Minggu, 01 Maret 2020

Sejarah Jakarta (104): Sejarah Luar Batang di Luar Batang; Kampong Tua Sejak 1847, Nama Aslinya Kampong (Hutan) Borong


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Kampong Luar Batang adalah kampong tua di Jakarta. Disebutkan kampong ini awalnya bernama kampong Borrong dan berubah menjadi nama kampong Loear Batang (lihat Javasche courant, 20-10-1847). Pada masa ini kampong Luar Batang termasuk wilayah kelurahan Penjaringan. Kelurahan Penjaringan bertetangga dengan keluarahan Pluit di kecamatan Penjaringan, wilayah Jakarta Utara. Pada masa ini kampong Luar Batang terkenal karena terdapat masjid tua yang juga diberi nama Masjid Luar Batang.

Kampong Loear Batang (Peta 1826) pada masa kini
Kampong Luar Batang berada di luar batang. Dalam hal ini, tempo doeloe, batang (boom) adalah tembok/batas pelabuhan Soeda Kalapa. Nama kampong ini sebelumnya bernama kampong Borrong. Kampong ini diduga adalah perkampongan orang-orang Makassar. Dalam bahasa Makassar ‘borong’ adalah hutan. Pada masa ini nama Borong dikenal sebagai nama kelurahan di kecamatan Manggal, Kota Makassar. Pada Peta 1826 kawasan dimana kini kampong Luar Batang (cf/ kampong Borrong) diidentifikasi sebagai area hutan rawa-rawa (kreupelbosch or swamp).

Lantas bagaimana sejarah kampong Luar Batang di Penjaringan? Sejauh ini sejarah Luar Batang ditulis seadanya saja. Sebagai bagian dari penulisan sejarah Jakarta, sejarah kampong Luar Batang menjadi penting untuk ditulis. Paling tidak di (kampong) Luar Batang terdapat satu masjid lama yakni Masjid Luar Batang. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kelurahan Pluit dan Kelurahan Penjaringan (Now)
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*

Pelabuhan Soenda Kalapa dan Pembangnnan Kali Besar

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar