*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini
Pendidikan
modern (aksara Latin) di nusantara sesungguhnya sudah dimulai pada era VOC
khususnya yang diselenggarakan misionaris Portugis. Namun hanya tumbuh terbatas
di Maluku tetapi tidak berkembang. Pemerintah VOC mulai mengintroduksi
pendidikan modern aksara Latin di Batavia namun hanya orang-orang Cina yang
meresponnya. Para pemimpin pribumi berusaha memotivasi penduduk pribumi tetapi umumnya
para orang tua menganggap kurang atau belum berguna karena tenaga anak-anak
mereka masih diperlukan untuk membantu pekerjaan dan usaha keluarga.
Pendidikan pada tingkat keluarga orang-orang
Eropa tidak terlalu masalah. Meski pada era VOC belum secara terstruktur
penyelenggaraan pendidikan, orang-orang Eropa bisa baca tulis dalam aksara
Latin. Jika mereka di tempat terpencil, para orang tua mengajari sendiri anak-anak
mereka. Kalau ada guru yang bisa diundang untuk mengajar secara privat mereka mampu
membiayainya. Begitulah kisah pendidikan di era VOC. Pada awal era Pemerintah
Hindia Belanda, dimana banyak populasi orang Eropa didirikan sekolah untuk
anak-anak Eropa-Belanda. Tiga kota yang pertama adalah di Batavia, Semarang dan
Soerabaja. Sehubungan dengan pembentukan cabang-cabang pemerintahan di berbagai
wilayah diadakan pendidikan untuk anak pribumi seperti di Buitenzorg, Chirebon
dan Padang. Namun respon para orang tua masih seperti di era VOC, kurang
termotivasi dan hanya segelintir siswa yang mengikutinya. Penyelenggaraan
pendidikan pribumi sepi sendiri tetapi penyelenggaraan pendidikan untuk
anak-anak Eropa terus berkembang. Baru pada tahun 1848 program pendidikan untuk
pribumi diundangkan dan akan semakin diperluas. Di Sumatra, introduksi
pendidikan modern dimulai di afdeeling Agam di Fort de Kock oleh Residen
Steintmez pada tahun 1846 dan kemudian disusul oleh Asisten Residen AP Godon di
Afdeeling Mandailing en Angkola pada tahun 1849.
Lantas
kapan introduksi pendidikan modern diulai di Atjeh? Yang jelas sebelum Pemerintah Hindia Belanda
membentuk cabang pemerintahan di (Groot) sudah lebih dahulu diintroduksi
pendidikan di Singkil. Bagaimana bisa lebih dahulu di Singkil daripada Kota
Radja? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.