Sabtu, 03 Februari 2024

Sejarah Bahasa (276): Bahasa Mandobo di Kabupaten Dataran Tinggi Boven Digoel; Batas di Provinsi Papua dan Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Mandobo dituturkan oleh masyarakat kampung Persatuan, distrik Mandobo, kabupaten Bouven Digoel, Provinsi Papua. Di sebelah timur kampung Persatuan dituturkan bahasa Muyu, sebelah barat dituturkan bahasa Awyu, di sebelah utara berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Mandobo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Muyu. Bahasa Mandobo berbeda dengan bahasa Mandobo Bawah.


Kabupaten Boven Digoel adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Selatan ibu kota kabupaten di Tanah Merah. Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25–100 m di atas permukaan laut. Kabupaten Boven Digoel termasuk wilayah beriklim panas. Batas Wilayah: Utara distrik Suator di kabupaten Asmat dan Oksibil di labupaten Pegunungan Bintang; Timur distrik Fly Utara di Provinsi Barat, Papua Nugini; Selatan distrik Muting dan Okaba di kabupaten Meraukel Barat distrik Edera, Obaa dan Citak Mitak di kabupaten Mappi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Digul Atas terletak di tepi Sungai Digul Hilir. Pada waktu Perang Pasifik meletus dan menjelang Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven Digoel diungsikan oleh Belanda ke Australia. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Mandobo di kabupaten dataran tinggi Boven Digoel? Seperti disebut di atas bahwa Mandobo di wilayah Boven Digoel. Batas wilayah provinsi Papua dan Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Mandobo di kabupaten dataran tinggi Boven Digoel? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 02 Februari 2024

Sejarah Bahasa (275): Bahasa Marind di Distrik Malind, Kabupaten Merauke; Sungai Kumbe Navigasi Pelayaran Perdagangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Marind adalah bahasa Papua yang dituturkan di Distrik Malind, Kabupaten Merauke, oleh lebih dari 10.000 orang. Dialeknya adalah Marind Tenggara, Gawir, Holifoersch, dan Tugeri. Bian Marind (Marind Barat Laut), juga dikenal sebagai Boven-Mbian, cukup berbeda dan tidak saling dimengerti. Malind adalah sebuah distrik di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Desa: Kumbe, Onggari, Rawasari, Padang Raharja, Kaiburse, Domande, Suka Maju.


Istilah-istilah dalam Bahasa Marind yang Digunakan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke (Papua) dalam Upaya Pengembangan dan Pelestarian Bahasa. February 2013. Richardus Nikolaus dan Erlan Aditya Ardiansyah. Abstract. Sebelah Selatan Papua pun terdapat suku Asmat, Muyu, Mandobo, Mappi, dan suku Marind sebagai suku yang lebih dominan. Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten terluas di Provinsi Papua. Suku asli Merauke adalah suku Marind. Suku Marind tersebar di 20 distrik di kabupaten Merauke. Bahasa asli suku Marind adalah bahasa Marind itu sendiri. Dalam mengembangkan dan melestarikan bahasa, Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke berupaya menggunakan istilah Marind dalam sistem penamaan. Pengunaan bahasa Marind juga digunakan dalam berbagai bidang baik pendidikan, ekonomi, politik, olahraga, militer dan sebagainya. Dalam penelitian ini dibahas tentang istilah dalam bahasa Marind yang digunakan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke dalam mengembangkan dan melestarikan bahasa Marind. Kata Kunci: Papua, Merauke, bahasa Marind, perencanaan bahasa (https://www.researchgate.net/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Marind di distrik Malind, kabupaten Merauke? Seperti disebut di atas, bahasa Marind dituturkan di wilayah Merauke. Kota dan sungai Kumbe navigasi pelayaran perdagangan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Marind di distrik Malind, kabupaten Merauke? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (274): Bahasa Citak Distrik Ti Zain Kabupaten Mappi; Bahasa di Mappi dan Bahasa di Asmat Pantai Barat Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Citak dituturkan oleh suku Citak di kampung Tugumau, distrik Ti Zain, kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Bahasa Citak juga dituturkan di kampung Kumaban, Sagis, Basman, Abau, Kumasma, Womin, Bidnew, Fomu, Tiau, dan Binerbis. Di distrik Senggo terdapat bahasa Awyu Darat, bahasa Asmat Darat, bahasa Korowai, dan bahasa Kombai. Namun, semua kampung di sekeliling |kampung Tugumau berbahasa Citak. Bahasa Citak berbeda dengan bahasa Yabega, Bahasa Ngguntar dan bahasa Tamer Tunai.


Kabupaten Mappi adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kepi, distrik Obaa. Kabupaten ini memiliki penduduk pada tahun 2021 sebanyak 108.285 jiwa, dengan penduduk terbanyak di distrik atau kecamatan Obaa, dan paling sedikit di kecamatan Yakomi. Terbagi menjadi 15 Distrik, 136 kampung, dan 1 kelurahan, dengan Kepi sebagai ibu kota kabupaten. Sebagian besar wilayah Kabupaten Mappi merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 – 100 m dpl. Sekurang-kurangnya ada 14 sungai yang biasa digunakan sebagai sarana transportasi atau penghubung antar distrik. Nama distrik: Obaa, Mambioman Bapai, Citak Mitak, Edera, Haju, Assue, Kaibar, Passue, Minyamur, Venaha, Syahcame, Yakomi, Bamgi, Passue Bawah, Ti Zain. Nama-nama kampong di distrik Ti Zain dengan ibu kota Kumaban teridiri kampong: Basman, Kumaban, Merokima, Mu, Pier, Sagis, Tarwa, Tugumau (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Citak di distrik Ti Zain kabupaten Mappi? Seperti disebut di atas bahasa Citak di distrik Ti Zain. Bahasa-bahasa di Mappi dan bahasa-bahasa di Asmat di pantai barat Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Citak di distrik Ti Zain kabupaten Mappi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 01 Februari 2024

Sejarah Bahasa (273): Bahasa dan Sebutan Bilangan dalam Berbagai Bahasa; Navigasi Pelayaran Perdagangan di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa memiliki aksara dan bilangan memiliki lambang. Elemen dasar suatu bahasa adalah kosa kata. Sebutan bilangan termasuk dalam daftar kosa kata suatu bahasa. Tentang bahasa-bahasa di nusantara terdapat kosa kata yang mirip satu sama lain dan selebihnya adalah perbedaan. Demikian juga sebutan bilangan antara satu bahasa dengan bahasa lainnya ada kemiripan dan perbedaannya. Tentu saja menjadi menarik untuk diperharikan bagaimana sebutan bilangan terbentuk?


Daftar angka dalam berbagai bahasa. Berikut ini adalah daftar angka dari digit 0 - 10 dalam berbagai bahasa: (1) Rumpun bahasa Arab (2) Rumpun bahasa Aramik (3) Rumpun bahasa Ibrani (4) Rumpun bahasa Semitik Timur (5) Rumpun bahasa Ethiopia (6) Rumpun bahasa Mesir (7) Rumpun bahasa Austroasiatik (8) Rumpun bahasa Austronesia: Aceh, Bali, Banjar, Batak, Bugis, Jawa (Kawi), Jawa (Kuno), Kelantan-Pattani, Madura, Makassar, Melayu, Minangkabau, Sasak, Sunda, Melayu Terengganu, Melayu Tetun, Lawangan, Cebuano, Malagasy, Sangir-Minahasa, Tagalog dan Waray-Waray; (9) Rumpun bahasa Papua Barat: Ternate dan Tidore. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan sebutan bilangan dalam berbagai bahasa? Seperti disebut di atas diantara bahasa-bahasa nusantara terdapat sebutan bilangan yang mirip dan sebutan bilangan yang berbeda. Navigasi pelayaran perdagangan di Nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan sebutan bilangan dalam berbagai bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (272): Bahasa dan Kamus dalam Berbagai Studi Bahasa; Pencatatan Bahasa di Nusantara Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Untuk memahami bahasa-bahasa di nusantara, tidak cukup dengan hanya memegang satu kamus. Sebaiknya memiliki banyak edisi, semakin banyak semakin baik dan semakin tua kamus semakin baik untuk mempelajari bahasa tersebut di masa lampau. Sedangkan untuk memperbandingkan bahasa-bahasa di nusantara sebaiknya harus memegang kamus dari berbagai bahasa dan berbeda masa.


Menurut catatan, karya leksikografi tertua dalam sejarah studi bahasa di Indonesia adalah daftar kata Tionghoa-Melayu pada awal abad ke-15. Daftar ini berisi 500 lema. Ada pula daftar kata Italia-Melayu yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Kamus antarbahasa tertua dalam sejarah bahasa Melayu adalah Spraeck ende woord-boek, Inde Malaysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Turcsche Woorden karya Frederick de Houtman yang diterbitkan pada tahun 1603. Kamus bahasa Jawa tertua adalah Lexicon Javanum (1706) yang sekarang tersimpan di Vatikan. Kamus Bahasa Sunda baru ditulis oleh A. de Wilde tahun 1841, dengan judul Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek. Kamus-kamus yang ditulis oleh para ahli bahasa asing tersebut biasanya terbatas pada kamus dwibahasa (bahasa asing-bahasa di Indonesia ataupun sebaliknya). Kamus ekabahasa pertama di Indonesia merupakan kamus bahasa Melayu yang ditulis oleh Raja Ali Haji, berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan kamus dalam berbagai studi bahasa? Seperti disebut di atas berbagai bahasa di nusantara menyebabkan pendaftaran bahasa dilakukan. Pendaftaran bahasa-bahasa di Nusantara era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan kamus dalam berbagai studi bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Rabu, 31 Januari 2024

Sejarah Bahasa (271): Bahasa Asmat di Pulau Papua dan Kota Agats di Pantai Barat Papua; Pedagang, Penjelajah dan Misionaris


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Asmat adalah sebuah bahasa Papua dari rumpun bahasa Asmat-Kamoro. Bahasa ini dituturkan oleh suku Asmat di kabupaten Asmat, Papua Selatan. Bahasa Asmat terdiri atas dialek Pantai Casuarina, Asmat Tengah, Asmat Utara dan Yaosakor. Kota utama dari awal adalah kampong Agats.


Agats adalah sebuah distrik yang berada di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Agats juga merupakan ibu kota dari kabupaten Asmat. Distrik ini terletak di pesisir Selatan Papua, menghadap ke Laut Arafura. Meskipun Agats telah dihuni oleh orang-orang Asmat selama beberapa waktu, sebagai permukiman di tepi laut, permukiman non-pribumi pertama kali muncul akhir 1930-an misi Katolik didirikan dan kemudian tahun 1938 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan pos. Awalnya, tempat bernama Akat dalam bahasa Asmat berarti "bagus" atau "baik", meskipun kemudian berubah menjadi Agats. Namun karena Perang Dunia Kedua, bagaimanapun, Belanda meninggalkan pos Agats pada tahun 1942 karena kehadiran Jepang. Pada tahun 1953, misi Katolik dijadikan permanen dan pada tahun berikutnya, pemerintah Belanda Nugini Belanda mendirikan sebuah pos permanen di Agats, yang melarang praktik pengayauan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti disebut du atas bahasa Asmat dituturkan di wilayah Asmat dan kini kota utama adalah Agats. Pedagang, penjelajah, misionaris dan pemerintah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982