*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Frits,
anak seorang pendeta yang lulus Sekolah Tinggi Teologi di Belanda. Frits sejak
kanak-kanak sudah sangat menyukai permainan catur. Ketika Frits berada di
Belanda sempat bertanding dan mengalahkan Max Euwe (Juara Catur Belanda yang
kemudian menjadi Juara Catur Dunia). Frits juga seorang aktivis mahasiswa yang
tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda yang
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Frits lebih terkenal sebagai
pecatur dan penulis catur daripada seorang pendeta dan pengkhotbah.
Memang tidak ada salahnya seorang pecatur menjadi pendeta, atau sebaliknya tidak dilarang seorang pendeta menggemari permainan catur. Namun kombinasi dua profesi ini sangat jarang terjadi. Tidak hanya itu, Frits juga adalah seorang dosen sejarah di Akademi Wartawan di Djakarta. Pada era Hindia Belanda sudah banyak buku-buku tentang permainan catur yang ditulis dan demikian juga dengan buku sejarah catur. Dalam hal ini, FKN Harahap kemudian juga dikenal sebagai penulis buku catur termasuk buku Sejarah Catur di Indonesia (1986). FKN Harahap juga terbilang produkstif menulis buku. Buku-buku lainnya yang ditulis FKN Harahap antara lain Bagaimana Bermain Catur (1965); Kejuaraan Dunia Sepak Bola Antar Negara (1974); Tokoh-Tokoh Dunia Dalam Lapangan Berpikir (1978); Kejuaraan Dunia Catur (1979); Pembukaan Pembukaan Catur: Jilid 1. Pertahanan Ruy Lopez (Spanyol) (1981); Catur Wanita (1980)’ Pembukaan-Pembukaan Catur Pertahanan Siciilia; Botwinnik Pemain Catur Terhebat; Belajar Main Catur dari Master-Master Internasional dan Nasional (1987).
Lantas bagaimana sejarah FKN Harahap dan para penulis buku catur di Indonesia? Seperti disebut di atas, FKN Harahap adalah seorang pemain catur, yang kemudian menjadi penulis buku. Buku-buku catur sejak era Hindia Belanda hingga Republik Indonesia. Lalu bagaimana sejarah FKN Harahap dan para penulis buku catur di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.