Kamis, 27 Oktober 2022

Sejarah Lampung (19): Kereta Api, Wilayah Lampung; Wilayah Operasi Sumatra Bagian Selatan Antara Telok Betoeng - Palembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Moda transportasi di Lampung bermula dengan moda transpoertasi sungai/laut sejak zaman kuno, kemudian dikembangkan moda transportasi jalan raya pada era Pemerintah Hindia Belanda. Untuk mendukung perkembangan industri pertambangan dan perkembangan, Pemerintah Hindia Belanda mengembangkan moda transportasi kereta api, yang bermula ruas antara kota Teloek Betoeng dengan pelabuhan Pandjang.


Stasiun Tanjungkarang (TNK) atau Stasiun Bandar Lampung merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Gunung Sari, Enggal, Bandar Lampung. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun dalam jalur kereta api yang menghubungkan Bandar Lampung dengan Kota Palembang, Sumatra Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +96 m ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional IV Tanjungkarang. Stasiun ini difungsikan untuk pemberangkatan kereta api jarak jauh yang melayani perjalanan hingga Stasiun Kertapati Palembang. Jalur kereta api pertama yang dibangun di Lampung dimulai dari Stasiun Panjang, menuju Stasiun Tanjungkarang sejauh 12 km. Jalur ini diresmikan pada tanggal 3 Agustus 1914 oleh Staatsspoorwegen op Zuid-Sumatra (ZSS), divisi dari Staatsspoorwegen (SS). Selanjutnya pembangunan diarahkan ke Kota Palembang. Dengan menggunakan lebar sepur 1.067 mm, ZSS berhasil membangun jalur kereta api di rute Palembang–Bandar Lampung sejauh 529 kilometer. Kesuksesan yang diraih SS menginspirasi perusahaan ini pernah menyusun masterplan agar seluruh wilayah Sumatra terhubung dengan rel kereta api, namun Depresi Besar (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an menyebabkan rencana ini gagal (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kereta api di Wilayah Lampung? Seperti disebut di atas, pada era Pemerintah Hindia Belanda, daerah operasi kereta api focus di Sumatra Barata (antara Padang/Teluk Bayur dan Sawah Lunto), Sumatra Timur (antara Medan dan Belawan dan Binjai) serta Lampung (Sumatra bagian Selatan) antara Teloek Betoeng dan pelabuhan Pandjang. Lalu bagaimana sejarah kereta api di Wilayah Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kereta Api di Wilayah Lampung; Wilayah Operasi Sumatra Bagian Selatan Antara Telok Betoeng dan Palembang

Tunggu deskripsi lengkapnya

Wilayah Operasi Sumatra Bagian Selatan Antara Telok Betoeng dan Palembang: Bemula Antara Teloek Betoeng dan Pelabuhan Pandjang

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar