*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini
Pada tahun 1906 pertandingan sepak bola diadakan di Djokjakarta (baca: Yogyakarta). Pertandingan ini dapat dianggap sebagai awal mula sepak bola di Yogyakarta. Pertandingan sepak bola di Yogyakarta diduga muncul setelah di dua kota sudah muncul kompetisi/tunamen sepak bola yakni di Batavia (1904) dan di Medan (1905). Intensitas pertandingan di Soerabaja, Semarang dan Bandoeng dan dibentuknya federasi sepak bola dunia (FIFA) tahun 1904 juga diduga faktor penting munculnya sepak bola di Djokjakarta.
Pada tahun 1906 pertandingan sepak bola diadakan di Djokjakarta (baca: Yogyakarta). Pertandingan ini dapat dianggap sebagai awal mula sepak bola di Yogyakarta. Pertandingan sepak bola di Yogyakarta diduga muncul setelah di dua kota sudah muncul kompetisi/tunamen sepak bola yakni di Batavia (1904) dan di Medan (1905). Intensitas pertandingan di Soerabaja, Semarang dan Bandoeng dan dibentuknya federasi sepak bola dunia (FIFA) tahun 1904 juga diduga faktor penting munculnya sepak bola di Djokjakarta.
Lapangan sepak bola di Jogjakarta (Peta 1925) |
Ini mengindikasikan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan sepak bola di Djokjakarta lebih lambat jika
dibandingkan kota-kota lain. Akan tetapi tidak ada kata terlambat, sepak bola Djokjakarta
ingin terus maju. Seperti di kota-kota lain, orang-orang Eropa/Belanda yang
mempelopori kegiatan sepak bola yang kemudian tumbuh dan berkembang di kalangan
pribumi. Pada tahun 1929 di Djokjakarta dibentuk perserikatan sepak bola
pribumi yang disebut Persatuan Sepakraga Mataram yang menjadi cikal bakal Persatuan
Sepak Bola Indonésia Mataram (PSIM).
Lantas bagaimana itu terjadi?
Sejarah sepak bola awal di Djokjakarta jarang atau boleh dikatakan tidak
terinformasikan. Untuk itu perlu ditelusuri ke masa lampau bagaimana sepak bola
di Djokjakarta berawal dan bagaimana dinamika selanjutnya.
Tim Sepak Bola Pertama di
Yogyakarta: DOO (Door Oefening Ontwikkeling)
Perserikatan atletik dan
senam (athlethiek en gymnastiek vereeniging) Door Oefening Ontwikkeling di
Utrecht didirikan dan disahkan pemerintah Belanda pada tahun 1906 (lihat
Algemeen Handelsblad, 17-05-1906). Tidak lama kemudian juga diketahui terdapat perserikatan
atletik dan senam Door Oefening Ontwikkeling (DOO) di Djokjakarta yang selain
memiliki tim atletik dan senam juga memiliki tim sepak bola. Tim sepak bola DOO
Djokjakarta ini melawat ke Magelang untuk melawan tim sepak bola Achilles.
Pertandingan yang dilangsungkan hari Munggu tanggal 9 Desember 1906 ini
berakhir dengan sekor 7-1 untuk kemenangan tim Magelang (Het nieuws van den dag
voor Nederlandsch-Indie, 13-12-1906).
Het nieuws van den dag voor NI, 13-12-1906 |
Sejak adanya tim sepak
bola di Djokjakarta (DOO), semakin sering diberitakan sepak bola di Djokjakarta.
Berbagai tim sepak bola bertanding ke Djokjakarta seperti tim dari Solo dan Semarang.
Tim dari tempat jauh juga berdatangan seperti Sparta dari Bandoeng, Oliveo dari
Batavia. Tim sepak bola tetap disebut DOO seperti yang diberitakan De
Preanger-bode, 16-01-1917 bahwa Sparta pada hari Minggu di Djokjakarta akan
memainkan pertandingan melawan klub sepak bola yang didirikan DOO (Door Oefening
Ontwikkeld).
Pada tahun 1914 di Jawa
diadakan Kejuaraan Antar Perserikatan pertama yang diadakan di Semarang.
Kejuaan berikutnya diadakan di Batavia (1915) dan di Soerabaja (1916). Pada
tahun 1917 kembali Kota Semarang sebagai tuan rumah. Kejuaraan tahun 1918
diadakan di Bandoeng. Setelah kejuaran perserikatan di Bandoeng muncul gagasan
untuk mendirikan federasi sepak bola Nederlandsch Indie (Hindia Belanda).
Federasi ini disebut NIVB (Nederlandsch Indie Voetbal Bond) yang kemudian
statuta NIVB disahkan 20 Oktober 1919 dan NIVB diusulkan masuk FIFA. Adapun
tim-tim yang bertanding dalam kejuaraan perseritakatan tersebut
perserikatan-perserikatan yang telah terbentuk di Batavia, Bandoeng, Semarang
dan Soerabaja. Perserikatan-perserikatan di Jawa dan perserikatan di Medan dan
Makassar inilah yang kemudian dibentuk menjadi satu federasi (NIVB).
Perserikatan sepak bola
di Djokjakarta baru dibentuk pada tahun 1920. Pembentukan perserikatan di Djokjakarta
diketahui sebagaimana diberitakan surat kabar Bataviaasch nieuwsblad, 04-06-1920:
‘Kemarin didirikan Asosiasi sepak bola Djokjasche. Tujuan pembentukan
perserikatan sepak bola di Djokjakarta adalah untuk bergabung dengan NIVB’.
Dengan terbentuknya perserikatan, tim Djokjakarta dimungkinkan untuk mengikuti
kejuaraan perserikatan yang kini diselenggarakan oleh NIVB.
Bataviaasch nieuwsblad, 04-06-1920 |
Di Djokjakarta paling
tidak sudah diketahui terdapat tiga klub sepak bola yaitu KVC, de Ajax dan DPH
(Djokjasche Voetbal Hond). Selain itu sudah mulai dilakukan kompetisi sepak
bola di kalangan pelajar seperti AMS, Prinsesjuliana-School, Kweekschool dan MULO
(lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-06-1920).
Het nieuws van den dag
voor Nederlandsch-Indie, 28-12-1921: ‘Djokjakarta, 27 Desember 1921. Pertandingan
sepak bola antara klub perserikatan Djokjasche de Ajax dan klub perserikatan Semarang
Go Ahead berakhir dengan skor 1-1. Kemudian pertandingan antara Tim
Perserikatan Djokjakarta dan Go Ahead berakhir dengan kemenangan 0-3 bagi
Semarangers. Bataviaasch nieuwsblad, 20-04-1922: ‘Djokjakarta 19 April. Pada
hari Selasa, klub Oliveo dari Batavia memainkan pertandingan melawan Tim
Perserikatan Djokjakarta. Klub Oliveo menang setelah pertempuran seru dengan
2-0.
De Preanger-bode, 04-03-1921 |
De Preanger-bode,
27-02-1922 Pada rapat tahunan yang pertama terpilih ketua baru. Mr PJ Perquin,
sekretaris Sosrosoetiksno (dari serikat MAS). Untuk kompetisi berikutnya,
diklasifikasikan dalam divisi-1: Ajax, AMS, Klaten, DVC de Veteran MAS.
sedangkan untuk divisi-2 terdaftar MULO, AMS-2, MAS-2, DVC-2 dan Ajax-2
sementara partisipasi Militer dan Kweekschool masih ragu-ragu.
De Indische courant, 08-02-1923:
‘Malam ini perserikatan sepakbola Djokjasche mengadakan pertemuan umum
tahunan...Sebelumnya, diumumkan bahwa waktu kompetisi yang mana hari Sabtu dan
Minggu akan dimulai. Perserikatan berikut telah mendaftar untuk kompetisi ini,
Untuk divisi-1: Achilles, AMS, MAS, VVM, KJB, Quick, SVV dan Jong Java,
sementara persatuan perserikatan Tionghoa CTHV berjanji untuk bergabung
sesegera mungkin. Untuk divisi-2: Quick, AMS-2, MAS-2, VVM-2, KJB-2, Jong Java-2
dan Sparta. Juga disebutkan bahwa saat ini perserikatan (bond) memiliki 300
anggota.
De Indische courant, 01-12-1923 |
Di Batavia pada tahun 1906 klub-klub
yang tidak tertampung pernah yang semuanya klub-klub pribumi dikumpulkan oleh Dr.
Abdul Rivai untuk membentuk perserikatan sendiri. Di Medan, perserikatan Deli
Voetbal Bond yang dibentuk tahun 1907 mulai mengalami titik balik. Sehubungan
dengan pembentukan perserikatan regional (OSVB) tahun 1915, maka banyak
klub-klub DVB yang tidak memenuhi syarat untuk berkompetisi di OSVB. Klub-klub
yang tidak memenuhi syarat ini hampir semuanya klub-klub pribumi. Lalu pada
tahun 1923 Dr. Radjamin Nasution menyatukan semua klub-klub DVB yang tidak
memenuhi syarat di OSVB menjadi perserikatan sendiri dengan tetap menggunakan
nama DVB. Ketika dibentuk federasi NIVB tahun 1919 wakil perserikatan dari
Medan adalah OSVB. Dalam perkembangannya, juga muncul perserikatan sendiri
untuk klub-klub kantor/perusahaan seperti di Soerabaja dan Batavia.
Perserikatan ini disebut perserikatan sepak bola kantor.
Proposal NIVB untuk
menjadi anggota FIFA kemudian diterima secara resmi pada tanggal 24 Mei 1924
dengan nama Dutch East Indies. Dengan diterimana NIVB menjadi anggota FIFA maka
aturan FIFA harus dijalankan, yang mana anggota NIVB juga harus menjalankan
aturan FIFA. Dalam level perserikatan diumumnkan bahwa setiap pemain hanya
bermain untuk satu klub. Pemain-pemain pribumi banyak yang bermain di dua klub
dan dengan adanya aturan baru para pemain harus menentukan klub yang dibela.
Pada tahun 1927 muncul kisruh di
dalam tubuh organisasi NIVB. Nama federasi NIVB lalu kemudian menjadi Nederlansch
Indie Voetbal Unie (NIVU). Perubahan ini kemudian dilaporkan ke FIFA.
Seperti halnya di Medan,
di berbagai kota di Jawa mulai berkembang perserikatan sepak bola pribumi.
Kota-kota yang telah memiliki perserikatan sepak bola pribumi antara lain Solo
(1923), Soerabaja (1927), Batavia (1928), dan Jogjakarta (1929).
Foto udara lapangan sepak bola di Soeracarta, 1932 |
Bataviaasch nieuwsblad, 24-04-1930 |
Persatoean Sepak Raga
Seloeroeh Indonesia secara definitif dibentuk pada tanggal 19 April 1930.
Federasi baru ini kemudian didaftarkan kepada pemerintah untuk disahkan. Dengan
demikian di Hindia Belanda terdapat dua federasi. Bagi pemerintah hal itu tidak
menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah bahwa NIVU adalah anggota FIFA dan
hanya mengakui satu federasi dari setiap negara. PSSI tidak mungkin lagi
menjadi anggota FIFA dan sudah pasti pengurus PSSI mengetahui itu.
Pembentukan federasi baru, PSSI
menjadi dilema bagi pemain sepak bola. Sebab di Batavia paling tidak ada dua
klub pribumi yang menjadi anggota VBO yang mana VBO adalah anggota NIVU. Di
Medan jumlah klub pribumi lebih banyak di perserikatan OSVB yang mana OSVB
sudah berafiliasi dengan NIVU (sejak federasi NIVB dibentuk tahun 1919).
Federasi NIVU menyambut
baik didirikannya federasi baru, PSSI. Hal ini terungkap dalam butir 7 hasil
keputusan rapat tahunan federasi NIVU (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 26-08-1930). Butir 7 tersebut menyatakan sebagai berikut: Van de oprichting van de Persatoean Sepakraga Seloeroeh
Indonesia (PSSI) gevestigd te Djokja, werd met belangstelling kennis genomen.
Ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya pembentukan federasi PSSI adalah normal.
Sepak bola adalah sepa bola; NIVU adalah NIVU dan PSSI adalah PSSI. Sejauh ini
tidak ada kesan pertentangan politik dalam pembentukan federasi PSSI. Politisasi
mulai baru muncul di ranah sepak bola di Soerabaja pada tahun 1932.
Radjamin Nasution, anggota dewan
kota (gemeenteraad) Soerabaja menggagas diadakannya forum bangsa-bangsa Asia.
Forum ini yang disebut Komite Aksi Persatoean Bangsa Azia kemudian mengadakan
rapat umum di Gedong Nasional Soerabaja (lihat De Indische courant, 23-05-1932).
Dalam rapat ini juga turut dihadiri perwakilan Indo-Arab dan perwakilan
Tionghoa. Disebutkan seorang pembicara yang tampil di podium memberikan paparan
tentang asal mula sengketa antara dewan SVB (perserikatan sepak bola Soerabaja)
dan NIVB (Ned. Ind. Voetbal Bond) dan
editor Sin Tit Po. Dalam akhir pidatonya mengakhiri: ‘Kami tidak kenal SVB!
Kami tidak kenal NIVB! Kami hanya kenal Federasi Sepak Bola Indonesia! (hadirin
bersorak gemuruh). Dalam rapat umum ini juga berbicara Dr. Radjamin Nasution
yang menjelaskan secara rinci bagaimana perselisihan dengan SVB dan NIVB telah
muncul dan apa yang telah dilakukan SIVB (Perserikatan Sepakbola Indonesia
Surabaja) untuk memboikot kejuaraan antara kota. Dr. Radjamin Nasution yang
kini menjadi anggota dewan kota, pengurus inti PBI (bersama Dr Soetomo) pada
tahun 1923 mendirikan perserikatan sepak bola pribumi di Medan (Deli). Semasa
kuliah di STOVIA, Raden Soetomo dan Radjamin Nasution satu kelas. Radjamin
Nasution adalah kapten tim Docter Djawa Club, klub yang berkompetisi di
perserikatan sepak bola Batavia (BVB) dalam lawatan pramusim ke Medan tahun
1907 untuk bertanding dengan Tapanoeli Voetbal Club. Radjamin Nasution di
Soerabaja juga adalah pendiri perserikatan sepak bola kantor (SKVB).
Intrik-intrik politik di
dalam sepak bola semakin menguat sehubungan dengan peningkatan ekskalasi
politik di kalangan revolusioner Indonesia. Boedi Oetomo pada tahun 1935 telah
merger dengan partai politik PBI dengan membentuk Partai Indonesia Raya. Pada
tahun 1937 dua tim sepak bola pribumi (baca: Indonesia) akan melawat ke Jepang.
PSIM Jogjakarta
Tunggu deskripsi
lengkapnya
Info yang sangat bagus
BalasHapus