*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini
Klik Disini. (Artikel 1-56
Klik Disana)
Kemarin
tanggal 7 November 2017 Lafran Pane, pahlawan Indonesia secara resmi diumumkan
sebagai Pahlawan Nasional. Gelar Pahlawan Nasional ini akan diberikan besok 9
November 2017 kepada ahli waris Lafran Pane di Istana Negara Jakarta.
Pengusulan Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional bukan dari Medan, Provinsi
Sumatra Utara tetapi Provinsi DI Yogyakarta. Ini menunjukkan bahwa Lafran Pane
kelahiran Padang Sidempoean benar-benar pahlawan nasional lintas daerah milik seluruh rakyat Indonesia.
|
Lafran Pane (foto wikipedia) |
Pemberian gelar
Pahlawan Nasional 2017 ini telah menambah daftar Pahlawan Nasional asal
Afdeeling Padang Sidempuan (dulu namanya Afdeeling Mandailing dan Angkola, kini
dikenal sebagai daerah Tapanuli Bagian Selatan). Mereka yang telah lebih dahulu
dianugerahi Pahlawan Nasional adalah Mr. Masdoelhak Nasution, Ph.D (2008);
Jenderal Abdul Haris Nasution (2002); Prof. Hazairin Harahap (1999); Adam Malik
Batubara (1998); Tuanku Haji Muhammad Saleh Harahap atau Tuanku Tambusai
(1995); KH Zainul Arifin Pohan (1963). Daftar ini juga akan bertambah dengan
adanya pengusulan Mr. Soetan Mohammad Amin Nasution (Sumatera Utara) dan Letkol
Mr. Gele Haroen Nasution (Lampung).
Lafran Pane Pendiri HMI,
Adik Sanusi Pane dan Armijn Pane
Lafran
Pane adalah seorang anak mantan guru di Muara Sipongi dan cucu seorang ulama
besar di Sipirok. Lafran Pane lahir di Padang Sidempuan, 5 Februari 1922. Ayah
Lafran Pane adalah Sutan Pangurabaan Pane, seorang guru alumni
kweekschool, yang juga menjadi sastrawan
lokal dengan karya terkenalnya Tolbok Haleon
(Hati yang Kemarau). Roman ini pertama kali terbit di Medan tahun 1933
dan sampai tahun 1980-an roman Tolbok Haleon masih dipakai sebagai bacaan di
sekolah-sekolah di Tapanuli Selatan. Sutan Pangurabaan Pane yang lahir di
kampong Pangurabaan, Sipirok tidak hanya sukses dalam karir guru dan penulis
tetapi juga sukses dalam bisnis seperti percetakan, penerbitan, perdagangan dan
transportasi. Oleh karena itu, Sutan Pangurabaan dianggap sebagai orangtua yang
mampu menyekolahkan anak-anaknya dengan baik.