*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Air Bangis dalam blog ini Klik Disini
Sejarah pendidikan modern (aksara Latin) di Air Bangis sejatinya lebih awal jika dibandingkan di Fort van der Capellen (ibu kota Afdeeling Pagaroejoeng, kini Batu Sangkat) dan Fort de Kock (ibu kota Agam, kini Bukittinggi). Introduksi pendidikan modern juga lebih awal di Air Bangis daripada di Fort Elout (ibu kota Afdeeling Mandailing en Ankola, kini Panyabungan). Air Bangis sejak 1839 menjadi ibu kota Residentie Air Bangis. Residen pertama Air Bangis adalah CPJ Steinmetz (lihat Dagblad van 's Gravenhage, 01-03-1839).
Sejarah pendidikan modern (aksara Latin) di Air Bangis sejatinya lebih awal jika dibandingkan di Fort van der Capellen (ibu kota Afdeeling Pagaroejoeng, kini Batu Sangkat) dan Fort de Kock (ibu kota Agam, kini Bukittinggi). Introduksi pendidikan modern juga lebih awal di Air Bangis daripada di Fort Elout (ibu kota Afdeeling Mandailing en Ankola, kini Panyabungan). Air Bangis sejak 1839 menjadi ibu kota Residentie Air Bangis. Residen pertama Air Bangis adalah CPJ Steinmetz (lihat Dagblad van 's Gravenhage, 01-03-1839).
Introduksi pendidikan modern (aksara Latin), 1826 |
Bagaimana sejarah umum pendidikan di (wilayah)
Pantai Barat Sumatra dan sejarah pendidikan secara khusus di Air Bangis? Secara umum sudah ada yang menulis tetapi kurang didukung data (hanya
sekadar karangan belaka). Lantas apa pentingnya sejarah pendidikan di Air
Bangis? Nah, itu dia! Sejarah pendidikan di Air Bangis yang pasti termasuk yang
awal di wilayah Pantai Barat Sumatra. Introduksi pendidikan di Fort de Kock
(Agam) dan Fort van der Capellen (Tanah Datar) baru diintroduksi tahun 1846.
Yang mengintroduksinya Residen Padangsche Bovenlanden, CPJ Steinmetz (Residen pertama Air Bangis). Lsngkah Steinmetz
kemudian diikuti oleh Asisten Residen Mandailing en Angkola AP Godon (1850). Nah. Lho! Untuk menambah pengetahuan, juga untuk mengoreksi karangan,
mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Introduksi
Pendidikan di Air Bangis: JAW van Ophuijsen di Fort de Kock dan Willem Iskander
di Tanobato
Pendidikan modern melalui introduksi pendidikan
beraksara Latin dimaksudkan Pemerintah Hindia Belanda untuk mendukung diberlakukannya
pemerintahan di seluruh Hindia. Komunikasi melalui tulisan dengan aksara Latin
adalah solusi untuk penyeragam dari sistem tulisan yang beragam: tulisan aksara
Jawa, aksara Arab, aksara Cina, aksara Batak dan sebagainya. Penyelenggaraan
sekolah dengan guru-guru Belanda yang fasih berbahasa Melayu menjadi penting.
Penggunaan bahasa Melayu di sekolah-sekolah yang didirikan sebagai wujud dari
penerapan bahasa Malayu sebagai lingua franca. Aksara Latin dan penggunaan
bahasa Melayu tidak hanya di daerah Melayu tetapi juga di Jawa dan tentu saja
di kota-kota di pantai barat Sumatra, termasuk Air Bangis, Natal dan Tapanoeli.
Sekolah pribumi di Air Bangis (1910) |
Guru Belanda yang menguasai bahasa Melayu yang
ditempatkan di pantai barat Sumatra secara periodik mengunjungi sekolah-sekolah
yang didirikan di Padang, Indrapoera, Pariaman, Air Bangis, Natal dan
Tapanoeli. Sekolah-sekolah ini tentu saja tidak dalam arti fisik (ada gedung
sekolah) dan juga murid-muridnya tidak dalam pengertian usia sekolah (mulai
dari tujuh tahun). Akan tetapi sekolah yang dibentuk tersebut semacam kursus
atau pelatihan dalam upaya memperbanyak populasi yang mahir dalam membaca dan menulis
dalam aksara Latin dan melatih kecakapan dalam berhitung dengan menggunakan
angka Latin/Romawi. Buku-buku pelajaran dan penyediaan ATK
disediakan pemerintah.
Dja Endar
Moeda: Guru di Batahan dan Air Bangis Menjadi Orang Sukses di Padang
Tunggu deskripsi
lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar