Senin, 06 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (635): Buku Pelajaran Sekolah Sejak Hindia Belanda; Pelajaran Sejarah - Budaya Indonesia Kini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel terdahulu telah dideskripsikan sejarah pendidikan di Indonesia maupun di Malaysia. Dalam artikel ini dideskripsikan sejarah buku pelajaran sekolah sejak era Hindia Belanda. Berbeda dengan buku umum, pembuatan buku pelajaran, selain materi, memiliki tujuan khusus dan bersifat unik. Pada masa kini sudah cukup tersedia dan lengkap berbagai buku pelajaran sekolah seperti matematikan, ilmu pengetahuan alam, bahasa, sejarah dan budaya. Buku-buku ini disusun mengikuti kurikulum yang telah digariskan oleh pemerintah (Kementerian Pendidikan). Bagaimana dengan tempo doeloe pada pada saat saat permulaan era Hindia Belanda.

Buku ajar (disebut juga buku pelajaran atau buku teks) adalah buku acuan yang berisi kumpulan materi dalam cabang ilmu tertentu yang disajikan secara komprehensif. Buku ajar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan para pendidik dan biasanya digunakan di lembaga pendidikan. Dalam arti sempit, buku buku pelajaran adalah buku sekolah dan buku-buku lain yang digunakan di sekolah. Saat ini, banyak buku ajar diterbitkan dalam format cetak dan digital. Di Indonesia, buku pelajaran memuat materi pembelajaran dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam mengajarkan siswa untuk bidang studi atau ama pelajaran tertentu. Pedoman belajar bagi siswa berarti menggunakannya sebagai acuan utama dalam mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar di kelas, berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan mempersiapkan diri untuk tes atau ujian formatif dan sumatif. Bagi guru,buku pelajaran dipergunakan untuk acuan dalam membuat desain pembelajaran, mempersiapkan sumber-sumber belajar lain, mengembangkan bahan ajar yang kontekstual, memberikan tugas, dan menyusun bahan evaluasi.  (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah buku pelajaran sekolah di Indonesia? Seperti disebut di atas, pembuatan buku pelajaran sekolah sudah sejak lama (sejak era Hindia Belanda). Kita hanya tahu kini sudah banyak tersedia buku pelajaran sekolah. Bagaimana dengan masa lampau pada era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah buku pelajaran sekolah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Buku Pelajaran Sekolah Sejak Era Hindia Belanda; Pelajaran Sejarah dan Budaya Indonesia Kini

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pelajaran Sejarah dan Budaya Indonesia Kini: Narasi Sejarah dan Budaya Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar