Jumat, 28 Oktober 2022

Sejarah Lampung (20): Sejarah Kesehatan di Lampung; Dr Mohamad Hamzah Harahap hingga Nama Rumah Sakit Abdul Moeloek


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Status kesehatan penduduk, termasuk di (district) Lampung sangat tergantung dari kehadiran dokter-dokter. Namun siapa Dr Mohamad Hamzah Harahap dalam narasi sejarah Kesehatan di Lampung, tampaknya tidak ada. Faktanya, Dr Mohamad Hamzah Harahap terbilang sebagai dokter pribumi pada era pertama di (residentie) Lampung, sejak 1902. Dalam narasi sejarah kesehatan di Lampung nama-nama yang dicatat antara lain adalah Dr. Dam Stoh dan Dr Abdul Moeloek. Nama Abdul Moeloek kini ditabalkan menjadi nama rumah sakit umunm di Kota Bandar Lampung.  


Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek (RSUD Dr H Abdul Moeloek) adalah rumah sakit pendidikan di Bandar Lampung Rumah sakit ini kini menjadi rujukan tertinggi untuk semua rumah sakit di Provinsi Lampung. Rumah sakit didirikan tahun 1914 sebagai rumah sakit perkebunan era Pemerintah Hindia Belanda dengan berkapasitas 100 tempat tidur. Sejak tahun 1942 digunakan untuk merawat tentara Jepang dan 1945 s.d 1950 sebagai RSU, dikelola oleh Pemerintah Pusat RI. Sejak 1965 s.d sekarang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Sejak tahun 1984 nama rumah sakit ini berganti menjadi Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek. Sejak berdiri sampai sekarang rumah sakit ini tujuh belas kali pergantian direktur, mulai dari Dr. Dam Stoh sebagai direktur pertama pada tahun 1929 sampai dengan sekarang. Nama Abdul Moeloek diabadikan karena dia adalah direktur ke-5 rumah sakit (1942-1957) (https://rsudam.lampungprov.go.id/pages/). Sementara itu Dinas Kesehatan pada tahun 1957 masih berbentuk kantor keresidenan (DOKARES) dan tahun 1958 dibentuk kantor Pengawasan Jawatan Kesehatan Rakyat/Impek Kesehatan (INKES). Pada tanggal 29 Oktober 1970 Prof. GA Siswabesi selaku Menteri Kesehatan melantik dr. R. Sutrisno menjadi pengawas kepala. Sejak 1996 Kepemimpinana Dinas Kesehatan Provinsi telah terpisah dari Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi Lampung (https://dinkes.lampungprov.go.id)

Lantas bagaimana sejarah sejarah kesehatan di Lampung? Seperti disebut di atas, salah satu dokter pribimu yang pernah bertugas di (residentie) Lampoeng pada era pertama adalah Dr Mohamad Hamzah Harahap. Dokter lain yang pernah bertugas di keresidenan Lampung antara lain Dr Abdul Moeloek yang kini namanya ditabalkan sebagai nama RSUD di Kota Bandar Lampung. Lalu bagaimana sejarah sejarah kesehatan di Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 27 Oktober 2022

Sejarah Lampung (19): Kereta Api, Wilayah Lampung; Wilayah Operasi Sumatra Bagian Selatan Antara Telok Betoeng - Palembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Moda transportasi di Lampung bermula dengan moda transpoertasi sungai/laut sejak zaman kuno, kemudian dikembangkan moda transportasi jalan raya pada era Pemerintah Hindia Belanda. Untuk mendukung perkembangan industri pertambangan dan perkembangan, Pemerintah Hindia Belanda mengembangkan moda transportasi kereta api, yang bermula ruas antara kota Teloek Betoeng dengan pelabuhan Pandjang.


Stasiun Tanjungkarang (TNK) atau Stasiun Bandar Lampung merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Gunung Sari, Enggal, Bandar Lampung. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun dalam jalur kereta api yang menghubungkan Bandar Lampung dengan Kota Palembang, Sumatra Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +96 m ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional IV Tanjungkarang. Stasiun ini difungsikan untuk pemberangkatan kereta api jarak jauh yang melayani perjalanan hingga Stasiun Kertapati Palembang. Jalur kereta api pertama yang dibangun di Lampung dimulai dari Stasiun Panjang, menuju Stasiun Tanjungkarang sejauh 12 km. Jalur ini diresmikan pada tanggal 3 Agustus 1914 oleh Staatsspoorwegen op Zuid-Sumatra (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS). Selanjutnya pembangunan diarahkan ke Kota Palembang. Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer. Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini pernah menyusun masterplan agar seluruh wilayah Sumatra terhubung dengan rel kereta api, namun Depresi Besar (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menyebabkan rencana ini gagal (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kereta api di Wilayah Lampung? Seperti disebut di atas, pada era Pemerintah Hindia Belanda, daerah operasi kereta api focus di Sumatra Barata (antara Padang/Teluk Bayur dan Sawah Lunto), Sumatra Timur (antara Medan dan Belawan dan Binjai) serta Lampung (Sumatra bagian Selatan) antara Teloek Betoeng dan pelabuhan Pandjang. Lalu bagaimana sejarah kereta api di Wilayah Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Lampung (18): Pembangunan Jalan Wilayah Lampung; Bermula Ruas Tarabangi dengan Teloek Betoeng dan Tebing Tinggi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Pada masa ini seluruh tempat di wilayah (provinsi) Lampung sudah terhubung dengan moda transfortasi jalan raya. Dari kota besar hingga ke kota kecil dan desa-desa serta antar desa. Semua itu bermula di masa lampau, jalan rintisan oleh penduduk Lampung yang kemudian dikembangkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Jalan-jalan itu pula yang ditingkatkan dengan menambah ruas jalan baru pada era Pemerintah Republik Indonesia.


Satu yang penting pada masa ini, moda transportasi sudah terhubung antara satu daerah dengan daerah lain di (pulau) Sumatra, antara provinsi Lampung dengan semua provinsi di Sumatra melalui jalan utama trans-Sumatra dari Jakarta dimulai di wilayah Lampung (dulu pelabuhan Teluk Betung/Panjang dan kini Bakauheni). Akhir-akhir ini status jalan itu telah ditingkatkan dengan moda transportasi jalan tol.

Lantas bagaimana sejarah pembangunan jalan di wilayah Lampung? Seperti disebut di atas, semua itu bermula pada era Pemerintah Hindia Belanda. Dua ruas pertama pembangunan jalan di Lampung adalah ruas Tarabangi (kini Terbanggi Besar) ke selatan di Telok Betoeng dan ruas ke utara antara Tarabangi ke Tebing Tinggi (Residentie Palembang). Lalu bagaimana sejarah pembangunan jalan di wilayah Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 26 Oktober 2022

Sejarah Lampung (17): Kerajaan Lampung, Kerajaan Sekala Brak Mula di DanauRanau; Raja Lampong hingga Pangeran Tarabangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Kerajaan adalah warisan sejarah. Kerajaan ada yang telah hilang dan ada yang masih eksis. Ada eks kerajaan yang tidak dikenal (tidak teridentifikasi), ada kerajaan yang teridentifikasi tetapi telah dilupakan dan juga ada kerajaan yang ingin dilestarikan, apakah dalam bentuk tulisan (narasi sejarah) atau bentuk lain. Bagaimana di Lampung? Disebutkan ada kerajaan yang pernah eksis Kerajaan Sekala Berak. Pada permulaan cabang Pemerintah Hindia Belanda ada raja Lampung yang menentang otositas pemerintah (Reden Intan) dan sisa kerajaan Lampung pada era Pemerintah Hindia Belanda adalah Pangeran Lampoeng di Tarabangi.


Sekala Brak merupakan sebuah kerajaan Nusantara yang pernah berdiri di wilayah Lampung. Sebelum menjadi bagian dari kerajaan Nusantara yang ada di Indonesia, Sekala Brak merupakan sebuah suku yang mendiami Gunung Pesagi. Seiring berjalannya waktu, suku tersebut berkembang dan menjadi sebuah pemerintahan Kerajaan Sekala Brak (Kompas.com). Kepaksian Sekala Brak adalah kerajaan bercorak Islam di wilayah Lampung sekarang yang berdiri sekitar abad ke 16. Sebelumnya Kerajaan ini semula bercorak Hindu yang diperkirakan berdiri pada abad ke-3 - abad ke 7 yanh didirikan oleh Suku Tumi dulu bernama Kerajaan Tulang Bawang. Pada abad ke 7, wilayah ini dikuasai oleh Sriwijaya dibuktikan dengan adanya prasasti Sriwijaya yang ditemukan di Lampung. Pada Abad ke 12, wilayah ini dikuasai Singosari, dengan adanya ekspedisi Pamalayu. Pada abad ke 13, dikuasai oleh Majapahit, Mmajapahit mengutus Adityawarman sebagai pimpinan pulau Sumatra dibawah komando Majapahit. Pada abad ke 14, wilayah bekas vasal Majapahit di Sumatra, didirikan kerajaan Pagaruyung. Pada abad ke-16, kerajaan ini mulai mengadopsi agama Islam yang dibawa oleh empat utusan Kerajaan Pagaruyung. Pada abad ke 18, wilayah ini ditaklukkan oleh VOC. Kepaksian Sekala Brak masih mewariskan keturunan sampai sekarang yang berusaha melestarikan adat dan budaya Sekala Brak kendati sudah tidak memiliki wewenang secara politik lagi (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kerajaan di Lampong, kerajaan Sekala Berak yang bermula di gunung Pesagi danau Ranau? Seperti disebut di atas, di (wilayah) Lampung masa kini, dulu ada disebut Raja Lampung hingga Pangeran di Tarabangi. Lalu bagaimana sejarah kerajaan di Lampong, kerajaan Sekala Berak yang bermula di gunung Pesagi danau Ranau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Lampung (16): Orang Lampung dan Asal Usul Suku di Lampung; Danau Ranau Gunung Pesagi Semua Daerah Aliran Sungai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Orang Lampung adalah kelompok populasi penduduk (suku) Lampung berasal dari wilayah Lampung sendiri. Dalam hal ini, secara atropologis dan sosio-budaya, ‘orang’ berbeda dengan warga. Warga (provinsi) Lampung pada masa ini terdiri banyak suku, tentu saja di dalamnya termasuk suku (orang). Orang Lampung sendiri adalah pewaris Tanah Lampoeng, orang, yang secara teknis (suatu suku) yang bermula di Tanah Lampung. Para pendatang memperkaya warga wilayah Lampung apakah karena asimilasi (percampuran) atau mengidentifikasi sebagai kelompok populasi (suku) yang berbeda.


Suku Lampung atau yang biasa disebut dalam Bahasa Lampung Api Lampung-Ulun (Ulun Lappung), Bahasa Lampung Nyo (Jamma Lappung) adalah suku bangsa pribumi yang berasal dari Provinsi Lampung yang berada pada bagian ujung selatan pulau Sumatra. Pada awal mulanya, suku Lampung berdiam di tengkuk Gunung Pesagi. Wilayah suku Lampung selain di provinsi Lampung juga tersebar di wilayah lainnya seperti: di sebagian provinsi Sumatra Selatan tepatnya di sekitar Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang juga berdekatan bahkan berbatasan dengan provinsi Lampung. Suku Lampung juga tersebar di desa-desa di perbatasan antara Bengkulu dan Lampung, tersebar di desa Merpas, Nasal, Kaur di Bengkulu serta dapat juga ditemukan komunitas masyarakat Lampung di provinsi Banten tepatnya di desa Cikoneng kecamatan Anyar, kabupaten Serang. Tidak hanya itu, suku Lampung juga tersebar di wilayah perantauan terutama di perkotaan besar seperti wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Kota Palembang, Kota Cilegon, Kota Serang, kota Tangerang Selatan, Kota Bengkulu, Kota Bandung, dan juga di kota/wilayah lainnya (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Orang Lampung dan asal usul di Lampung? Seperti disebut di atas, orang Lampung adalah pewaris Tanah Lampung yang kini harus berbagi wilayah dengan pendatang di wilayah yang sama. Para pendatang juga ada yang sudah eksis sejak zaman lampau, apakah yang telah berasimilasi, mengidentifikasi sebagai orang Lampung atau suku yang berbeda dengan orang Lampung. Lalu bagaimana sejarah Orang Lampung dan asal usul di Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 25 Oktober 2022

Sejarah Lampung (15): Tanjung Karang, Apa Ada Tanjung dan Karang di Pedalaman; Telukbetung Tanjungkarang Bandarlampung


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Nama tempat Tanjung Karang ditemukan di berbagai wilayah. Nama Tanjung Karang umumnya merujuk pada nama tanjong di wilayah karang. Bagaimana dengan nama Tanjung Karang di wilayah Lampoeng? Tanjung Karang di Lampoeng berada jauh di belakang pantai, di sebelah utara kota Teloek Betoeng. Bagaimana asal usul nama Tanjung Karang di Lampoeng adalah satu hal. Yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana asal usul kota Tanjung Karang, tumbuh dan berkembang, yang kini menjadi pusat dari Kota Bandar Lampung.


Tanjung Karang pada masa ini kelurahan (kecamatan Enggal) yang merupakan pusat pemerintahan (ibu kota) Kota Bandar Lampung. Sebelum Kecamatan Enggal dibentuk, kelurahan ini berada di kecamatan Tanjung Karang Pusat. Nama Tanjung Karang juga ditemukan nama gampong di Aceh, nama desa di Riau, di Jambi, di Sumatra Selatan, di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Nusa Tenggara Barat, di Kalimantan Timur, di Gorontalo, di Maluku dan nama kota di Selangor. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Tanjung Karang masuk wilayah Onderafdeling Telokbetong (Stbls 1912 No 462) yang terdiri dari Ibu kota Telokbetong sendiri dan daerah di sekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibu kota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang terletak 5 Km di sebelah utara. Ibu kota Onderafdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sebagai Ibu kota Residentie Lampoeng. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang. Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan shi (Kota). Sejak Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan (UU No 22 tahun 1948) yang memisahkan kedua kota tersebut dari kabupaten Lampung Selatan. Lalu muncul nama Kota Tanjungkarang-Telukbetung. Sejak 1984 Telukbetung, Tanjungkarang dan Panjang (serta Kedaton) digabung dalam satu kesatuan koya dengan nama Kota Bandar Lampung. Sementara itu, tahun 1965 Keresidenan Lampung statusnya menjadi Provinsi Lampung (UU No18 tahun 1965), Lalu Kota Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotamadya Dati II Tanjungkarang-Telukbetung sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Lampung. Berdasarkan PP No 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kota Bandar Lampung (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tanjung Karang, tanjung dan karang di pedalaman? Seperti disebut di atas nama tempat Tanjung Karang berada di belakang pantai, sementara di nama tempat di pantai Teluk Betung. Yang jelas kini gabungan nama TANJUNG Karang dan nama TELUK Betung menjadi nama kota BANDAR Lampung. Lalu bagaimana sejarah Tanjung Karang, tanjung dan karang di pedalaman? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.