*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Sejak kapan ada (pertunjukan) wayang? Tentu
saja sudah sejak lama. Wayang adalah seni tradisi (yang umumnya di Jawa) yang umunya
didasarkan pada kisah-kisah klasik yang yang berasal dari era Hindoe Boendha yang
terus dikembangkan hingga menemukan bentuknya dalam bentuk variasi. Sementara
itu, seni pertunjukan yang berasal dari luar seperti opera yang kemudian
disusul konser music menambah ragam seni pertunjukan bagi penduduk. Salah satu
tokoh non-Jawa dalam pengembangan seni pertunjukkan tradisi dalam bentuk operasi
adalah seorang Batak Sanoesi Pane.
Wayang Orang Sriwedari, Tradisi Lama yang Tak Lekang Waktu. March 3, 2022. Wayang orang merupakan pertunjukan berupa teater tradisional Jawa. Bentuknya, gabungan seni drama berkembang dalam budaya Barat dan pertunjukan wayang eksis dalam kebudayaan Jawa, pembawaannya tidak lagi dengan boneka atau peraga wayang kulit, melainkan diperankan oleh orang yang dirias sedemikian rupa sehingga mirip dengan tokoh-tokoh wayang. Kostum yang dikenakan juga persis dengan tokoh pewayangan. Cerita yang dibawakan memuat kisah-kisah pewayangan dari Mahabharata maupun Ramayana. Sesekali, ditampilkan pula tokoh Punakawan untuk mencairkan cerita sebagai penggambaran kawulo alit. Di Kota Solo, Wayang Orang Sriwedari menjadi salah satu tradisi tersohor dan masih terjaga hingga saat ini. Berdiri pada tahun 1911, oleh para penggiat budaya Kota Solo, pertunjukan komersialnya dimulai tahun 1922. Perkembangan Wayang Orang Sriwedari di tengah masyarakat semakin populer dengan munculnya siaran di Solosche Radio Vereeniging. Sejak saat itu, Wayang Orang Sriwedari tambah digandrungi warga Solo. Mulanya, Wayang Orang Sriwedari diadakan di komplek Pura Mangkunegaran. Tetapi, krisis ekonomi terjadi pada tahun 1896, sepeninggal Mangkunegaran V yang wafat, aibatnya, para pemain wayang banyak dirumahkan, namun pertunjukan wayang orang tetap dilakukan, dengan keliling dari kampung ke kampung, hingga raja memberi perintah agar Wayang Orang Sriwedari, ditempatkan di Taman Sriwedari. Bangunan ini dibangun pada era Pakubuwana X. Pembangunan Gedung Wayang Orang Sriwedari terus dilakukan, pada tahun 1928-1930 dibangun gedung permanen menampung sekitar 500 penonton (https://surakarta.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah wayang, opera dan konser musik di Surakarta? Seperti disebut di atas, Ketika seni pertunjukkan modern muncul, seni pertunjukkan tradisi terus eksis seperti wayang, bahkan hingga ini hari. Dalam hubungan ini bagaimana peran Sanoesi Pane dalam pengembangan seni tradisi hingga seni pentas modern di ruang terbuka. Lalu bagaimana sejarah wayang, opera dan konser musik di Surakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.