*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarah penemuan pedalaman begitu
heroik di Sumatra, Jawa dan Kalimantan karena jauhnya ke pedalaman dari wilayah
pantai. Penemuan pedalaman di pulau-pulau Maluku juga berbeda dengan penemuan
pedalaman (pulau) Sulawesi. Sejumlah pulau besat di kepulauan Maluku dalam hal
ini memiliki kisah sendiri. Pulau-pulau besar di Maluku adalah Seram,
Halmahera, Buru dan Aru..
Kepulauan Maluku adalah sekelompok
pulau di Indonesia yang merupakan bagian dari Nusantara. Kepulauan Maluku
terletak di lempeng Eurasia dan Pasifik. Ia berbatasan dengan Pulau Sulawesi di
sebelah barat, Nugini di timur, dan Timor Leste di sebelah selatan, Palau di
timur laut. Pada zaman dahulu, bangsa Eropa menamakannya "Kepulauan
rempah-rempah" — istilah ini juga merujuk kepada Kepulauan Zanzibar yang
terletak di pantai Afrika Timur. Sejak 1950 - 1999, Kepulauan Maluku Utara
secara administratif merupakan bagian dari Provinsi Maluku. Kabupaten Maluku
Utara kemudian ditetapkan sebagai Provinsi Maluku Utara. Secara geografis,
Maluku terbagi menjadi tiga kawasan yang berbeda satu dengan yang lainnya:
Maluku Utara, Maluku Tengah, dan Maluku Tenggara. Di wilayah Maluku Utara pulau
Ternate dan Tidore dua pulau paling utama di kawasan ini, terlepas dari luasnya
yang sangat kecil, bila dibandingkan dengan pulau besar seperti Halmahera.
Maluku Tengah merupakan sentrum penduduk dan pusat dari Kepulauan Maluku.
Kawasan ini terdiri dari beberapa kepulauan: Ambon, Gorom, Watubela, Lucipara,
dan Banda dimana pulau besar adalah Seram dan Buru. Maluku Tenggara merupakan
kawasan yang paling jarang penduduk meliputi Kepulauan Kei, Tanimbar, Aru, dan
Barat Daya. (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah penemuan pedalaman pulau-pulau di (kepulauan) Maluku? Seperti
disebut di atas, penemuan pulau-pulau di Maluku seheroik di pulau-pulau besar
seperti Sumatra, Jawa dan Kalimantan, tetapi penemuan pedalaman pulau-pulau di
Maluku lebih pada upaya pemetaan wilayah, survei vegetasi dan sebagainya. Lalu
bagaimana sejarah penemuan pedalaman pulau-pulau di Maluku? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Indonesia dan
Penemuan Pedalaman Pulau-Pulau Besar di Maluku; Seram, Halmahera, Buru dan Aru
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Penemuan Pedalaman Pulau-Pulau
di Maluku: Pulao Pulau Terpencil
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar