*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kota Kupang adalah
sebuah kota dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Kupang
adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang terletak di pesisir Teluk Kupang,
bagian barat laut Pulau Timor. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara
Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan
jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa,
Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa.
Bahasa Melayu Kupang atau Bahasa Kupang dituturkan di Kota Kupang, Kota Atambua, Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Selatan, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu, Kab. Malaka dan Sekitarnya. Sebagian besar kata sama seperti bahasa Indonesia. Perbedaan mendasar adalah adanya kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis, serta penggunaan "kita" sebagai kata ganti orang pertama tunggal. Bahasa Kupang merupakan kakak dari Bahasa Melayu Ambon. Perbedaan Bahasa Indonesia Baku-Bahasa Melayu Kupang: saya-beta; kami-ketong (kita orang); anda-lu; kalian-basong (basodara dorang). Bahasa Melayu Kupang menggunakan pun untuk mengartikan kepunyaan (terdengar bunyi ng menjadi "pung" sebagai contoh: lu pung buku yang artinya "kamu punya buku" atau Beta pung buku". Awalan ba: dalam bahasa Indonesia adalah ber. Contoh: bajalan (berjalan), baranang. Awalan me: dalam bahasa Melayu Kupang adalah ma atau mo. Contoh: manari (menari) dan Awalan me dalam bahasa Indonesia, awalan ba. Contoh: bamasak (memasak). Lainnya adalah ta-ter; dan penggunaan vor dan to. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu Kupang di Kupang pulau Timor Barat? Seperti disebut di atas bahasa Melayu Kunag dituturkan di kota Kupang dan sekitar. Sejak orang Portugis dan benteng Belanda Concordia di Kupang. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu Kupang di Kupang pulau Timor Barat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982