*Semua artikel Sejarah Kota Surabaya dalam blog ini Klik Disini
Peristiwa gempa bumi kembali terjadi setelah beberapa waktu yang lalu terjadi di Donggala, Sigi dan Palu. Hari ini gempa bumi terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura. Goncangan gempa terberat terjadi di pulau Sapudi, Kecamatan Sumenep. Kekuatan gempa yang terjadi 6.3 SR dan telah menyebabkan korban jiwa juga mengalami kerusakan rumah sebanyak 246 unit. Kejadian gempa bumi Sapudi tercatat pernah terjadi pada tahun 1891.
Peristiwa gempa bumi kembali terjadi setelah beberapa waktu yang lalu terjadi di Donggala, Sigi dan Palu. Hari ini gempa bumi terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura. Goncangan gempa terberat terjadi di pulau Sapudi, Kecamatan Sumenep. Kekuatan gempa yang terjadi 6.3 SR dan telah menyebabkan korban jiwa juga mengalami kerusakan rumah sebanyak 246 unit. Kejadian gempa bumi Sapudi tercatat pernah terjadi pada tahun 1891.
Sejauh
ini catatan gempa di Madura sulit ditemukan. Catatan gempa penting untuk melihat
riwayat kegempaan di wilayah tersebut. Catatan gempa, vulkanik atau tektonik,
di suatu wilayah juga penting untuk bahan dalam memprediksi kemungkinan terjadi
(berulang) di masa yang akan datang. Informasi dari catatan gempa dapat berguna
untuk tetap menjaga kewaspadaan masyarakat. Untuk itu, mari kita telusuri
riwayat gempa di wilayah Madura.
Sejatinya
catatan gempa sudah ada sejak era kolonial Belanda. Pencatatan gempa terutama
oleh para pejabat selalu diumumkan ke surat kabar agar diketahui publik. Satu
catatan gempa yang terdokumentasi dilakukan oleh F. Versteeg dengan judul Vervolg op de
Aanteekeningen Omtrent Aardbevingen en Berguitbarstingen in den indischen
Archipel. Yang dimuat dalam Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch-Indie, 1867.
Dalam artikel ini dicatat semua kejadian gempa di Hindia Belanda sepanjang
tahun 1863. Sebuah daftar panjang yang dimulai dari kejadian gempa tanggal 1
Januari 1863 di Ambon hingga kejadian gempa pada tanggal 28 Desember di Boeroe.
Di dalam daftar ini juga termasuk kejadian gempa di Madoera tang terjadi tanggal
19 Mei pukul tujuh di Pamakasan dan Soemanap dari arah timur ke barat.
Goncangan gempa ini disebabkan vulkanik. Kepedulian pencatatan kejadian
kegempaan saat itu mengindikasikan bahwa memahami perilaku gempa di Hindia sudah
dianggap penting
Kejadian gempa di Madura (Pemekasan dan
Sumenep) tahun 1863 merupakan catatan tertua tentang kegempaan di Madura.
Setelah itu, baru ditemukan catatan gempa di Madura pada tahun 1881 (Java-bode
: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 12-11-1881).
Disebutkan pada akhir tanggal 27 jelang tanggal 28 Oktober seperempat kurang
pukul 12, gempa bumi yang agak ganas terjadi di Pamekasan dan Bangkalan
(Madura). Kejadian gempa berikutnya terjadi tahun 1883 (Soerabaijasch
handelsblad, 13-06-1883). Disebutkan di Pamakasan, pada tanggal 4 bulan ini antara
pukul 7.30 hingga 8.00 beberapa gempa ringan dirasakan, bergerak secara
horizontal dari Barat ke Timur. Lalu kemudian gempa tahun 1891.
Gempa yang terjadi tahun 1891 di Sumenep, tepatnya di
pulau Sapudi terbilang gempa yang besar (disebut gempa yang menakutkan). Gempa
yang terjadi di pulau Sapudi pada tahun 1891 boleh jadi kira-kira setara dengan
yang terjadi pada hari ini (11 Oktober 2018).
Pada tahun 1896 dilaporkan kembali kejadian
gempa di Madoera (De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 24-01-1896). Disebutkan sebuah pesan
yang diterima dari Residen Madura berdasarkan menurut laporan dari
asisten-residen Soemenep pada tanggal 29 Decemher (1895) sore hari di pulau Raas
terjadi sebuah gempa bumi yang disertai juga angin puyuh sehingga di desa
Katopak (Raas) 20 rumah dan 40 kandang kuda roboh. Pulau Raas tidak jauh dari
pulau Sapudi.
Soerabaijasch handelsblad, 07-11-1904: ‘Dari Soemenep bahwa
terjadi gempa yang membuat penduduk banyak terbangun pada Jumat malam, di
Soerabaja juga terasa gempa yang terjadi disana’.
Kejadian gempa kembali terjadi di Madura pada
tahun 1936 (Algemeen Handelsblad, 01-03-1936). Disebutkan di Pamekasan pada tengah
malam tanggal 29 Februari pukul 11.50 terjadi gempa ringan dari arah
Utara-Selatan; durasi schok selama tiga menit (detik?).
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber ang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
\
Daftar Panjang
Gempa Bumi di Madura dan Surabaya
|
||
Kejadian
|
Deskripsi
|
Sumber
|
19-05-1863
|
Gempa
bumi di Pamakasan dan Sumanap
|
Vervolg
op de Aanteekeningen Omtrent Aardbevingen en Berguitbarstingen in den
indischen Archipel. Door F. Versteeg in Natuurkundig tijdschrift voor
Nederlandsch-Indie, 1867.
|
27-10-1881
|
Pada
akhir tanggal 27 jelang tanggal 28 Oktober seperempat kurang pukul 12, gempa
bumi yang agak ganas terjadi di Pamekasan dan Bangkalan (Madura).
|
Java-bode
: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 12-11-1881
|
04-06-1883
|
Di
Pamakasan, pada tanggal 4 bulan ini antara pukul 7.30 hingga 8.00 beberapa
gempa ringan dirasakan, bergerak secara horizontal dari Barat ke Timur.
|
Soerabaijasch
handelsblad, 13-06-1883
|
??-06-1890
|
Menurut
pesan Resident Surabaya, pada malam hari 3 dari 4 di distrik Kedokan dan
Pridjek di divisi Sidajoe, gempa yang ganas dirasakan dari arah Selatan ke
Utara, yang berlangsung selama sekitar empat detik
|
Soerabaijasch
handelsblad, 25-06-1890
|
26-02-1891
|
Di
pulau Sapoedi, Residentie Madoera, pada tanggal 26 Februari 1891, sebuah
gempa bumi yang menakutkan diamati dari arah Barat ke Timur
|
De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 17-03-1891
|
29-12-1895
|
Satu
pesan yang diterima dari Residen Madura berdasarkan menurut laporan dari
asisten-residen Soemenep pada tanggal 29 Decemher (1895) sore hari di pulau
Raas terjadi sebuah gempa bumi yang disertai juga angin puyuh sehingga di
desa Katopak (Raas) 20 rumah dan 40 kandang kuda roboh.
|
De
locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 24-01-1896
|
08-05-1900
|
Soerabaja,
8 Mei. Pagi ini pukul setengah delapan ada gempa besar di sini dari arah
Timur - Barat
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 08-05-1900
|
04-11-1904
|
Dari
Soemenep bahwa terjadi gempa yang membuat penduduk banyak terbangun pada
Jumat malam, di Soerabaja juga terasa gempa yang terjadi disana
|
Soerabaijasch
handelsblad, 07-11-1904
|
18-09-1918
|
Bangunan
batu di Kepandjen rusak berat akibat gempa. Surabaya, 18 September 1918
|
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 19-09-1918
|
??-04-1935
|
Telah
terjadi gempa alam di Madoera dari arah Utara-Selatan. Menurut Aneta, gempa
bumi skala kecil dirasakan di seluruh Madura
|
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 23-04-1935
|
29-02-1936
|
Di
Pamekasan pada tengah malam tanggal 29 Februari pukul 11.50 terjadi gempa
ringan dari arah Utara-Selatan; durasi schok selama tiga menit (detik?)
|
Algemeen
Handelsblad, 01-03-1936
|
\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar