Senin, 06 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (636): Alam Melayu-Klaim Malaysia Budaya Indonesia; Alam Minangkabau Tidak Klaim Suku Lain

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Mengapa klaim Malaysia terhadap warisan budaya Nusantara mendapat penolakan dari (rakyat dan pemerintah) Indonesia? Apa yang mendasari klaim tersebut dilakukan Malaysia? Mengapa pula Indonesia menganggap miliknya apa yang diklaim Malaysia? Semua itu bermula karena Malaysia membutuhknya, tetapi celakanya tidak memperhatikan konteksnya. Apakah itu terkait dengan konsep Malaysia tentang Alam Melayu? Sebaliknya, apakah ada klaim Indonesia yang ditolak orang dari negara laian? Yang jelas, Alam Minangkabau tidak pernah mengklaim budaya dari suku lain.

Deretan Warisan Budaya ini Pernah Diklaim Malaysia dari Reog hingga Rendang (TEMPO.CO): Malaysia berencana mengajukan Seni Reog Ponorogo sebagai warisan mereka ke UNESCO. Padahal sudah jelas ada embel-embel nama daerah yang menyertai kesenian tersebut, yaitu Ponorogo. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah budaya Indonesia yang pernah diklaim Malaysia. (1) Reog, Malaysia pernah akan mendaftarkan Reog sebagai warisan budaya UNESCO atas nama Malaysia. Kabar klaim atas Reog Ponorogo sudah ada sejak 2007, (2) Lagu Rasa Sayange. Lagu Rasa Sayange diciptakan oleh Paulus Pea dari Maluku yang tercatat pada tahun 1958 di Lokananta, Solo. Lagu tersebut pernah diklaim Malaysia dalam bentuk iklan pariwisata negeri Jiran tersebut dan menampilkan salah satunya lagu Rasa Sayange. (3) Batik. Malaysia mengklaim batik telah menjadi bagian dari kebudayaannya sejak lama. Mengetahui hal itu, Pemerintah Indonesia mengirimkan nota keberatan untuk Pemerintah Malaysia. Kemudian, Indonesia dengan segera mendaftarkan batik ke UNESCO pada 2 Oktober 2008. Setahun setelahnya, pada 2 Oktober 2008 UNESCO mengakui secara resmi batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia. (4) Rendang, Rendang adalah makanan khas Padang, Sumatera Barat. (5) Keris. Senjata tradisional Jawa yang telah digunakan sejak zaman Majapahit menjadi ciri khas Keris. Malaysia sempat mengklaim bahwa Keris adalah warisan nenek moyang mereka. Akan tetapi, pada 25 November 2005 UNESCO menetapkan Keris sebagai lambang budaya warisan milik Indonesia. (6). Songket.  Badan PBB untuk urusan budaya, UNESCO mengakui Songket sebagai warisan  budaya tak benda asal Malaysia pada 15 Desember 2021 lalu. Melalui keterangannya, UNESCO menyebut Songket adalah kain yang ditenun menggunakan tangan oleh perempuan di Semenanjung Malaysia dan Sarawak. (7) Angklung. Angklung dikenal sebagai alat musik khas Sunda. Setelah melalui perdebatan antara Indonesia dengan Malaysia, Angklung terdaftar sebagai budaya lisan dan non bendawi Indonesia di UNESCO pada November 2010.

Lantas bagaimana sejarah alam Melayu dan klaim Malaysia terhadap warisan budaya di Indonesia? Seperti disebut di atas, jumlah warisan budaya yang diklaim Malaysia sudah cukup banyak, tetapi klaim itu ditolak oleh rakyat dan pemerintah Indonesi. Lalu bagaimana sejarah alam Melayu dan klaim Malaysia terhadap warisan budaya di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (635): Buku Pelajaran Sekolah Sejak Hindia Belanda; Pelajaran Sejarah - Budaya Indonesia Kini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel terdahulu telah dideskripsikan sejarah pendidikan di Indonesia maupun di Malaysia. Dalam artikel ini dideskripsikan sejarah buku pelajaran sekolah sejak era Hindia Belanda. Berbeda dengan buku umum, pembuatan buku pelajaran, selain materi, memiliki tujuan khusus dan bersifat unik. Pada masa kini sudah cukup tersedia dan lengkap berbagai buku pelajaran sekolah seperti matematikan, ilmu pengetahuan alam, bahasa, sejarah dan budaya. Buku-buku ini disusun mengikuti kurikulum yang telah digariskan oleh pemerintah (Kementerian Pendidikan). Bagaimana dengan tempo doeloe pada pada saat saat permulaan era Hindia Belanda.

Buku ajar (disebut juga buku pelajaran atau buku teks) adalah buku acuan yang berisi kumpulan materi dalam cabang ilmu tertentu yang disajikan secara komprehensif. Buku ajar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan para pendidik dan biasanya digunakan di lembaga pendidikan. Dalam arti sempit, buku buku pelajaran adalah buku sekolah dan buku-buku lain yang digunakan di sekolah. Saat ini, banyak buku ajar diterbitkan dalam format cetak dan digital. Di Indonesia, buku pelajaran memuat materi pembelajaran dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam mengajarkan siswa untuk bidang studi atau ama pelajaran tertentu. Pedoman belajar bagi siswa berarti menggunakannya sebagai acuan utama dalam mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar di kelas, berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan mempersiapkan diri untuk tes atau ujian formatif dan sumatif. Bagi guru,buku pelajaran dipergunakan untuk acuan dalam membuat desain pembelajaran, mempersiapkan sumber-sumber belajar lain, mengembangkan bahan ajar yang kontekstual, memberikan tugas, dan menyusun bahan evaluasi.  (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah buku pelajaran sekolah di Indonesia? Seperti disebut di atas, pembuatan buku pelajaran sekolah sudah sejak lama (sejak era Hindia Belanda). Kita hanya tahu kini sudah banyak tersedia buku pelajaran sekolah. Bagaimana dengan masa lampau pada era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah buku pelajaran sekolah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Minggu, 05 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (634): Nama Semenanjung Malaya, Melayu dan Negara Malaysia; Hindia Timur hingga Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kapan nama Malaysia muncul? Masih banyak yang bertanya-tenya. Ada yang menulis nama Malaysia muncul pada tahun 1833. Dalam hal ini nama Malaysia harus dibedakan dengan nama Malay dan nama Malajoe/Malayu. Nama Malaysia dihubungkan dengan nama yang dipilih sebagai nama federasi Malaya plus Singapoera, Sarawak dan Sabah.Nama Malaya mengindikasikan nama lama (Semenanjung), sementara nama Malayu adalah nama suku bangsa atau nama bahasa. Sedangka nama Malaysia nama lain, yang kemudian diadposi menjadi nama negara federasi (Malaysia).

Francois Valentijn adalah penulis geografi yang tinggal lama di Amboina. Satu karyanya terkenal adalah Oud en nieuw Oost-Indiën yang terbit tahun 1724 dan 1726 dalam empat volume. Buku Valentijn ini terbilang lengkap untuk nama-nama geografi dari India hingga Hindia Timur. Dalam buku ini ditemukan frase Orang Malajoe dan nama tempat Malacca atau Malaka. Tidak ditemukan nama Malay maupun nama Malatsia.Lantas sejak kapan nama Malaysia atau Malaisia atau Malaijsia muncul? Nama Malay dan nama Malaysia tampaknya bukan terminologi (dalam bahasa) Belanda, tetapi bahasa lainnya, Inggris atau Prancis. Lalu apakah nama Malay atau Malaysia sudah muncul sebelum buku Francois Valentijn terbit?

Lantas bagaimana sejarah nama Malaysia? Seperti disebut di atas, dari berbagai tulisan disebutkan nama tertua Malaysia muncul tahun 1833. Apakah masih ada sumber lain yang mengindikasikan tahun yang lebih tua? Lalu bagaimana sejarah nama Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (633): Nama Turkiye, Pengganti Nama Turki (Juga Nama Burung);Turkye dan Mustafa Kemal Atatürk

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apalah arti sebuah nama? Demikian William Shakespeare. Akan tetapi kita tidak tahu apakah itu bercanda atau serius. Yang jelas ada negara sekelas Turki harus mengubah nama karena nama sebelumnya kurang sesuai. Beberapa hari lalu, perubahan nama (negara) Turki menjadi nama baru Turkiye telah disetujui PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa). Salah satu alasan perubahan nama itu bagi orang Turki karena nama Turki sendiri sebutan orang Eropa (barat) sementara orang Turki memiliki nama sendiri sejak dulu yakni Turkiye. Selain mengembalikan nama lama, orang Turki menyadari nama Turki juga sebagai nama burung.

KOMPAS.com. Ada deretan negara di dunia pernah mengganti namanya. Pergantian nama ini dilakukan dengan berbagai alasan seperti politik, sejarah dan makna. Misalnya Turki yang belum lama ini mengganti namanya menjadi Türkiye. Berikut 7 negara yang pernah mengganti namanya: 1. Turki yang semula memiliki nama internasional "Turkey", kini meminta dunia internasional untuk menyebutnya dengan nama Türkiye. Terkait hal ini, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1 Juni 2022 mengumumkan Turki telah berganti nama dari Turkey menjadi Türkiye. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan "Türkiye adalah representasi dan ekspresi dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai masyarakat Turki,". Pergantian nama ini dikaitkan dengan kekesalan Erdogan atas asosiasi negaranya dengan burung Kalkun yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Turkey. Turki disebut menjadi lebih sadar akan citra. Berbicara tentang ayam kalkun, sesungguhnya diberi nama turkey diambil dari nama negara Turki. 2. Belanda pernah mengubah namanya dari Holland menjadi Netherland. 7. Sri Lanka mengubah namanya dari nama sebelumnya, Ceylon, untuk melepaskan diri dari asosiasi kolonial. Meskipun perubahan nama resmi dilakukan pada tahun 1972, ketika merdeka dari kekuasaan Inggris, baru pada 2011, Sri Lanka secara resmi menghapus nama kolonial lama Ceylon dari penggunaan pemerintah.

Lantas bagaimana sejarah nama Turkiye? Seperti disebut di atas, negara Turki telah mengubah namanya menjadi Turkiye. Konon nama Turki adalah sebutan orang Inggris untuk nama Turkiye. Apakah nama Turkiye ada kaitan dengan nama Mustafa Kemal Atatürk? Lalu bagaimana nama sejarah Turkiye? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sabtu, 04 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (632): Orang Cina Juga Ikut Pemersatu Bahasa Indonesia; Orang Cina Malaysia Hilang Pijakan Bahasa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia menyerap berbagai kosa kata dari Portugis dan Belanda serta Arab dan Cina. Tentu saja dari bahasa daerah. Sumbangan bahasa Cina dalam Bahasa Indonesia cukup signifikan. Namun jarang disinggung dalam narasi sejarah Indonesia, orang Cina juga berperan sebagai salah satu pihak yang turut mempromosikan Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

KOMPAS.com - Berbicara soal etnis Tionghoa, bangsa China punya peran besar terhadap perkembangan di Indonesia, juga dari sisi budaya dan bahasa. Mengutip buku "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia" ditulis Alwi Shahab, orang-orang China memiliki beragam bahasa diserap menjadi bahasa Indonesia sendiri. Kata-kata tersebut nama makanan seperti teh, kecap, juhi, kue, lobak, kucai, lengkeng, capcai, tenteng, kwaci, tahun dan masih banyak lagi. Kata "soto" sendiri dari orang China, juga nama-nama makanan seperti bakso, siomay, lumpia, bakpau, bahcan, tongseng, mie, puyunghai dan masih banyak lagi, Sumbangan bangsa China sebagai bahasa Indonesia juga nama-nama alat keseharian seperti dacin, teko, kuli, piso, cawan, kemoceng, langkan, lonceng, loteng, sampan, bakiak, wayang, tong, gincu, cat, centeng bahkan bangsat. Dalam bahasa prostitusi juga ada berasal dari bahasa China, seperti gundik, cabo atau pelacur, kawin dan comblang. Di kalangan Betawi sendiri, bahasa China memiliki banyak pengaruh kebahasaan. Seperti istilah cingcong yang memiliki cerewet dan cingcai yang bisa berarti sudahlah. Encang dan encing menjadi bagian yang tak terpisahkan di masyarakat Betawi. Kata yang berarti paman dan bibi itu masih digunakan dan cukup familiar. Begitu juga dengan bahasa keseharian perdagangan di masyarakat betawi. Peran etnis China dalam perdagangan membuat penyebutan angka menjadi berubah dan masih sering digunakan hingga saat ini. Seceng, goceng, ceban menjadi bahasa keseharian masyarakat Betawi yang masih lestari hingga saat ini.

Lantas bagaimana sejarah perang oran Cina juga berperan mempromosikan bahasa Melayu/bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Seperti disebut di atas, hanya diketahui bahasa Cina menyumbang kosa kata dalam Bahasa Indonesia, dan kurang terinformasikan persan orang Cina mempromosikan bahasa Melayu/Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah gelar Pahlawan Belanda menurut pandangan AP Godon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (631): Mengapa Nama Indonesia Dipilih? Secara Alamiah Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Persatuan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam soal Bahasa Indonesia tampaknya masih muncul berbagai pertanyaan pada masa kini. Ada yang mempertanyakan mengapa bahasa persatuan Indonesia nama Bahasa Indonesia, mengapa bukan bahassa Jawa yang dijadikan bahasa nasional dan sebagainya. Namun ada juga yang coba menjelaskan tetapi. Pertanyaan-pertanyaan meski tidak relevan tetapi mengindikasikan masih dipahami sepenuhnya. Yang menjadi masalah utama adalah bagaimana menjelaskan duduk soalnya secara tepat. Ada yang coba menulis narasi penjelasanya, tetapi malah dapat meinimbulkan pertanyaan baru.

Dalam berbagai tulisan di internet terdapat judul antara lain: (1) Mengapa Bahasa Jawa Tidak Menjadi Bahasa Persatuan? Bahasa Nasional? Bahasa Resmi?; (2) Sumpah Pemuda: Mengapa Bahasa Indonesia yang Dipilih Sebagai Bahasa Persatuan? Sebaliknya ada judul yang mencoba menjelaskan, antara lain: (1) Kronologi Bahasa Melayu Berubah Menjadi Bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda (Tempo.co); (2) Awalnya Bahasa Melayu sebagai Bahasa Persatuan (Tempo.co); (3) Alasan Bahasa Jawa tidak Dijadikan Bahasa Nasional; (4) Soekarno: Bahasa Jawa Jangan Jadi Bahasa Nasional; (5) Bukan Bahasa Jawa ataupun Melayu. Pada akhir-akhir ini muncu pertanyaan baru, antara lain: (1) Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, Mana yang Lebih Cocok Jadi Bahasa Resmi ASEAN? (berita Republika)

Lantas bagaimana sejarah asal usul bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia dan mengapa nama Indonesia yang dipilih? Seperti disebut di atas, munculnya pertanyaan menandakan minat yang penting arti bahasa penting dan mengindikasikan penjelasan dalam narasi sejarah tidak sepenuhnya diterima. Ada juga yang coba menjelaskan tetapi malah menimbulkan pertanyaan baru. Lalu bagaimana sejarah asal usul bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia dan mengapa nama Indonesia yang dipilih? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..