*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Kabupaten baru di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Lombok Utara dengan ibu kota di Tanjung. Mengapa kota Tanjung dipilih dan ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Lombok Utara adalah satu hal, sementara hal lainnya adalah bagaimana sejarah (kota) Tanjung sendiri. Yang jelas sejarah kota Tanjung tidak terinformasikan. Bukankah kota Tanjung telah menjadi ibu kota sebuah kabupaten? Itulah mengapa narasi sejarah kota Tanjung diperlukan.
Kabupaten baru di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Lombok Utara dengan ibu kota di Tanjung. Mengapa kota Tanjung dipilih dan ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Lombok Utara adalah satu hal, sementara hal lainnya adalah bagaimana sejarah (kota) Tanjung sendiri. Yang jelas sejarah kota Tanjung tidak terinformasikan. Bukankah kota Tanjung telah menjadi ibu kota sebuah kabupaten? Itulah mengapa narasi sejarah kota Tanjung diperlukan.
District Tandjoeng (Peta 1908) |
Darimana kita memulai mempelajari sejarah Tanjung?
Bukan dari Mataram, ada baiknya mulai dari Bayan. Mengapa? Pada era VOC,
wilayah utara pulau Lombok disebut district Bajan. Dalam perkembangannya pada
era Pemerintah Hindia Belanda district Baja dimekarkan dengan membentuk distrik
Tandjoeng, tetapi kemudian dua district ini disatukan lagi dengan nama District
Bajan en Tandjoeng. Nah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Tanjung dan Bayan di Kabupaten Lombok Utara (Now) |
District Bajan dan District Tandjoeng
Pada permulaan pembentukan cabang Pemerintah
Hindia Belanda (pasca Perang Lombok 1894) di (pulau) Lombok ditempatkan seorang
Asisten Residen yang berkedudukan di Mataram (awalnya di Ampenan). Dalam
hubungan pentaan pemerintahan, afdeeling Lombok dibagi ke dalam tiga
onderafdeeling (yang masing-masing dikepalai oleh seorang Controleur): West
Lombok ibu kota di Mataram (tempat Controleur berkedukan, sementara Asisten
Residen masih di Ampenan); Oost Lombok ibu kota di Sisik (kemudian direlokasi
ke Selong); dan Midden Lombok ibu kota di Praja. Tiga onderafdeeling ini
terdiri dari masing-masing empat district.
District di Afdeeling Lombok (1896) |
Dalam pembagian wilayah-wiliyah district
tersebut, batas-batas wilayah mulai diukur dan dipetakan (lihat Algemeen Handelsblad, 20-07-1906). Batas-batas
district ini secara tradisional yang sejak lama terbentuk, pengukuran ini
dilakukan untuk memastikan dalam pembuatan pemerintah. Konfirmasi dalam
pemetaan terutama pada area perbatasan antara satu district dengan district
yang lainnya.
Java-bode: nieuws, handelsblad voor NI, 21-09-1894 |
Pemerintah Hindia Belanda kembali mengirim ekspedisi militer untuk menghukum pasukan kerajaan Bali Selaparang dan berhasil ditaklukkan di puri Tjakrangera pada pertengahan November 1894. Para pangeran tewas, puri Tjkaranegara terbakar dan radja Bali Selaparang ditangkap dan diinternir ke Batavia. Kerajaan Bali Selaparang tamat lalu kemudian dibentuk cabang Pemerintah Hindia Belanda dengan membagi pulau Lombok ke dalam dua onderdistrict. Namun kemudian terjadi pemberontakan Praja tahun 1896 dimana kepala district Praja Mamiq Sapian tewas oleh lawan-lawannya. Setelah militer Belanda berhasil mengontrol situasi, lalu cabang pemerintahan ditata kembali dengan membentuk onderafdeeling Midden Lombok dengan ibu kota Praja. Setelah pemberontakan Praja inilah pengukuran wilayah district dipertegas untuk seluruh distrik yang terdapat di pulau Lombok.
Dari 12 district yang dibentuk di afdeeling
Lombok, hanya dua district dimana terdapat populasi Bali sangat signifikan
yakni district Ampenan en Ommelanden dan district Geroeng. Penduduk Sasak
berada di 10 district termasuk district Tandjoeng dan district Bajan. Di
district-district inilah berbagai pembangunan dilakukan. District Bajan dan
Tandjoeng penghasil kapas yang baik.
Distrct Bajan (Peta 1927) |
Pada tahun 1930 Bayan dan Tandjoeng masih
district terpisah, tetapi setelah itu dua district telah disatukan dengan nama
District Tandjoeng en Bajan dengan ibu kota di Tandjoeng (tempat kedudukan
kepala district). Tampaknya district Bajan semakin terisolir dan hanya dicapai
dengan kapal atau perahu. Sementara Tandjoeng semakin terhubung dengan Ampenan
dan Mataram. Sementara Bayan dan Tandjoeng digabung, district Ampenan telah
dimekarkan dengan membentuk district Oost Ampenan. Pada masa ini, distrik
kira-kira setara dengan kecamatan.
Soerabaijasch
handelsblad, 13-03-1930: ‘Pembangunan saluran telepon ke bagian-bagian pulau yang
lebih terpencil. Berturut-turut koneksi lebih dari 30 Km ke district Tandjoeng
(Sorong-Djoekoeng di NW pulau) dan lebih dari 40 Km ke Prlnggabaja (Lombok
Timur) diselesaikan, dan setelah itu koneksi kira-kira. 15 Km ke distrik Geroeng (Z. Lombok Barat)’.
Dengan perkembangan yang pesat di Tnadjoeng,
sejumlah pengusaha Tionghoa mulai mengalihknn usaha mereka dari Ampenan dan
Mataram.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tandjoeng Maju Sendiri: Bajan, Jauh di Mata, Dekat di Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar