Minggu, 05 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (634): Nama Semenanjung Malaya, Melayu dan Negara Malaysia; Hindia Timur hingga Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kapan nama Malaysia muncul? Masih banyak yang bertanya-tenya. Ada yang menulis nama Malaysia muncul pada tahun 1833. Dalam hal ini nama Malaysia harus dibedakan dengan nama Malay dan nama Malajoe/Malayu. Nama Malaysia dihubungkan dengan nama yang dipilih sebagai nama federasi Malaya plus Singapoera, Sarawak dan Sabah.Nama Malaya mengindikasikan nama lama (Semenanjung), sementara nama Malayu adalah nama suku bangsa atau nama bahasa. Sedangka nama Malaysia nama lain, yang kemudian diadposi menjadi nama negara federasi (Malaysia).

Francois Valentijn adalah penulis geografi yang tinggal lama di Amboina. Satu karyanya terkenal adalah Oud en nieuw Oost-Indiën yang terbit tahun 1724 dan 1726 dalam empat volume. Buku Valentijn ini terbilang lengkap untuk nama-nama geografi dari India hingga Hindia Timur. Dalam buku ini ditemukan frase Orang Malajoe dan nama tempat Malacca atau Malaka. Tidak ditemukan nama Malay maupun nama Malatsia.Lantas sejak kapan nama Malaysia atau Malaisia atau Malaijsia muncul? Nama Malay dan nama Malaysia tampaknya bukan terminologi (dalam bahasa) Belanda, tetapi bahasa lainnya, Inggris atau Prancis. Lalu apakah nama Malay atau Malaysia sudah muncul sebelum buku Francois Valentijn terbit?

Lantas bagaimana sejarah nama Malaysia? Seperti disebut di atas, dari berbagai tulisan disebutkan nama tertua Malaysia muncul tahun 1833. Apakah masih ada sumber lain yang mengindikasikan tahun yang lebih tua? Lalu bagaimana sejarah nama Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Semenanjung Malaya, Bangsa Melayu dan Negara Malaysia: Hindia Timur hingga Indonesia

Sejarah Hindia Timur sudah ditulis sejak lama. Seperti disebut di atas, salah satu diantara penulis yang menulis topik tersebut adalah Francois Valentijn dengan judul bukunya Oud en nieuw Oost-Indiën yang terbit tahun 1724. Penulis lainnya adalah John Crawfurd dengan judul bukunya berjudul History of the Indian Archipelago yang terbit 1820.

Wilayah Nusantara oleh orang Eropa disebut India Orienteal (Portugis dan Spanyol), Oost Indien (Belanda), yang mana pada awalnya Inggris mengikuti India Oriental lalu kemudian menjadi East India (Inggris). Orang pribumi kemudian mengikuti terminologi tersebut dengan nama Hindia Timur. Ini mengindikasikan bahwa nama Hindia Timur merujuk dari (anak benua) India karena jalur navigasi pelayaran perdagangan dari barat (Eropa). Orang Tiongkok mengidentifikasi Nusantara dengan nama (pulau-pulau) Laut Selatan.

Nama Oost Indien atau East Indian yang eksis. Lalu kemudian wilayah tersebut disebut Indiaen Archipel (Belanda) yang kemudian diikuti oleh penulis Inggris dengan nama India Archpelago. Lantas dalam hubungan ini, sejak kapan nama Malaysia muncul kali pertama.

Dalam buku John Crawfurd dengan judul bukunya berjudul History of the Indian Archipelago yang terbit 1820 juga terdapat nama Malay sebagai Malay Peninsula (Semenanjung Malaya). Nama Malaya sendiri sebagai semenanjung sudah disebut dalam peta-peta pada era VOC. Namun nama Malay juga disebut ada di India (lihat Haagsche courant, 29-08-1806).

Pada tahun 1830an sudah banyak yang menulis nama Malaysia misalnya judul suatu laporan Japan and Malaysia,their claims upon christendom, exhibited iu Notes of  voyages made from Canton in i837 (lihat Nieuwsblad voor den boekhandel jrg 6, 1839, no 21, 23-05-1839). Nama Malay atau Malaysia adalah terminologi yang masih ‘melayang’.

Dari sisi orang-orang Belanda memiliki persepsi sendiri. Dalam kamus Hollands rijkdom, behelzende den oorsprong van den koophandel,1780 disebut Malacca atau Malay adalah area di bawah hukum orang-orang Belanda  yang tergabung dalam VOC. Satu abad kemudian di dalam ensiklopedia Beknopte en volledige encyclopedie, behandelende alle takken van wetenschap, nijverheid en kunst yang ditulis George Lodewijk Kepper (1875) disebutkan Malaisie atau Malaysia adalah nama yang digunakan Prancis dan Inggris untuk menamai pulau-pulau di Indische Arcbipel dari Oceania hingga Barat Utara (NW) di dalam hubungannya ras Melayu.

Dalam hal ini disebut ‘melayang’ karena orang-orang Inggris juga mengartikannya nama Malaysia bermacam-macam. Misalnya di dalam The Edinburgh Review, 1863 disebutkan ‘route from New Guinea through Malaysia and the Philipines Islands, Formosa and Japanese Islands. Sementara itu di dalam The Saturday Review of Politics, Literature, Science and Art (1869) ‘We certainly know no other book which gives us so complete a survey, historical and scientific, of the islands which together form what is now called Malaysia, Sumatra and Java , Celebes and Timor, Ceram and Buru, Gilolo, and…’.

Sebaliknya, dalam hubungan tersebut, orang-orang Belanda tidak pernah menyebut nama Malay atau Malaysia, tetapi tetap dengan nama Indien, Indie atau Indischen seperti Indiens Archepel, Oost Indien dan Nederladsch Indie. Namun tidak hanya orang-orang Belanda, yang menggunakan nama Indien juga orang-orang Inggris sebagai nama Indian Archipelago. Suatu jurnal yang terbit di Singapoera diberi nama The Indian Archipelago.

Dengan mengikuti soal penamaan nama Malay dan Malaysia bukan datang dari orang-orang Belanda. Nama yang sebelumnya diakui oleh orang-orang Inggris sebagai East India, Indian Archipelago, kemudian muncul nama Malay dan Malaysia dari pihak Inggris. Seperti disebut di atas, George Lodewijk Kepper penulis eksiklopedia (1875) hanya menyebut Malaisie atau Malaysia adalah nama yang digunakan Prancis dan Inggris untuk menamai pulau-pulau di Indische Arcbipel dari Oceania hingga Barat Utara (NW) di dalam hubungannya ras Melayu. Demikian juga dalam kamus Hollands rijkdom, behelzende den oorsprong van den koophandel (1780) disebut Malacca atau Malay adalah area di bawah hukum orang-orang Belanda  yang tergabung dalam VOC.

Nama Malay menjadi semakin menguat dengan munculnya nama The Malay Archipelago sebagai judul buku yang ditulis oleh Alfred Russel Wallace yang diterbitkan pada tahun 1869. Pada masa ini, judul buku inilah yang kerap dirujuk, terumana dari orang Malaysia yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Melayu sebagai Kepulauan Melayu..

Jelas dalam hal ini nama Malay atau Malaysia adalah nama baru, sementara nama lama Indien atau Indian yang kemudian menjadi Indonesia (Richard Logan, 1850) tetap eksis. Tampaknya orang-orang Inggris ingin memiliki nama sendiri untuk menyebut Indian Oriental, Oost Indie, East Indian dengan nama Malay atau Malaysia.

Lantas apa sebenarnya yang melatarbelakangi orang-orang Inggris memperkenalkan nama Malay atau Malaysia ketika nama Oost Indien dan Indiens Archipel atau East India dan Indian Archipelago? Boleh jadi ini bermula ketika nama Oost Indie (VOC) dibubarkan tahun 1799, kerajaan Belanda mengakuisisi wilayahnya dengan membentuk pemerintah Hindia Belanda (Nederladsch Indie), yang lalu kemudian muncul nama British India untuk nama wilayah India. Oleh karena nama Nederladsch Indie kurang lebih sama dengan British India, maka orang-orang Inggris merasa perlu untuk membedakan Oost Indien atau Nederlandsch Indie dengan nama Malaysia atau Malay Asrchipelago. Padahal jika memperhatikan yang disebut di atas dalam kamus Belanda 1780, Malay atau Malaya hanya disebut sebatas (area) Malacca atau Malaka.  

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Negara Malaysia: Nusantara, Hindia Timur hingga Nama Indonesia

Pada masa ini, orang Malaysia mengartikan The Malay Archipelago (Kepulauan Melayu) merujuk pada Semenanjung Malaya yang juga meliputi wilayah Indonesia dan Filipina. Tentu saja orang Indonesia memiliki pandangan sendiri bawa pengertian seperti tidak ada, sebab yang dimengerti orang Indonesia adalah wilayah Kepulauan Indonesia (merujuk pada Indiens Archipel atau Indian Archipelago). Dari segi umur tentu saja Indiens Archipel atau Indian Archipelago jauh lebih tua dari penyebutan Malay Archipelago dan nama ini terus eksis (tidak pernh menghilang).

Seperti disebut di atas, Richard Logan memperkenalkan nama Indonesia untuk menyebut nama Indiens Archipel atau Indian Archipelago pada tahun 1859, Nama baru ini dalam perkembangannya eksis dan kerap digunakan para penulis Belanda maupun Inggris. Lalu pada tahun 1917 di Belanda diadakan Kongres Hindia (Indisch Congres) yang diketuai oleh HJ van Mook. Perwakilan mahasiswa pribumi yang tergabung dalam Indisch Vereeniging (Perhimpunan Hindia) berinisitif untuk menamakan diri sebagai Indonesier (orang Indonesia). Pada saat kongres berikutnya tahun 1918 nama kongres telah disebut Indonesia Congres sebagai nama lain Indisch Congres. Sejak 1917 inilah nama Indonesia diadopsi orang pribumi Hindia yang kemudian semakin mantap pada tahun 1928 saat diadakan Kongres Pemuda di Batavia dengan keputusan kongres: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa: Indonesia.

Nama Indonesia menjadi nama resmi dari berbagai perhimpunan-perhimpunan orang pribumi di Hindia Belanda (Nederlansche Indie). Sementara nama resmi negara adalah Nederlandsch Indie. Dalam hal ini nama Indonesia menjadi nama tidak resmi dari Nederlandsch Indie. Orang-orang Indo/Belanda juga kerap menggunakan nama Indonesia untuk menyebut sebagai pengganti nama Nederladsche Indie.

Pemerintah Hindia Belanda tidak melarang penggunakan nama Indonesia. Tapi bagi orang pribumi nama Indonesia adalah semacam nama perjuangan nasional. Gerakan nasional yang terus berkembang, kemudian juga didukung oleh orang-orangAran dan Cina dengan menyebut partai mereka dengan nama Indonesia. Sampai sejauh ini tidak terlalu masalah bagi Pemerintah Hindia Belanda. Namun situasi cepat berubah, invasi Jepang telah membuat khawatir orang-orang Belanda sehingga berupaya menjalin hubungan kerjasama yang erat dengan orang-orang Indonesia (orang pribumi). Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menyeraj kepada Jepang bulan Maret 1942. Sejak kehadiran Jepang, orang Jepang mengadopsi nama Indonesia untuk seluruh eks Hindia Belanda.

Nama Indonesia telah menjadi melembaga sejak lama dan menjadi resmi pada era (pendudukan) Jepang. Namun tidak lama, Jepang haru mengakuai takluk kepada Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945. Saat vakum ini, para pejuang Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan harinya ketikak statuta negara (UUD) disahkan, nama resmi negara disebutkan nama Indonesia (hingga ini hari).

 

Lantas bagaimana dengan di Malatsia yang sekarang? Pada era Inggris sudah terbentuk Federasi Malaya yang merupakan federasi wilayah di Semenanjung Malaya. Lalu pada tahun 1957 Federasi Malaya merdeka. Pada saat ini ada negara-negara lainnya yakni Singapoera, Sabah dan Sarawak. Lalu kemudian pada tahun 1963 dibentuk Federasi Malaysia (Semenanjung Malaya, Singapoera, Sabah dan Sarawak). Nama yang didugnakan dalam hal ini adalah nama Malaysia, nama yang sudah eksis sejak lama. Akan tetapi, pada tahun 1965 Singapoera melepaskan diri dari Federasi Malaysia dengan membentuk Republik Singapoera.

Pada masa kini, wilayah yang doeloe disebut Oost Indien, East India, Indiaens Archipel, Indian Archipelagi, Indonesia dan Malaysia atau Malay Archipelago, telah terdiri dari beberapa negara, setelah terbentuk negara Filipina, adalah negara Indonesia, negara Brunai, negara Federasi Malaysia dan negara Republik Singapoera. Lalu bagaimana dengan klaim orang Malaysia dengan nama Malay Archipelago (Kepulauan Melayu)? Orang Indonesia memiliki pandangan dan sikap sendiri dengan kukuh atas nama Indonesia atau Kepulauan Indonesia (Indien Archipel atau Indian Archipelago).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar