*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini
Untuk memahami sejarah, tidak cukup hanya teks atau benda berdasarkan sumber-sumber lama dari zaman kuno seperti surat kabar, majalah, peta dan foto atau benda-benda purbakala atau benda-benda historis lainnya. Teknologi masa kini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapat data (dan fakta baru) tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan kejadian yang bersifat historis. Itulah analisis sejarah masa kini, narasi sejarah yang membutuhkan banyak data dan banyak sumber apapun teknologinya (mulai dari teknologi megalitikum hingga teknologi digital zaman Now). Para peneliti di Google belakangan ini sudah mulai memperkenal Timelapse Google Earth.
Lantas bagaimana sejarah rupa bumi Indonesia? Yang jelas sebelum era staelit (teknologi digital) kita hanya tergantung pada peta-peta yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak peta (dan versinya) semakin baik untuk membangun akurasi (data yang lebih valid). Satu hal yang pasti dalam sejarah rupa bumi Indonesia telah banyak berubah sejak era VOC (yang dapat diperbandingkan dengan masa kini). Masih banyak penulis-penulis masa kini yang berasumsi kota Palembang berada di daerah aliran sungai Musi pada zaman kuno, tetapi dengan bantuan data satelit bisa diinterpretasi justru berada di pantai. Hal serupa juga dengan wilayah kota Jakarta yang sekarang, jangan bayangkan itu dari zaman kuno sebagai daratan. Dalam hal inilah arti penting memorylapse dan timelapse. Nah, untuk lebih memahami sejarah Indonesia, seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional hingga terbentuk Indonesia masa kini, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe dan sumber-sumber zaman Now.
Data Zaman Kuno: Memperkaya Pemahaman dengan Penggalian Data
Tunggu deskripsi lengkanya
Sejarah Indonesia Masa Kini: Maksimukan Teknologi Digital Zaman Now
Tunggu deskripsi lengkanya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar