*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini
Nama Adolf Gustaaf Lembong harum manis di Manado
dan Bandoeng. Paling tidak nama Lembong di dua kota tersebut ditabalkan sebagai
nama jalan. Sudah barang tentu, nama Adolf Gustaaf Lembong di Lembong sangat
spesial karena lahir di Manado sebagai Anak Manado. Lantas bagaimana sejarahnya?
Adolf Gustaaf Lembong adalah seorang tentara profesional, siapa pun komando
yang memberi perintah dan siapa pun bangsa yang dibela. Itulah Adolf Gustaaf
Lembong, seorang tentara profesional yang penuh lika-liku perjuangan selama
Perang Pasifik.
Rumor
perang Pasifik sudah lama ada. Perang Pasifik itu benar-benar terjadi di
Indonesia ketika militer Jepang mulai menduduki Manado pada tanggal 11 Januari
1942. Saat itu usia Adolf Gustaaf Lembong baru memasuki kepala dua. Perang
Pasifik akhirnya Jepang menguasai seluruh Indnesia (baca: Hindia Belanda)
setelah Pemerintah Hindia Belanda menyatakan menyerah kepada militer Jepang
pada tanggal 9 Maret 1942 di Kalidjati, Soebang, West Java. Beberapa tahun
kemudian Jepang mernyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Lalu pada
tanggal 17 Agustus 1945 dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun tidak
lama kemudian Belanda kembali dengan nama NICA. Perang kemerdekaan tidak
terelakkan antara Republiken (TRI-TINI) dengan NICA-Belanda (KNIL). Lalu
akhirnya terjadi gencatan senjata dan kemudian Kerajaan Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia 27 Desember 1949. Namun tidak semua menerima, muncullah
tentara-tentara eks NICA membentuk pasukan-pasukan salah satu diantaranya
pasukan APRA di Priangan.
Bagaimana sejarah Adolf Gustaaf Lembong sudah
banyak ditulis. Namun seperti kata ahli sejarah tempo doeloe penulisan sejarah
tidak pernah berhenti sejauh data dan fakta baru ditemukan. Sebab menurut ahli
sejarah tempo doeloe, sejarah adalah narasi fakta dan data. Dalam hal inilah
penulisan sejarah Adolf Gustaaf Lembong masih diperlukan. Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.