Rabu, 29 September 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (141): Seputar G-30 S/PKI, Gerakan 30 September 1965 di Jakarta;Pemberontakan dan Strategis Militer

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ini bukan Gerakan G20, tetapi peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau di seputar Jakarta, pada tanggal 30 September 1965 yang kini lebih dikenal sebagai G 30 S/PKI. Dalam hal ini gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia). PKI yang dimaksud, saat itu adalah suatu partai di Indonesia. Gerakan tahun 1965 kerap dihubungkan dengan terjadinya pemberontakan kelompok komunis pada tahun 1948 di Madiun (seputar ibu kota Republik Indonesia di Djogjakarta).

 

Pada saat terjadinya peristwa G 30 S/PKI tahun 1965, kabinet Indonesia adalah Kabinet Dwikora. Kabinet ini kini disebut Kabinet Dwikora  I suatu pemerintah dengan masa kerja dari 27 Agustus 1964 sampai 22 Februari 1966. Presiden pada kabinet ini adalah Soekarno, yang merangkap menjadi Perdana Menteri dengan tiga wakil perdana menteri: Dr. Subandrio, Dr. Johannes Leimena dan Chaerul Saleh. Sebagai Menteri Koordinator Pelaksanaan Ekonomi Terpimpin adalah Adam Malik. Yang menjadi Menteri Koordinator/Kepala Staf Angkatan Bersenjata adalah Jenderal TNI Abdul Haris Nasution; Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen Achmad Yani; Menteri/Panglima Angkatan Laut Laksdya (Laut) RE Martadinata; Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksdya (Udara) Omar Dhani; dan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian Irjend (Pol) Soetjipto Joedodihardjo. Pada bidang teritorial terdapat sejumlah panglima (divisi) plus panglima Kostrad (Mayor Jenderal Soeharto).

Lantas bagaimana sejarah seputar Jakarta pada tanggal 30 September 1965? Seperti disebut di atas, telah terjadi peristiwa yang dihubungkan antara partai PKI di satu sisi dengan situasi dan kondisi pertahanan dan keamanan dimana terdapat peran strategis militer. Lalu bagaimana sejarah seputar Jakarta pada tanggal 30 September 1965? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Gerakan 30 September 1965 di Jakarta

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pemberontakan PKI dan Strategis Militer

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar