*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hingga
tahun 2017 tidak pernah ditulis sejarah Abdoel Hakim. Di lama Wikipedia nama
Abdoel Hakim hanya ditulis tiga kalimat sebagai orang yang pernah menjadi Wali
Kota Padang. Dari daftar Wali Kota Padang hanya namanya yang ditulis di
Wikipedia sangan minim narasi. Lalu saya bertanya-tanya siapa nama Abdoel
Hakim? Hasil penelusuran data yang saya lakukan ternyata dia adalah Dr Abdoel
Hakim Nasution gelar Soetan Isrinsjah. Abdoel Hakim dalam narasi sejarah
Indonesia menjadi ‘anak tiri’. Dr Abdoel Hakim kelahiran Padang Sidempoean satu
kelas dan sama-sama lulus tahun 1905 dengan Dr Tjipto Mangoenkoesoemo (yang
karir politiknya sebagai ketua NIP cabang Pantai Barat Sumatra). Last but not
least. Dr Abdoel Hakim adalah besan dari MH Thamrin. Itulah sejarah Indonesia
ada yang sadar tidak sadar mengerdilkan yang lain saat menggelembungkan yang
lain. Nasib Abdoel Hakim sama dengan nasib Radjamin Nasution di Soerabaja.
Abdoel Hakim adalah seorang dokter pada era Hindia
Belanda. Ia menjadi Wali Kota Padang periode 1947–1949. Sebelumnya, ia pernah
menjabat Wakil Wali Kota Padang (Loco-Burgemeester Padang) pada masa
pemerintahan Hindia Belanda periode 1931–1942. Ia tercatat sebagai pembina
Kongres Jong Sumatranen Bond di Padang. Lulus dari Sekolah Dokter Djawa pada
1905, Abdoel Hakim pertama kali ditempatkan di Padang Sidempuan, kampung
kelahirannya. Pada 1910, ia dipindahkan ke Binjai. Lalu, ia sempat bertugas di
Tanjung Pura. Kariernya di Sumatra Barat dimulai pada 1919. Ia ditugaskan untuk
mengepalai dinas kesehatan setempat. Pada 1921, ia terpilih sebagai anggota
Dewan Kota (Gemeenteraad) Padang. Ia terus terpilih sebagai anggota dewan
hingga 1942 (kecuali dari tahun 1934 sampai 1938 karena cuti). Freek Colombijn
mencatat perannya sangat penting karena kepribadiannya disukai oleh para
anggota dewan dari kalangan orang Eropa sehingga mereka menjadi lebih bersedia
untuk mendengar anggota dewan pribumi. Pada 1923, ia sempat dipindahkan ke
Boyolali dan Labuhan Deli. Setahun berikutnya, ia kembali ditugaskan ke Padang
sebagai kepala dinas kesehatan Padangsche Benedenlanden. Pada 1931, ia diangkat
sebagai Wakil Wali Kota Padang karena wakil yang sebelumnya mengundurkan diri.
Ia memegang jabatan ini sampai tahun 1942, ketika Jepang menduduki Sumatra
Barat. Saat Agresi Militer Belanda I, Abdoel Hakim dilantik oleh Belanda untuk
menjadi Wali Kota Padang mengisi kekosongan pimpinan setelah tertembaknya Wali
Kota Bagindo Aziz Chan pada 19 Juli 1947. Sebagai wali kota, ia mendukung
negara Indonesia federal. (Wikipedia).:
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Dr Abdoel Hakim Nasution? Seperti disebut
di atas, Dr Abdoel Hakim bukanlah orang biasa, tetapi pelaku sejarah yang
intens memperjuangkan rakyat. Anaknya Mr Egon Hakim yang menculik (dan
menyembunyikannya) Ir Soekarno saat mau dievakuasi Belanda di Padang ke
Australia saat awal penduduk militer Jepang. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.