji naik ke kelas dua (De Indische courant, 03-06-1932). Soedarmadji
lulu tahun 1934 (De Indische courant, 23-06-1934). Sejak itu nama Soedarmadji
semakin kerap diberitakan sebagai pemain sepak bola di Soerabaja.
Soedarmadji
mulau tercatat sebagai sepak bola klub HBS tahun 1935 (De Indische courant, 20-05-1935).
Ini berarti Soedarmadji menjadi satu klub dengan Nawir (yang sudah bergabung
sejak 1931). Soedarmadji menjadi bagian dari Tim SVB Soerabaja dalam melawan
tim luar negeri Shanghai (De Indische courant, 31-07-1935). Dalam tim utama
terdapat nama Nawir, Soedarmadji dan Hong Djien (klub Tiong Hoa).
Muncul pendapat
bahwa setiap pemain bebas bermain untuk SVB dan SIVB. Akan tetapi menurut SVB
ada baiknya setiap pemain memilih di perserikatan mana yang bersangkutan
bermain. Hal ini karena ditemukan sejumlah pemain ada kalanya berbain untuk DVB
dan juga bermain untuk SIVB (De Indische courant, 11-11-1935). Soedarmadji
selain bermain di klub HBS juga terdapat di klub Selo (perserikatan SIVB).
Sejak itu tampaknya bermain untuk klub(-klub) SVB yang dalam hal ini HBS. Ini
terlihat pada saat menjamu tim Belanda, Soedarmadjia termasuk salah satum tim
inti kesebelasan NIVU (De Indische courant, 23-12-1935). Dalam formasi tim inti
juga termasuk Nawir dan Hong Djien. Pertandingan antara dua tim nasional ini
berakhir 2-2 (De Indische courant, 02-01-1936). Dalam kejuaraan antar kota
tahun 1936 tim Soerabaja menjadi juara dimana pada pertandingan terakhir
Soerabaja mengalahkan Batavia dengan skor 4-2 (3-1). Pada penghujung babak
pertama Soedarmadji membuat gol (De Indische courant, 03-06-1936).
Soedarmadji
menjadi salah satu pemain yang terpilih unuk mengikuti Piala Dunia 1938 di
Prancis. Tujuh belas pemain yang dipilih (hanya) tiga perserikatan di Jawa yang terdiri
dari delapan orang Belanda, tiga orang Ambon, dua orang Sumatra, satu orang
Jawa dan tiga orang Tionghoa (Soerabaijasch handelsblad, 25-05-1938). Jika
hanya disebut satu orang Jawa itu berarti adalah Soedarmadji.
Tiga orang Ambon
adalah Isaac Pattiwael, Hans Taihitu dan Meeng. Tiga orang Tionghoa adalah Mo
Heng, Hong Djien dan Tan See Han. Dua orang Sumatra sudah barang tentu adalah Achmad
Nawir dan Soetan Anwar. Dalam sejumlah tulisan Soetan Anwar disebut berasal
dari Minangkabaoe, tetapi Achmad Nawir belum diketahui secara jelas. Namun
demikian ada dugaan kuat bahwa Achmad Nawir berasal dari Tapanoeli. Ini hanya
didasarkan semata-mata karena nama Nawir era itu yang terdeteksi di media hanya
ditemukan pada nama orang Tapanoeli, seperti: Nawir Harahap sebagai kepala
pemerintahan regional di Bengkoelen dan anggota dewan (gemeenteraad) di Padang;
Nawir Harahap salah satu tokoh republik
yang ditangkap dan ditahan di Sibolga pada era perang kemerdekaan (Het dagblad
: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 22-09-1948); Nawir
Harahap lulus Recht School di Batavia (De locomotief: Samarangsch handels- en
advertentie-blad, 11-10-1955).
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
ang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Thank you for nice information. Please visit our web:
BalasHapusGhozi
Ghozi