Senin, 19 April 2021

Sejarah Filipina (10): Sejarah Pulau Sulu di Filipina dan Sabah; Boernai dan Manila Era Portugis hingga Sulu dan Sabah Era Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini  

Beberapa waktu yang lalu Sultan Sulu di Filipina mengklaim (wilayah) Sabah (bagian timur laut Borneo) sebagai miliknya dan digabungkan dengan Indonesia asal Indonesia mengembalikan Sabah kepada Filipina dari Malaysia. Berita ini tentu sangat menarik karena melibatkan tiga negara: Filipina, Malaysia dan Indonesia. Namun dalam hal ini yang lebih penting adalah siapa Sultan Sulu (yang bernama Muizul Lail Kiram) dan bagaimana sesungguhnya sejarah (kesultanan) Sulu.

Pada masa ini (wilayah kepulauan) Sulu adalah salah satu provinsi di Filipina (sejak 1917) dengan ibu kota di Jolo. Provinsi ini terletak di Region Otonomi Muslim Mindanao dengan jumlah penduduk 850 ribu jiwa, Bahasa yang digunakan penduduk adalah bahasa Sug (resmi), ZamboangueƱo, Chavacano dan Melayu. Di wilayah Sulu ini tempo doeloe terbentuk Kesultanan Sulu dengan sistem pemerintahan Islam yang berawal dari terbentuknya Kerajaan Sulu. Dalam perkembangannya kesultanan Sulu wilayahnya semakin luas hingga ke perbatasan Mindanao di tiur laut dan Sabah di sebelah barat daya (wilayah bagian timur laut pulau Borneo). Disebutkan Kesultanan Sulu didirikan pada 17 November 1405 oleh seorang penjelajah kelahiran Johor dan ulama Sharif ul-Hashim yang awalnya berdiam di Buansa, Sulu. Kesultanan memperoleh kemerdekaannya dari Kekaisaran Brunei pada tahun 1578.

Lantas bagaimana sejarah Sulu di Filipina? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Namun sejauh data baru ditemukan narasi sejarah Sulu tetap dapat diperkaya. Lalu apa menariknya wilayah Sulu bagi Filipina? Yang jelas bahwa wilayah ini tempo dulu jaranng dikunjungi pedagang-pedagang Spanyol dan Belanda Wilayah ini awalnya wilayah perdagangan Portugis tetapi ketika Spanyol dan Belanda kurang intens, pedagang-pedagang Inggrislah yang sering mengunjungi kawasan pinggiran ini. Mengapa? Yang jelas ada peran Amerika Serikat memasukkan wilayah Sulu ke Filipina. Bagaimana semua itu terkait? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Sulu: Pulau Tawi-Tawi

Seperti Indonesia, khususnya kepulauan Maluku, wilayah Filipina juga meiliki banyak pulau. Secara keseluruhan wilayah Filipina dibagi tiga grup kepulauan, yaitu Luzon, Visayas, dan Mindanao. Seluruh negara Filipina kemudian dibagi ke dalam 16 region yang masing-masing terdiri dari beberapa provinsi. Filipina sendiri memiliki 80 provinsi. Provinsi terluas adalah Palawan, sedangkan provinsi terkecil adalah Batanes. Provinsi terkenal di dekat Manila adalah Bataan. Provinsi Sulu berada di region Bangsa Moro.

Region Bangsa Moro terdiri dari lima provinsi, yakni Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu dan Tawi-Tawi. Provinsi Tawi-Tawi berada di sebelah barat daya provinsi Sulu (berbatasan dengan Sabah, di pulau Borneo); sementara provinsi Basilan berada di sebelah timur laut provinsi Sulu. Provinsi Lanao del Sur berada di pulau Mindanao sebelah barat daya dimana terdapat danau (lake) Lanao. Idem dito dengan provinsi Maguindanao yang juga berada di bagian barat daya pulau Mindanao.

Kampong (kota) Jolo tempo doeloe termasuk yang dikunjungi Ferdinand Magellan ketika pelaut-pelaut Spanyol mengunjungi kali pertama Hindia Timur dari arah Pasifik, 1521. Sebelum ke kota Jolo, Ferdinand Megellan telah lebih dahulu mengunjungi kota Zulu (kini Cebu). Oleh karena itu, Jolo termasuk kampong (kota) tua di Filipina. Kota Zebu kemudian menjadi koloni pertama Spanyol di Filipina.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kesultanan Sulu: Antara Inggris dan Amerika Serikat

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar