Senin, 13 Oktober 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6.4:Pemuda, Kongres Pemuda, Sumpah Pemuda; Sejarah Kongres Pemuda di Indonesia dari Dulu hingga Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Beberapa kesalahan narasi atau mitos yang sering muncul tentang Kongres Pemuda, khususnya Kongres Pemuda II (1928), antara lain adalah: Istilah "Sumpah Pemuda" tidak ada pada tahun 1928. Peserta kongres tidak semuanya bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Orang Tionghoa memiliki peran penting dalam Kongres. Kongres Pemuda II diselenggarakan di gedung milik Sie Kong Lian, dan ada peserta keturunan Tionghoa, seperti Kwee Thiam Hong. Keterlibatan mereka sering diabaikan dalam narasi sejarah yang lebih populer.


Narasi populer tentang Kongres Pemuda sering kali mengandung kesalahan atau interpretasi yang keliru. Berikut beberapa kesalahan narasi yang umum terjadi: 1. Istilah "Sumpah Pemuda" tidak ada pada tahun 1928, baru muncul tahun 1950-an. Dokumen aslinya adalah "Putusan Kongres". 2. Kongres berlangsung dalam satu kesatuan yang mulus. Narasi yang keliru: Para pemuda dari berbagai daerah langsung bersatu dan bersepakat tanpa ada perdebatan yang berarti. Terdapat perdebatan sengit, terutama pada Kongres Pemuda I (1926). Perbedaan pandangan ini menunjukkan bahwa persatuan pemuda adalah hasil dari proses diskusi yang panjang dan tidak selalu mulus.  3. Bahasa Indonesia sudah digunakan secara lancar oleh semua peserta. Narasi yang keliru: Semua peserta Kongres Pemuda II fasih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam diskusi. Fakta sejarah: Beberapa peserta, termasuk pimpinan sidang seperti Soegondo Djojopoespito, masih terlihat kesulitan berbahasa Indonesia dan lebih fasih berbahasa Belanda atau bahasa daerah. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya bahasa pemersatu.  4. Sumpah Pemuda adalah hasil dari satu peristiwa tunggal. Narasi yang keliru: Sumpah Pemuda hanya merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Fakta sejarah: Kongres Pemuda II adalah puncak dari upaya panjang yang dimulai sejak Kongres Pemuda I pada 1926 (AI Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda? Seperti disebut di atas, banyak hal keliru dalam narasi sejarah pemuda, sejarah Kongres Pemuda dan sejarah Sumpah Pemuda. Narasi hanya merujuk pada Kongres Pemuda 1926 dan 1928 saja. Faktanya tidak demikian. Apakah nama kongres saat itu disebut Kongres Pemuda? Jadi, kapan istilah Sumpah Pemuda ada? Fakta yang ada adalah Poetoesan Kongres, isinya menyatakan “Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe...Indonesia”. Lalu bagaimana sejarah pemuda, Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 09 Oktober 2025

Sejarah Belanda di Indonesia (4): Prof Dr PJ Zoetmulder SJ, Orang Belanda di Indonesia; Orang Indonesia Jadi Warga Negara Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Balanda di Indonesia di blog ini Klik Disini

Petrus Josephus Zoetmulder (1906-1995), atau yang akrab dipanggil Romo Zoetmulder, adalah seorang pakar sastra Jawa Kuno, budayawan, dan imam Katolik asal Belanda yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari dan melestarikan budaya Jawa. Karyanya yang paling terkenal adalah kajian sastra Jawa Kuno berjudul Kalangwan dan Kamus Jawa Kuna–Indonesia. Romo Zoetmulder meninggal pada 8 Juli 1995 di Yogyakarta dan dimakamkan di pemakaman gereja Muntilan, Magelang.


Prof.  Dr. Petrus Josephus Zoetmulder, S.J. (29 Januari 1906 – 8 Juli 1995) adalah seorang pakar Sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Ia terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama Kejawen yang dalam edisi Indonesianya berjudul Manunggaling Kawula Gusti. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuno Kalangwan dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi Bahasa Inggris (1982) dan edisi Bahasa Indonesia (1995). Pendidikan: ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (1918); Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925); Novisiat Serikat Yesus, Negeri Belanda (1925); Kolese Ignatius, Yogya (1928); Studi Jawa di Universitas Leiden, Negeri Belanda (1930); Universitas Leiden, Negeri Belanda (doktor, 1935); Studi teologi, Maastricht, Negeri Belanda (1939): Karier: Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938); Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925); Administrator Apostolis, Jakarta (1925); Guru AMS, Yogya (1940); Diinternir Militer Jepang (1943-1945); Diinternir tentara Republik di Pundong (1946); Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar. Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada dedikasi Zoetmulder, 2015 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Prof PJ Zoetmoelder, orang Belanda di Indonesia? Seperti disebut di atas, Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada dedikasi Zoetmulder, 2015. Siapa saja orang Indonesia menjadi warga negara Belanda? Lalu bagaimana sejarah Prof PJ Zoetmoelder, orang Belanda di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 27 September 2025

Sejarah Diaspora (17): Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Ziarah ke Makam Kakek-Nenek di Belanda; Sigar dan Maengkom


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Presiden Prabowo menyempatkan diri untuk berziarah ke makam kakek dan nenek dari pihak ibunya, yakni Ph. FL Sigar dan CE Maengkom. Kakek dan neneknya dimakamkan di sana pada tahun 1946. Ziarah tersebut dilakukan di pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag, Belanda. Prabowo membagikan momen ziarah ini melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu ini, 27 September 2025. Kunjungan ke Belanda ini merupakan bagian dari lawatan resmi kenegaraan, di mana Presiden Prabowo juga bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima.


Soemitro Djojohadikusumo menikah dengan Dora Marie Sigar, yang saat itu merupakan mahasiswa keperawatan di Utrecht, ketika keduanya belajar di Belanda. Mereka menikah pada 7 Januari 1946 di Jerman. Anak pertama mereka, Biantiningsih Miderawati, menjadi sarjana pendidikan dari Universitas Harvard. Anak kedua, Mariani Ekowati, menjadi ahli mikrobiologi. Anak ketiga, Prabowo Subianto merupakan Presiden Indonesia ke-8. Dora Marie Sigar lahir di Langoan, Minahasa 21 September 1921, putri Philip F. L. Sigar dan Cornelie E. Maengkom. Soemitro Djojohadikusumo lahir 27 Mei 1917 di Gombong, Kedoe, putra dari Margono Djojohadikusumo (makam di Banyumas) dan Siti Katoemi Wirodihardjo (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Prabowo Subianto Djojohadikusumo, ziarah ke makam kakek-Nenek di Belanda? Seperti disebut di atas, kakek dan nenek dari pihak ibunya, yakni Ph. FL Sigar dan CE Maengkom, keduanya meninggal di Belanda tahun 1946. Lalu bagaimana sejarah Prabowo Subianto Djojohadikusumo, ziarah ke makam kakek-Nenek di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 20 September 2025

Sejarah Sepak Bola Indonesia (38): Calvin Verdonk, Pesepak Bola Indonesia di Lille, Prancis; Timnas Indonesia di Rheims, 1938


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Hubungan antara Indonesia dan kota Lille di Prancis sudah terjalin lama. Pada tahun 2014, di Lille diadakan pertemuan Joint Working Group antara Indonesia dan Prancis, dihadiri lebih 30 universitas dan lembaga dari Indonesia. Di Lille, juga terdapat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) wadah bagi para mahasiswa Indonesia di kota tersebut. Yang paling menonjol saat ini adalah kehadiran pesepak bola keturunan Indonesia, Calvin Verdonk, di klub Lille OSC. Verdonk aktif memperkenalkan timnas Indonesia kepada publik Lille dan mengungkapkan ambisinya untuk membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026.


Pada tahun 1938, tim sepak bola Indonesia berpartisipasi di Piala Dunia yang diselenggarakan di Prancis, diwakili oleh tim Hindia Belanda. Pertandingan Hindia Belanda dimainkan di Stade Auguste-Delaune di kota Reims, dan tercatat sebagai tim Asia pertama yang berlaga di turnamen tersebut. Hindia Belanda menghadapi Hungaria pada pertandingan pertama dan satu-satunya mereka, yang berlangsung pada 5 Juni 1938. Hindia Belanda kalah dengan skor telak 0–6. Karena Piala Dunia 1938 menggunakan sistem gugur langsung, kekalahan ini membuat mereka langsung tersingkir dari turnamen. Tim Hindia Belanda saat itu sebagian besar terdiri dari pemain lokal Indonesia (Jawa, Ambon, Tionghoa, dan Indo-Eropa) yang dikapteni oleh Achmad Nawir Harahap, di bawah naungan Federasi Sepak Bola Hindia Belanda (Nederlandsch-Indische Voetbal Unie). Akibat postur tubuh pemain yang relatif kecil, tim Hindia Belanda dijuluki "tim kurcaci" oleh media Prancis. Meskipun kalah, partisipasi di Reims 1938 tetap menjadi momen bersejarah dan satu-satunya bagi Indonesia hingga saat ini. Pada tahun 1956, klub sepak bola Prancis, Stade de Reims, melakukan tur ke Indonesia atas undangan dari Chung Hwa Tsing Nien Hui, sebuah perkumpulan pemuda Tionghoa (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Calvin Verdonk di Lille pionier di dalam sepak bola Prancis? Seperti disebut di atas, pada tahun 1938 Timnas Indonesia bertanding di Rheims dalam penyisihan Piala Dunia. Kini, Calvin Verdonk di Lille berambisi untuk bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia lagi. Lalu bagaimana sejarah Calvin Verdonk di Lille pionier di dalam sepak bola Prancis? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa Indonesia (11): Asal-Usul Mengapa Mereka Sebut ‘Bahasa’; Mari Kita Luruskan nama Indonesia, Bahasa Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa Indonesia di blog ini Klik Disini

Pada masa ini orang asing kerap menyingkat nama “Bahasa Indonesia” dengan menyebut hanya dengan sebutan “Bahasa” saja. Sudah barang tentu perihal semacam itu harus diluruskan oleh orang Indonesia. Mengapa? Sebab, sadar atau tidak sadar orang asing (terutama orang Belanda dan orang Inggris) akan menyebarkan penyebutan yang keliru tersebut. Bagaimana asal usul munculnya sebutan “bahasa”? Yang jelas sebelumnya sudah terlebih dahulu terjadi pada sebutan nama “Indon” untuk nama “Indonesia”.

 

Terdapat perbedaan mendasar antara istilah "bahasa" dan "bahasa Indonesia", meskipun dalam percakapan sehari-hari keduanya sering kali digunakan secara bergantian. Secara umum, kata "bahasa" berarti sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi. Kata ini dapat merujuk pada bahasa apa saja yang ada di dunia, seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Sunda, dan sebagainya. Jika seseorang berkata, "Aku sedang belajar bahasa," pernyataan ini tidak spesifik, karena tidak jelas bahasa apa yang dimaksud. Istilah "Bahasa Indonesia" mengacu pada satu bahasa spesifik, yaitu bahasa resmi dan nasional yang digunakan di Indonesia. Secara tata bahasa, "Bahasa Indonesia" berarti 'bahasanya orang Indonesia'. Penggunaan istilah yang lengkap ini sangat penting untuk menghindari kerancuan, terutama dalam konteks formal atau ketika berkomunikasi dengan orang dari negara lain yang tidak menggunakan bahasa Melayu. Kesalahpahaman sering muncul, terutama di luar negeri, ketika kata "Bahasa" digunakan tanpa embel-embel "Indonesia". Beberapa penutur bahasa Inggris sering kali menyebut bahasa Indonesia sebagai "Bahasa" saja, padahal kata tersebut bermakna 'bahasa' secara umum. Contohnya: Tidak tepat: "Do you speak Bahasa?". Tepat: "Do you speak Indonesian?" atau "Do you speak Bahasa Indonesia?". Namun, dalam percakapan sehari-hari di Indonesia, penyebutan "bahasa" saja sering kali sudah dipahami sebagai "bahasa Indonesia" karena konteks yang jelas bagi sesama penutur (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah asal-usul mengapa “mereka” menyebut “bahasa”? Seperti disebut di atas, gejala itu sudah berlangsung lama, sebagaimana juga sebutan “Indon”. Oleh karena itu, ‘kita’ harus meluruskan penyebutan nama “Indonesia” dan nama “Bahasa Indonesia”. Lalu bagaimana sejarah asal-usul mengapa “mereka” menyebut “bahasa”? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 12 September 2025

Sejarah Belanda di Indonesia (3): Diaspora Belanda; M van Buren Presiden Amerika, W van Outhoorn Gubernur Jenderal di Hindia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Balanda di Indonesia di blog ini Klik Disini

Selain di Indonesia, sejarah Belanda juga ada di Amerika. Salah satu keturunan (diaspora) orang Belanda yang menjadi Presiden Amerika Serikat (1837-1841) adalah Martin van Buren. Lahir 5 Desember 1782 di Kinderhook, New York dan menjadi Presiden Amerika pertama yang lahir setelah Amerika Serikat merdeka. Jauh di masa lampau Willem van Outhoorn lahir di Larike, Leihitu Barat, Maluku Tengah 4 Mei 1635 menjadi Gubernur Jenderal Hindia ke-16 (1684–1691).

 

Daftar Negara yang Pernah Dipimpin Orang Berdarah Indonesia. Merdeka.com. Jumat, 25 April 2025. Federasi Mikronesia: Peter M. Christian, Presiden Federasi Mikronesia periode 2015-2019, memiliki darah Maluku. Kanada: Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau diketahui juga memiliki keterkaitan dengan Indonesia. Nenek buyutnya dari pihak ibu berasal dari Padang, Sumatera Barat (keturunan Nias). Meski berasal dari Padang, secara suku bangsa, ia tidak memiliki darah dengan Indonesia secara langsung. Singapura: Yusof Ishak, presiden pertama Singapura (1965-1970), memiliki akar yang kuat di Indonesia. Kedua orang tuanya merupakan warga negara Indonesia asli. Ayahnya dari Minangkabau, Sumatera Barat, dan ibunya dari Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Malaysia: Perdana Menteri Malaysia keenam Najib Razak diketahui memiliki darah langsung dari Indonesia. Najib Razak memiliki darah keturunan Indonesia dari sang ayah yang berasal dari Makassar dan ibunya dari Bima, NTB. Najib Razak memiliki leluhur yang berasal dari suku Bugis, yang merupakan salah satu suku besar di Sulawesi Selatan, Indonesia. Suriname: Raymond Sapoen. mendaftar sebagai kandidat Presiden Suriname pada 2015

Lantas bagaimana sejarah Martin van Buren Presiden Amerika, Willem van Outhoorn Gubernur Jenderal Hindia Timur? Seperti disebut di atas, keduanya adalah orang Amerika Serikat dan orang Indonesia keturunan Belanda yang menjadi pemimpin pemerintahan. Lalu bagaimana sejarah Martin van Buren Presiden Amerika, Willem van Outhoorn Gubernur Jenderal Hindia Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 08 September 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (6): Dr Tan Kian Lok Ahli Hukum Riba di Indonesia;Pembela Kasus 'Kebebasan Pers' Mochtar Lubis 1957


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Dalam sejarah Indonesia, ahli hukum pertama adalah Oei Jan Lee, seorang putra Kapitan Cina asal Bandaneira meraih gelar sarjana hukum (Mr) tahun 1888. Pada bulan Januari 1889 Mr Oei Jan Lee meraih gelar doktor bidang hukum di Leiden (lihat Nieuwe Vlaardingsche courant, 16-01-1889). Disertasi Mr Oei Jan Lee berjudul “Over de aansprakelijkheid des Verkoopers voor de verborgen gebreken der verkochte zaak” (Tentang tanggung jawab penjual atas cacat tersembunyi pada barang yang dijual). Tan Kian Lok adalah orang Indonesia terakhir meraih gelar doktor hukum di Belanda pada tahun 1949 dengan disertasi berjudul: “De woekerordonnantie 1938 (het woekerbesluit 1916)" (Ordonansi Riba 1938 (Keputusan Riba 1916).


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-05-1957: ‘Kasus Mochtar Lubis ditunda hingga 4 Juni, Sabtu adalah lagi kasus Mochtar Lubis untuk pengadilan negeri di Jakarta, kali ini untuk yang dijalankan pertama kali oleh Hakim A. Razak Madjelelo, yang mengambil alih kasus tersebut dari Hakim Maengkom sehubungan dengan pengangkatannya sebagai Menteri Kehakiman. Sebagai wakil dari Kementerian Umum, Dali Mutiara tetap sebagai jaksa. Setelah pembukaan sesi, kata hakim harus menunda pertemuan karena terdakwa Mochtar Lubis sakit hingga 4 Juni. Terdakwa Mochtar Lubis, yang selanjutnya oleh Mr. Dr. Tan Kian Lok sang pembela, sejak 21 Desember ditahan CPM, di bawah kecurigaan lainnya, yang terpisah dari masalah yang ia jawab. Tuduhan terhadap Mochtar Lubis memegang dalam hal ini seperti diketahui, terkait dengan penerbitan laporan oleh surat kabar Indonesia Raya, dianggap menyinggung pemerintah Ali Sastroamidjojo’. 

Lantas bagaimana sejarah Mr Dr Tan Kian Lok ahli hukum Riba Indonesia? Seperti disebut di atas, Tan Kian Lok orang Indonesia terakhir peaih gelar doktor hukum di Belanda. Mr Dr Tan Kian Lok aalah pembela utama dalam kasus Mochtar Lubis dalam memperjuangkan Kebebasan Pers tahun 1957. Lalu bagaimana sejarah Mr Dr Tan Kian Lok ahli hukum Riba Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 01 September 2025

Sejarah Indonesia Jilid 8-3: Demonstrasi Bubarkan Parlemen 1952 Diinisiasi Militer; Kini Era Gerakan Mahasiswa dan Pekerja


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Demonstrasi ke DPR tahun 1998 sebagai gerakan Reformasi yang menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto, diawali oleh krisis ekonomi Asia dan memuncak setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998. Demonstrasi ini dimotori oleh mahasiswa. Demonstrasi ke DPR tahun 2025 ini yang dimotori oleh para pekerja (buruh) antara lain menuntut bubarkan DPR, yang antara lain dipicu perdebatan publik tentang tunjangan DPR yang dianggap tinggi. Demonstrasi ke parlemen (DPR) tahun 1952 dimotori oleh militer, suatu demosntrasi besar pertama di Indonesia.


Demonstrasi 1952 merujuk pada Peristiwa 17 Oktober 1952, sebuah aksi militer yang dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) AH Nasution bersama 30.000 massa, yang menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) karena dianggap terlalu mengintervensi militer dan menunda-nunda pemilihan umum yang diperlukan. Aksi ini mengakibatkan moncong tank dan meriam diarahkan ke Istana Merdeka, namun Presiden Soekarno menolak tuntutan tersebut dengan alasan tidak ingin menjadi diktator, serta berjanji akan mempercepat pemilu. Latar Belakang: Ketidakpuasan Militer terhadap DPRS: Para perwira militer tidak puas dengan campur tangan DPRS yang berulang kali mengintervensi urusan-urusan militer. Penundaan Pemilu: DPRS dianggap menunda-nunda pelaksanaan pemilihan umum yang seharusnya segera dilaksanakan untuk mengganti badan perwakilan tersebut (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah demonstrasi bubarkan parlemen tahun 1952 diinisiasi militer? Seperti disebut di atas, demonstrasi ke parlemen (DPR) tahun 1952 dianggap sebagai suatu demonstrasi besar pertama di Indonesia. Kini era gerakan mahasiswa dan pekerja demonstrasi ke DPR (Parlemen). Lalu bagaimana sejarah demonstrasi bubarkan parlemen tahun 1952 diinisiasi militer? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 30 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 5-3: Habib Abdoe’r Rahman Alzahir di Atjeh; Seputar Hubungan Kesultanan Turki dan Kesultanan Atjeh


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Habib Abdoe'r Rahman Alzahir adalah seorang pemimpin politik, agama, dan diplomatik keturunan Hadhrami yang lahir pada tahun 1833 di India dan meninggal pada tahun 1896. Ia berperan penting sebagai pejuang melawan penjajahan Belanda di Kesultanan Aceh pada abad ke-19, menjabat sebagai menteri luar negeri dan kemudian menjadi perwakilan Aceh di Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) untuk mencari dukungan.

 

Peran dan Karier Politik: Perlawanan terhadap Belanda: Habib Abdoe'r Rahman Alzahir memimpin perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda selama Perang Aceh, yang berlangsung dari tahun 1873 hingga 1904. Menteri Keuangan dan Perwakilan Aceh: Ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan kemudian juga berperan sebagai pemimpin politik di Kesultanan Aceh Darussalam. Diplomasi dengan Utsmaniyah: Ia melakukan perjalanan ke Istanbul untuk mendapatkan dukungan dari Kesultanan Utsmaniyah untuk Aceh melawan Belanda. Latar Belakang dan Keturunan: Kelahiran dan Keluarga: Ia lahir di Desa Bedqara, India, pada tahun 1833. Asal-usul Hadhrami: Ia merupakan keturunan Hadhrami dari Sadah Alawiyyin di Yaman, dan garis keturunannya bersambung kepada Sayyid Abdurrahman bin Masyhur bin Abu Bakar Az-Zahir (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Habib Abdoe’r Rahman Alzahir di Atjeh? Seperti disebut di atas, ia berperan penting sebagai pejuang melawan penjajahan Belanda di Kesultanan Aceh pada abad ke-19. Bagaimana  hubungan Kerajaan Turki dan Kerajaan Atjeh? Lalu bagaimana sejarah Habib Abdoe’r Rahman Alzahir di Atjeh? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 27 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 8-2: Kementerian Haji-Umroh di Indonesia; Penyelenggaraan Haji pada Era Pemerintah Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Sejarah Kementerian Haji dan Umroh di Indonesia besar dugaan belum masuk dalam penulisan Sejarah Indonesia yang tengah ditulis sekarang. Sebab Kementerian Haji dan Umroh di Indonesia baru dibentuk kemarin sore. Jadi usianya masih sangat baru. Namun penyelenggaraan haji oleh pemerintah RI sudah dimulai pada tahun 1951 (pemerintah mulai mengambil alih penyelenggaraan haji dari pihak swasta setelah keluarnya Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1951). Penyelenggaraan haji sendiri di Indonesia sudah berlangsung lama bahkan sejak masa Pemerintah Hindia Belanda.


Lahirnya Kementerian Haji dan Umrah, AMPHURI: Tonggak Sejarah Baru Indonesia. Lusiana Mustinda. Selasa, 26 Agustus 2025. Jakarta - Hari bersejarah tercipta bagi dunia haji dan umrah Indonesia. Suasana haru dan penuh syukur menyelimuti keluarga besar Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) secara resmi mengesahkan berdirinya Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia pada Selasa (26/8/2025). Bagi AMPHURI, ini bukan sekadar perubahan struktur birokrasi. Ini adalah perwujudan mimpi panjang dan tonggak sejarah baru yang dinanti selama lebih dari tujuh dekade. Selama ini, urusan haji dan umrah diatur di bawah Kementerian Agama bersama urusan keagamaan lainnya. Kini, dengan berdirinya kementerian khusus, Indonesia akhirnya memiliki lembaga negara yang secara penuh dan fokus menangani penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M Nur, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menyebut keputusan ini sebagai hasil dari perjuangan panjang yang terus AMPHURI gaungkan, terutama sejak Presiden Prabowo Subianto menyusun kabinet tahun lalu (https://www.detik.com/) 

Lantas bagaimana sejarah Kementerian Haji dan Umroh di Indonesia? Seperti disebut di atas Kementerian Haji dan Umroh di Indonesia baru dimulai kemarin. Penyelenggaraan haji sendiri sudah ada sejak Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah Kementerian Haji dan Umroh di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 20 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 4-2:Aksara Latin dan Interaksi Nusantara dengan Eropa: Saatnya Menulis Sejarah di Nusantara Tanpa Aksara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Zaman aksara adalah periode ketika manusia mulai menggunakan sistem tulisan untuk merekam sejarah dan informasi, menandai transisi dari masa prasejarah ke masa sejarah. Aksara memungkinkan manusia untuk menyimpan pengetahuan, mengembangkan ilmu pengetahuan, menciptakan karya seni, dan membangun peradaban yang lebih kompleks. Tanpa aksara, sejarah akan tetap menjadi tradisi lisan, yang rentan terhadap distorsi dan kehilangan.


Sejarah ditulis dengan aksara, yang merupakan sistem simbol tertulis yang digunakan untuk merepresentasikan bahasa. Aksara memungkinkan manusia untuk mencatat dan melestarikan informasi, ide, dan cerita dari generasi ke generasi, memungkinkan perkembangan peradaban. Tanpa aksara, sejarah akan tetap menjadi tradisi lisan, yang rentan terhadap distorsi dan kehilangan. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai sejarah penulisan dan aksara: Asal Usul: Tulisan dimulai dengan gambar sederhana (piktogram dan ideogram) yang kemudian berkembang menjadi sistem simbol yang lebih kompleks. Aksara Tertua: Aksara Cuneiform dari Mesopotamia (sekarang Irak) dan hieroglif Mesir Kuno adalah beberapa aksara tertua yang diketahui. Perkembangan Alfabet: Alfabet Fenisia, yang muncul sekitar 1200 SM, memperkenalkan sistem fonetik yang lebih efisien, yang menjadi dasar bagi banyak aksara modern. Aksara Nusantara: Di Indonesia, aksara-aksara seperti Pallawa, Jawa Kuno, dan Bali berkembang dari Aksara Brahmi India, menunjukkan pengaruh budaya India pada masa lalu (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah aksara Latin dan interaksi Nusantara dengan Eropa? Seperti disebut di di atas, bahwa pada masa ini aksara memungkinkan manusia untuk menyimpan pengetahuan, mengembangkan ilmu pengetahuan, menciptakan karya seni, dan membangun peradaban yang lebih kompleks. Bagaimana jika bukti aksara tidak ditemukan? Saatnya menulis sejarah Nusantara tanpa aksara. Lalu bagaimana sejarah aksara Latin dan interaksi Nusantara dengan Eropa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 17 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 5-2: Edward Douwes Dekker, HN van der Tuuk, AP Godon dan Charles Adrian v Ophuijsen; Siapa Mereka?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Pada hari ini perayaan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2025 ada baiknya ditanyakan AI, apakah semasa penjajahan ada tokoh humanis Belanda.  Disebut sejumlah nama: Edward Douwes Dekker menulis novel "Max Havelaar" mengkritik sistem tanam paksa dan penindasan terhadap rakyat. Conrad Theodore van Deventer pengacara dan penulis, salah satu tokoh Politik Etis. Selain itu, Pieter Brooshooft, seorang jurnalis dan sastrawan, turut menyuarakan penderitaan rakyat akibat tanam paksa. Fransen van de Putte politikus yang menentang sistem tanam paksa. HH van Kol politikus dan anggota parlemen Belanda yang aktif dalam gerakan Politik Etis.


Eduard Douwes Dekker dikenal dengan nama pena Multatuli. Ia adalah seorang penulis Belanda yang terkenal karena novel satirnya, Max Havelaar, yang mengkritik perlakuan buruk penjajah terhadap penduduk pribumi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Herman Neubronner van der Tuuk, disingkat H.N. van der Tuuk, adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda yang lahir pada 24 Oktober 1824 di Malaka. Ia dikenal sebagai peletak dasar linguistik modern untuk beberapa bahasa di Nusantara, seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Batak Toba, Lampung, Kawi (Jawa Kuno), dan Bali. Alexander Philippus Godon lahir di Utrecht 8 Januari 1816. Saat berusia 20 tahun Ia pergi ke Hindia Belanda dan tiba di Batavia 1836. Di Hindia Belanda ia berkenalan dengan Eduard Douwes Dekker atau Multatuli, Mereka memulai kariernya sebagai Kontrolir di Natal, Mandailing Natal, dan menjadi sahabat. AP Godon dan Multatuli dikenal sebagai orang yang humanis. Charles Adriaan van Ophuijsen lahir 31 Desember 1854 adalah seorang linguis Belanda kelahiran Solok. Ia berperan dalam perumusan Ejaan van Ophuijsen yang digunakan di Hindia Belanda sebelum digantikan dengan Ejaan Republik (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Edward Douwes Dekker, HN van der Tuuk, AP Godon dan Charles Adrian van Ophuijsen? Seperti disebut di atas hanya ada beberapa saja yang tercatat sebagai orang Belanda yang humanis. Siapa mereka? Lalu bagaimana sejarah Edward Douwes Dekker, HN van der Tuuk, AP Godon dan Charles Adrian van Ophuijsen? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 15 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6-3: Terbentuknya Bangsa Indonesia; Pengetahuan, Persatuan, Organisasi, Kebangkitan dan Perjuangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam narasi sejarah Indonesia masa ini, selalu disebut terbentuknya bangsa Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi modern pertama, Boedi Oetomo, pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar STOVIA atas gagasan Dr Wahidin Soedirohoesodo. Berdirinya Boedi Oetomo menjadi tonggak awal Kebangkitan Nasional Indonesia dan perjuangan menuju kemerdekaan. Apakah demikian proses sejarahnya? Yang jelas motto penulisan Sejarah Indonesia yang tengah ditulis pemerintah sekarang (akan diterbitkan 11 November) adalah Indonesiasentris.


Terbentuknya bangsa Indonesia merupakan proses panjang yang ditandai dengan adanya persamaan nasib, keinginan bersama untuk merdeka, dan persatuan dalam keberagaman. Beberapa peristiwa penting seperti Kongres Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, serta pembentukan BPUPKI dan PPKI menjadi tonggak penting dalam proses ini. Faktor-faktor Pembentuk Bangsa Indonesia: Persamaan Nasib: Masyarakat Indonesia mengalami penderitaan yang sama akibat penjajahan selama berabad-abad. Keinginan Bersama: Adanya keinginan kuat untuk mencapai kemerdekaan dan melepaskan diri dari penjajahan. Persatuan dalam Keberagaman: Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, bangsa Indonesia bersatu dalam satu wadah. Proses Terbentuknya: 1. Masa Penjajahan: Masyarakat Indonesia merasakan penderitaan yang sama akibat penjajahan, yang memunculkan rasa senasib dan keinginan untuk merdeka. 2. Perkembangan Kesadaran Kebangsaan: Melalui berbagai organisasi dan pergerakan, kesadaran akan persatuan dan pentingnya kemerdekaan semakin tumbuh. 3. Proklamasi Kemerdekaan: Peristiwa penting yang menandai lahirnya bangsa Indonesia sebagai negara merdeka. 4. Pembentukan Negara: Setelah proklamasi, PPKI membentuk dasar negara (UUD 1945), memilih presiden dan wakil presiden, serta membagi wilayah menjadi beberapa provinsi (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah terbentuknya bangsa Indonesia? Seperti disebut di atas, apa yang dinarasikan dalam sejarah Indonesia pada masa ini tampaknya perlu dicermati lebih teliti lagi. Dalam proses terbentuknya bangsa Indonesia diawali dengan tingkat pengetahuan para pionir, menyadari pentingnya persatuan yang kemudian diikuti dengan pembentukan organisasi yang selanjutnya menjadi landasan yang kuat dalam kebangkitan bangsa dan perjuangan untuk kemerdekaan. Lalu bagaimana sejarah terbentuknya bangsa Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 14 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 7-2: Relasi Amerika Serikat dan Indonesia; Posisi Belanda pada Era Perang Mempertahankan Kemerdekaan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam narasi sejarah masa kini, Amerika Serikat dengan Indonesia membuka hubungan diplomatik pada tahun 1949. Hubungan antara kedua negara cenderung dekat. Kedua negara tersebut merupakan negara republik dan keduanya mengakui kepentingan strategis kedua belah pihak. Pada tahun 2002 masyarakat Indonesia cenderung melihat Amerika Serikat secara positif sebesar 61%. Kini, pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump menjadi 43% secara positif dibandingkan dengan 42% yang melihat Amerika Serikat secara negatif.


Pra-Kemerdekaan: Thomas Hewes konsul Amerika Serikat pertama di Batavia pada 24 November 1801. Konsulat ini kemudian tutup pada 27 Februari 1942 dan dibuka kembali pada 24 Oktober 1945. Robert R Purvis menjadi Agen Perdagangan di Medan ditunjuk Mentri Luar Negri AS pada 12 Juli 1853 kemudian dijadikan kantor wakil konsulat tahun 1866 dan agen konsulat tahun 1898. Kantor agen perdagangan ini ditutup 4 Januari 1916 dan menjadi konsulat Horace J. Dickinson sebagai konsul pertama 21 Juli 1917. Konsulat ini sendiri kemudian ditutup pada 25 Juli 1917. Joseph Balestier menjadi konsul di Riau, Kepulauan Bintan 11 Oktober 1833 disahkan 10 Februari 1834. Carl Van Oven menjadi agen konsuler pada 11 Januari 1866 di Surabaya. Kantor ini kemudian menjadi konsulat Harry Campbel pada 25 Mei 1918. Konsulat Surabaya kemudian ditutup pada 22 Februari 1942 dan dibuka lagi 27 Mei 1950. Edward George Taylor menjadi agen konsuler di Semarang, 10 Juli 1885 kemudian ditutup 1 Oktober 1913. Pendaratan pertama tentara Amerika di Indonesia pada masa Perang Dunia II: 21 April 1944 AS mendarat di Hollandia (Jayapura); 27 Mei 1944 AS mendarat di Noemfeex (??); 30 Juli 1944 AS mendarat di Sansapor. Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945: Amerika Serikat memiliki peran besar dalam menuntut kemerdekaan Indonesia. AS berperan besar di PBB untuk menekan Belanda untuk menarik dari Indonesia dengan mengancam mencabut Belanda dari bantuan Marshall Plan. Indonesia meraih kemerdekaan penuh dari Belanda pada Desember 1949 (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah hubungan Amerika Serikat dan Indonesia? Seperti disebut di atas, Amerika Serikat dengan Indonesia membuka hubungan diplomatik pada tahun 1949. Bagaimana sebelum dan sesudahnya? Bagaimana posisi Belanda pada masa perang mempertahankan kemerdekaan? Lalu bagaimana sejarah hubungan Amerika Serikat dan Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 09 Agustus 2025

Sejarah Mahasiswa (61): Mamoer Al Rasjid Alumni Stovia; Hariman Siregar dan Sjahrir dalam Peristiwa MALARI 1974 di Djakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Stambuk yang saya terima dari keluarga garis keturunan Dr Haroen Al Rasjid Nasoetion, dicatat Soetan Abdoel Azis memiliki tujuh anak, tiga diantaranya dokter: Haroen Al Rasjid, Abdoel Hakim gelar Soetan Isrinsah dan Mamoer Al Rasjid. Keturunan mereka ini juga sangat baik. Putri Dr Haroen Al Rasjid di Telok Betoeng bernama Ida Loemongga menjadi perempuan pribumi pertama yang meraih gelar doktor (PhD) di bidang kedokteran di Belanda (1932) dan Mr Gele Haroen lulusan hukum di Belanda tahun 1936 menjadi Residen Lampung yang pertama. Putra Dr Abdoel Hakim wakil walikota (locoburgemeester) Padang bernama Mr Egon Hakim, sarjana hukum lulusan Leiden tahun 1936 menjadi menantu MH Thamrin yang mengamankan Ir Soekarno di Padang saat akan dievakuasi Belanda ke Australia tahun 1942. Bagaimana dengan Dr Mamoer Al Rasjid?


Dr. Sjahrir (24 Februari 1945 – 28 Juli 2008) yang akrab disapa Ciil adalah seorang aktivis, ekonom dan politisi Indonesia. Sjahrir dikenal sebagai salah seorang mahasiswa yang dijebloskan ke penjara sewaktu peristiwa Malari di Jakarta tahun 1974. Sampai akhir hayatnya dia menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden membawahi bidang ekonomi yang resmi dilantik pada tanggal 11 April 2007. Sjahrir merupakan anak semata wayang dari pasangan Minangkabau, Maamoen Al Rasjid dan Roesma Malik (Roesma asal Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat). Ayahnya pernah kuliah di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) dan menjadi pejabat pemerintah pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sementara ibunya adalah pegawai Inspektorat Pendidikan Wanita di Departemen Pendidikan jebolan Syracuse University, Amerika Serikat. Meskipun berasal dari Koto Gadang, keluarga Sjahrir lebih banyak tinggal di pulau Jawa; Kudus, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan terutama Jakarta. Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di bidang antropologi yang kini menjabat Duta Besar RI untuk Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu Patria Sjahrir, serta seorang putri, Gita Rusmida Sjahrir (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Mamoer Al Rasjid alumni STOVIA? Seperti disebut di atas, Mamoer Al Rasjid adalah saudara kandung Haroen Al Rasjid dan Abdoel Hakim. Bagaimana dengan nama Maamoen Al Rasjid yang di dalam Wikipedia disebut kuliah di STOVIA? Yang jelas Hariman Siregar dan Sjahrir adalah dua diantara tokoh mahasiswa dalam Peristiwa Malari 1974. Lalu bagaimana sejarah Mamoer Al Rasjid alumni STOVIA? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 08 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 10-2: Reformasi cara Berpikir Penulisan Sejarah di Indonesia;Para Sejarawan vis-a-vis Para Peminat Sejarah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Sejarah pada dasarnya hanya sekadar narasi fakta dan data, yakni suatu narasi masa kini tentang pengetahuan masa lalu. Sebagai suatu pengetahuan, narasi hanya terbatas pada pendeskripsian suatu hal yang pernah ada atau suatu peristiwa yang benar-benar terjadi. Pengetahuan masa lalu dimanapun itu berada atau dimanapun itu terjadi seharusya menjadi pengetahuan yang menjadi milik semua umat dimana pun ia berada. Lalu mengapa hingga kini sejarah (masa lampau) masih menafsirkan (menarasikan) secara berlebihan, dikerdilkan atau dibesar-besarkan yang justru menyebabkan terjadinya penyimpangan sejarah. Di era reformasi yang sekarang, cara berpikir penulisan sejarah di Indonesia perlu juga direformasi.


Sejarah adalah narasi fakta dan data. Membaca narasi sejarah menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Sementara belajar dan mempelajari sejarah tentu saja banyak manfaatnya. Satu yang tidak pernah disadari, sejarah sendiri adalah medium yang penting untuk melakukan peramalan (forecasting) untuk digunakan dalam perencanaan keberlanjutan. Sementara itu, AI Wikipedia menyatakan bahwa reformasi cara berpikir dalam penulisan sejarah mengacu pada perubahan cara pandang dan pendekatan dalam merekonstruksi dan memahami masa lalu. Ini melibatkan pergeseran dari narasi tunggal dan otoritatif menuju interpretasi yang lebih beragam, kritis, dan inklusif, serta mempertimbangkan berbagai perspektif dan pengalaman sejarah. Dari narasi tunggal ke multiperspektif  hingga ke pendekatan kronologis ke diakronik dan sinkronik, suatu penulisan sejarah tidak hanya berfokus pada urutan waktu (kronologis), tetapi juga mempertimbangkan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada suatu periode (diakronik) dan dalam suatu ruang (sinkronik). 

Lantas bagaimana sejarah reformasi cara berpikir penulisan sejarah di Indonesia? Seperti disebut di atas hingga kini sejarah (masa lampau) masih ada yang menafsirkan (menarasikan) secara berlebihan, dikerdilkan atau dibesar-besarkan, yang justru menyebabkan terjadinya penyimpangan sejarah. Dalam hal ini para penulis menggunakan ukuran (pendekatan) masa kini untuk memahami apa yang benar-benar ada atau benar-benar terjadi di masa lampau. Oleh karena itu tampakanya para sejarawan perlu ‘mendengar’ para peminat sejarah secara vis-à-vis. Lalu bagaimana sejarah reformasi cara berpikir penulisan sejarah di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 07 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 2-2: Sejarah dalam Penghormatan Terhadap Leluhur Masa Lalu: Tentang Asal-Usul Suku Bangsa Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Siapa leluhur bangsa Indonesia? Yang jelas terdapat penghormatan terhadap leluhur dari satu generasi ke generasi. Pada masa ini asal usul bangsa Indonesia disebut sangat beragam dan kompleks, dengan beberapa teori yang menjelaskan kedatangan nenek moyang ke kepulauan Nusantara. Teori yang paling umum diterima adalah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Yunan, Tiongkok Selatan, yang kemudian bermigrasi melalui jalur darat dan laut ke kepulauan Indonesia.


Beberapa teori dan pendapat ahli mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia: 1. Teori Yunan: bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina, dan masuk ke Indonesia melalui dua gelombang migrasi. 2. Teori Out of Taiwan: Teori ini menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Taiwan dan menyebar ke wilayah Nusantara. 3. Teori Nusantara: Teori ini menekankan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah penduduk asli kepulauan Indonesia yang kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah. 4. Teori Afrika: Teori ini menyatakan bahwa manusia purba dari Afrika menyebar ke berbagai benua, termasuk Indonesia. Secara umum, nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan terdiri dari beberapa kelompok, antara lain: Proto Melayu (Melayu Tua): Kelompok ini diyakini sebagai kelompok pertama yang masuk ke Nusantara dan membawa budaya Neolitikum. Deutero Melayu (Melayu Muda): Kelompok ini masuk ke Nusantara setelah Proto Melayu dan membawa budaya perunggu dan besi. Melanesoid: Kelompok ini diperkirakan mendiami wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua. Negrito dan Weddid: Kelompok ini diperkirakan sudah ada di Indonesia sebelum kedatangan kelompok Melayu. Perlu diingat bahwa teori-teori ini merupakan hasil penelitian dan pendapat para ahli, dan masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah dalam penghormatan terhadap leluhur masa lalu? Seperti disebut di atas penghormatan terhadap leluhur sudah dimulai dari generasi ke generasi sejak masa lampau. Dalam hal inilah penting penulisan sejarah tentang asal-usul bangsa Indonesia. Lalu bagaimana sejarah dalam penghormatan terhadap leluhur masa lampau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 04 Agustus 2025

Sejarah Indonesia Jilid 1-3: Indonesiasentris dan Penulisan Sejarah Nasional di Indonesia (Sejarah di Indonesia vs Sejarah di Daerah)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Hari ini adalah hari terakhir Diskusi Publik Sejarah Indonesia di Makassar (setelah tiga yang pertama di Depok, Banjarmasin dan Padang). Pada hari ini seorang guru, mengkritik Diskusi Publik ini pada dasarnya hanyalah sekadar Sosialisasi Penulisan Sejarah Indonesia. Bagaimanapun, apapun nama yang diberikan, diskusi publik atau sosialisasi publik, ada tidak ada masukan dari peserta publik, ada tidak ada yang diterima para penulis jilid, show must go on, Sejarah Indonesia tetap harus diselesaikan. Mengapa? Anggaran proyek penulisan Sejarah Nasional sudah berjalan (sudah barang tentu harus ada outputnya).


Apa itu Indonesia sentris? Tampaknya artinya juga termasuk apa yang dikatakan, dilihat dan diinterpretasi orang Indonesia. Celakanya apa yang dilakukan itu, terkesan yang sebaliknya tidak dianggap penting lagi. Sementara itu sejarah adalah narasi fakta dan data. Artinya suatu sejarah dinarasikan adalah suatu kejadian/peristiwa dan suatu yang ada yang benar-benar pernah ada dan pernah terjadi yang didukung oleh data. Nah, data dalam hal ini bersifat empiris (dapat diverifikasi) dari siapapun darimanapun sumber datanya. Data tidak pernah memiliki jender. Yang kedua yang mengemuka dalam rangkaian Diskusi Publik Sejarah Indonesia soal sejarah nasional versus sejarah lokal. Apa itu sejarah nasional? Lalu yang ketiga tentang perihal bukti. Ada bukti yang mencatat penanggalan seperti prasasti dan produk cetakan seperti dokumen lepas, buku, majalah dan surat kabar. Bagaimana dengan yang tidak ada penanggalan? Metode teknologi sudah dapat digunakan seperti uji karbon dan uji genom. 

Lantas bagaimana sejarah Indonesia Sentris dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia? Seperti yang disebut di atas, diskusi publik Sejarah Indonesia berakhir sudah hari ini, berakhir pula masukan yang diperlukan. Bagaimanpun, untuk mengejar peluncuran buku pada tanggal 17 Agustus, waktu tersisa kurang dari dua minggu untuk proses editing, layout dan proses percetakan mungkin tidak lazim untuk proses penerbitan yang normal. Sebagai buku dengan judul Sejarah Nasional Indonesia bagaimana buku 10 jilid tersebut dapat melokalisir Sejarah di Indonesia vs Sejarah di Daerah. Kita lihat saja nanti. Lalu bagaimana sejarah Indonesia Sentris dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.