*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Tehit atau Kaibus adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Papua yang
dituturkan di kampong Kohoin distrik Teminabuan. Bahasa tetatangganya adalah
bahasa Ogit. Dialek bahasa Tehit adalah Tehit Jit, Mbol Fle, Saifi, Imyan, Sfa
Riere, Fkar dan Sawiat Salmeit. Bahasa Tehit berbeda dengan bahasa Tehit Dit,
bahasa Maibrat, bahasa Kalabira dan bahasa Moraid.
Teminabuan adalah sebuah distrik di kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Kata Teminabuan merupakan gabungan dari kata Temini dan Abuan yang berarti "pelabuhan besar". Awalnya orang Tehit dipimpin oleh raja-raja kecil yang berkedudukan di empat weri (bandar), yaitu Weri Sar, Weri Konda dan Weri Kasrer (Seribau), dan Weri Ambuam yang kemudian hari berkembang menjadi Teminabuan. Raja yang paling dominan berkedudukan di Teminabuan, gelarnya Raja Kaibus atau Woronemin dengan raja pertamanya bernama Anggok Kondjol. Penduduk asli Teminabuan adalah suku Tehit, kemudian ada juga suku Imekko dan Maybrat. Ibukota kabupaten, distrik Teminabuan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sorong Selatan tahun 2020 mencatat data keberagaman keagamaan di kecamatan Teminabuan Kristen sebanyak 62,47% (Protestan 59,02% dan Katolik 3,45%) dan Islam 37,40% (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Tehit di distrik Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan Semenanjung Doberai? Seperti disebut di atas bahasa Tehit dituturkan di wilayah Teminabuan. Dialek pegunungan dan dialek pantai. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tehit di distrik Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan Semenanjung Doberai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982