*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Wilayah orang Tengger di ketinggian sebenarnya
memiliki akses ke berbagai penjuru ke Pasoeroean, Probolinggo dan Malang.
Secara geografis tidak benar-benar terisolir, hanya terisolir ke garis angkasa.
Orang Tengger lebih luas penglihatannya dari orang Malang asli sendiri; Orang
Tengger dapat melihat ke utara kota Pasoeroean, Probolinggo bahkan pantai
selatan pulau Madura dan juga dapat melihat laut di pantai selatan Jawa. Tak ada
yang kurang bagi orang Tengger, hanya satu yang sangat ditakutkan mereka yakni
gunung kembali aktif. Untuk menangkalnya orang Tengger dalam tradisi leluhur memberikan
persembahan.
Ngadas sebuah desa di kecamatan Poncokusumo, Malang, salah satu dari 36 desa suku Tengger yang tersebar di dalam empat kabupaten (di tengah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru/TNBTS). Ngadas merupakan kantung (enclave) dari TNBTS berada di ketinggian 2.150 M dpl dengan topografi berbukit. Masyarakatnya berprofesi petani dengan pemeluk kepercayaan Budha Jawa sebesar 50%, Islam 40% dan Hindu 10%. Ngadas dibuka oleh Eyang Sedek abad ke-18 sebagai upaya perluasan pengaruh kerajaan Kasunanan Surakarta. Namun menjadi migrasi masyarakat Tengger yang sebelumnya tinggal di desa lain di sekitar gunung Bromo. Kini hampir 99% warga Ngadas merupakan masyarakat suku Tengger. Dalam kebudayaan Joko Seger dan istrinya Loro Anteng disebut keturunan dewa-dewa. Hubungan antara gunung Bromo dengan warga Ngadas upaya Joko Seger yang pernah mengorbankan putra bungsunya atau putra ke-25 (Kusuma) sebagai sesaji untuk gunung Bromo untuk membuat warga meyakini gunung Bromo tidak akan meletus. Masyarakat Tengger melakukan upacara seperti dilakukan para leluhur untuk memperoleh keselamatan desa. Upacara Kasada merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap tanggal 14 atau 15 bulan purnama. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah orang Tengger berbahasa mirip bahasa Jawa? Seperti disebut di atas, orang Tengger adalah kelompok populasi yang dibedakan dengan orang Jawa di pedalaman Jawa. Namun apa yang membedakaan diantara mereka menjadi menarik untuk diperhatikan, sebab riwayat asal usul orang Tengger diduga sejak era Hindoe Boedha. Lalu bagaimana sejarah orang Tengger berbahasa mirip bahasa Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.